Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Tapi Mengapa Rasa Takutnya Sudah Melekat?

ilustrasi perempuan menatap ke luar jendela (unsplash.com/@kmw152)

Aku menyelamimu terlalu dalam,
hingga tenggelam dan bahkan aku tak mampu menyelamatkan diriku sendiri
Aku jatuh sejatuh-jatuhnya padamu,
tak terkecuali buruk yang kau punya pun aku melihatnya indah

Aku bodoh,
terlebih saat aku tak menyisakan cinta untuk siapa pun,
bahkan untuk diriku sendiri,
karena semuanya untukmu

Aku hanya memiliki satu ketakutan,
ketakutan yang menyebalkan,
yang bahkan ketakutan itu seharusnya tak perlu aku risaukan,
kau tahu? Kehilanganmu adalah ketakutanku,
itu konyol,
karena kau menjadi milikku saja belum,
tapi mengapa rasa takutnya sudah melekat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ida Rahmayani
EditorIda Rahmayani
Follow Us