6 Tanda Mikroplastik Mengintai Makanan Kamu, Waspadai Bahayanya

Mikroplastik mungkin terdengar seperti masalah yang jauh dari kehidupan sehari-hari, tapi sebenarnya ada di sekitar kita. Mikroplastik ada di dalam makanan dan minuman yang kamu konsumsi. Meski ukurannya sangat kecil, partikel ini bisa membawa dampak besar bagi kesehatan.
Para ilmuwan masih meneliti dampak jangka panjangnya, tetapi semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa mikroplastik bisa memengaruhi tubuh manusia. Menurut Bernardo Lemos, seorang profesor di Harvard T.H. Chan School of Public Health, mikroplastik dapat menyerap bahan kimia beracun seperti PFAS yang berisiko tinggi bagi kesehatan.
Sayangnya, plastik butuh waktu ratusan tahun untuk terurai, sehingga mikroplastik terus bertambah di lingkungan. Lalu, bagaimana kamu bisa tahu kalau makananmu sudah terkontaminasi mikroplastik? Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diwaspadai.
1. Sering mengonsumsi teh celup

Jika kamu sering menikmati secangkir teh, perhatikan jenis kantong teh yang kamu gunakan. Menurut penelitian di McGill University, satu kantong teh plastik bisa melepaskan sekitar 11,6 miliar mikroplastik dan 3,1 miliar nanoplastik ke dalam air saat diseduh. Jadi, sebaiknya pilih teh daun yang diseduh tanpa kantong plastik untuk mengurangi paparan mikroplastik.
2. Minum dari botol plastik sekali pakai

Botol plastik sekali pakai selain buruk bagi lingkungan, juga bisa membahayakan kesehatanmu, lho. Menurut Environmental Working Group (EWG), botol plastik dapat melepaskan partikel mikroplastik, terutama jika terkena panas atau gesekan. Jadi, kalau kamu harus menggunakan botol plastik, hindari menyimpannya di tempat panas atau terkena sinar matahari langsung.
3. Memakai talenan plastik saat memasak

Mungkin kamu gak menyadarinya, tetapi talenan plastik bisa menjadi sumber mikroplastik dalam makananmu. Saat memotong bahan makanan di atas talenan plastik, serpihan kecil dari permukaan talenan bisa tercampur dengan makanan yang kamu konsumsi. Sebagai alternatif, kamu bisa gunakan talenan berbahan kayu, kaca, atau baja tahan karat untuk mengurangi risiko kontaminasi.
4. Sayur dan buah yang terpapar pestisida

Beberapa pestisida mengandung nanoplastik yang bisa menempel pada sayuran dan buah-buahan. Menurut Tracey Woodruff, seorang ahli dari UC San Francisco, cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan memilih produk organik jika memungkinkan. Kalau tidak, pastikan kamu mencuci sayuran dan buah dengan baik sebelum mengonsumsinya.
5. Memanaskan makanan dalam wadah plastik

Apakah kamu sering memanaskan makanan dalam wadah plastik di microwave? Jika iya, mungkin sudah saatnya mengubah kebiasaan ini.
Menurut EWG, memanaskan makanan dalam plastik dapat melepaskan jutaan partikel mikroplastik ke dalam makanan. Sebagai gantinya, gunakan wadah kaca atau keramik yang lebih aman untuk memanaskan makanan.
6. Mengonsumsi makanan dari sumber yang berada di posisi atas rantai makanan

Semakin tinggi posisi suatu hewan dalam rantai makanan, semakin besar kemungkinan ia telah mengakumulasi zat berbahaya, termasuk mikroplastik. Menurut Dr. Woodruff, mengonsumsi makanan dari rantai makanan yang lebih rendah, seperti biji-bijian, buah, dan sayuran, bisa mengurangi risiko paparan mikroplastik. Hal ini disebabkan bahan beracun cenderung menumpuk di dalam tubuh hewan yang berada di tingkat trofik lebih tinggi.
Mikroplastik memang sulit dihindari sepenuhnya, tapi dengan mengetahui sumber-sumbernya, kamu bisa mengambil langkah untuk mengurangi paparannya. Mulailah dengan hal-hal kecil seperti mengganti kantong teh dengan daun teh seduh, menggunakan botol minum stainless steel, atau menghindari memanaskan makanan dalam wadah plastik.
Ingat, setiap langkah kecil yang kamu ambil bisa membuat perbedaan besar bagi kesehatanmu dan lingkungan. Jadi, yuk, lebih peduli dengan apa yang kamu konsumsi sehari-hari!