[PUISI] Tangis di Balik Reruntuhan

Air mata bercampur dengan debu
Membasuh perih luka menganga
Nestapa masih enggan beranjak
Meski sudah berteriak dengan suara serak
Reruntuhan adalah tempat berpijak
Dengan pijakan kaki terhuyung limbung
Menyeduh muram dalam cawan kelam
Berpelukan dengan cahaya suram
Tangis dari manusia tak berdosa
Teriakan serak dari sisi reruntuhan
Memperkirakan kapan muram akan menghilang
Merindu seberkas senyum mengembang
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.