[PUISI] Riang Tanpa Suara

Ada tawa yang dulu pulang bersamaku,
Kini terseret gelombang
Dan hilang tanpa jejak di bibir pantai.
Rumah yang dulu menangkap cahaya,
Menyisakan dinding rapuh
Dan kenangan yang berenang dalam lumpur.
Aku mencari nama-nama yang pernah kupanggil “keluarga”,
Namun air menghapus huruf terakhirnya
Sebelum sempat kupeluk lagi.
Langit masih cerah, anehnya
Seolah lupa bahwa bumi sedang menangis.
Di balik awan,
Doa-doa melayang tanpa suara
Mencari siapa saja yang bisa mereka peluk.
Riang tanpa suara…
Seperti foto yang masih tersenyum
Meski tangan tak lagi mampu meraih masa lalu.
Perpisahan datang tiba-tiba,
Tanpa mengetuk pintu kenangan
Mengambil hangat dari genggaman,
Menyisakan dingin yang tak tahu arah pulang.
Namun di setiap sisa napas yang bertahan
Ada harapan yang tak mau tenggelam
Bertahan di permukaan hati
Berkata pelan,
Suatu hari kita bertemu lagi
Di tempat yang tidak mengenal
Banjir, tsunami, ataupun longsor
Di tempat di mana tawa
kembali bersuara.



















