8 Jenis Steak Populer yang Mengalami Proses Dry Aging, Kaya Rasa!

Kamu mungkin pernah mendengar tentang steak dry aged. Ya, teknik ini menjadi sangat populer di restoran-restoran steak kelas atas karena dapat memberikan cita rasa yang lebih dalam dan tekstur yang super lembut. Jadi, kalau kamu lagi sedang mencari steak yang bener-bener menggugah selera, dry aged bisa kamu coba, nih!
Proses dry aging daging ini dilakukan dengan menyimpan daging di ruang yang dikontrol suhu dan kelembapannya. Alhasil, kelembapan dalam daging berkurang sehingga rasa semakin terkonsentrasi dan daging pun jadi lebih empuk. Pastinya, rasa steak jadi lebih kaya. Berikut adalah delapan jenis steak yang mengalami proses dry aging. Jadi penasaran, ya!
1. Ribeye

Ribeye menjadi salah satu jenis steak yang paling populer dalam teknik dry aging. Sebab marbling atau lemak dalam ribeye memberikan cita rasa kaya dan juicy.
Ribeye mempunyai lemak yang tersebar di seluruh daging, membuatnya tetap lembut dan lezat saat dimasak. Proses dry aging pada ribeye akan memperdalam cita rasa serta menghasilkan steak yang benar-benar menggugah selera.
Setelah mengalami dry aging, ribeye jadi semakin lezat dengan perpaduan rasa daging dan lemak yang lebih intens. Steak ini kerap menjadi favorit para penikmat steak karena mampu mempertahankan kelembutannya meski mengalami proses aging yang cukup lama. Dengan tekstur yang juicy dan cita rasa yang kuat, ribeye menjadi pilihan utama bagi kamu yang mencari kenikmatan rasa steak sejati, lho.
2. New York strip

New York strip atau yang juga dikenal sebagai strip loin, merupakan jenis steak yang terkenal dengan cita rasa daging yang kuat dan tekstur yang seimbang. Steak ini memiliki jumlah lemak yang sedang, sehingga memberikan rasa yang lezat tanpa terlalu berlemak. New York strip dikenal karena serat dagingnya yang terlihat jelas yang semakin memperkuat cita rasa saat dimasak.
Proses dry aging pada New York strip menghasilkan rasa daging yang lebih mendalam dan tekstur yang lembut. Steak ini juga jadi salah satu pilihan utama di banyak restoran steakhouse karena mempunyai keseimbangan sempurna antara kelembutan dan cita rasa daging yang kuat.
3. Porterhouse

Porterhouse adalah jenis steak yang menawarkan pengalaman makan yang unik dengan menggabungkan dua bagian daging yang berbeda, yakni tenderloin dan strip steak.
Dengan proses dry aging, porterhouse menghasilkan cita rasa yang kaya dengan dua tekstur berbeda, yaitu tenderloin yang lembut dan strip steak yang lebih berotot. Kombinasi ini menjadikan porterhouse pilihan yang sempurna bagi penikmat steak yang ingin merasakan variasi dalam satu potongan daging.
Dry aging pada porterhouse memberikan rasa yang lebih mendalam pada kedua bagian daging tersebut. Di samping itu, proses aging ini juga meningkatkan tekstur dan kelembutan dari setiap potongan daging, memberikan pengalaman makan steak yang memuaskan dari awal sampai akhir, nih.
4. T-Bone

T-Bone merupakan potongan steak yang mirip dengan porterhouse, namun biasanya lebih kecil dan sering menjadi pilihan utama dalam teknik dry aging. Potongan daging ini ada di tulang dengan bentuk huruf "T" yang memisahkan tenderloin dari strip steak.
Daging di area ini memberikan kombinasi yang menarik antara kelembutan dan cita rasa yang kuat, lho. Dry aging pada T-Bone meningkatkan rasa daging yang gurih dan memberikan tekstur yang lembut di setiap gigitannya.
Kamu dapat merasakan perpaduan yang sempurna antara tekstur lembut tenderloin dan kelezatan strip steak pada T-Bone yang sudah di-dry age. Steak ini pas untuk kamu yang ingin menikmati steak dengan rasa daging yang kuat tanpa kehilangan kelembutannya.
T-Bone jadi pilihan ideal bagi penikmat steak yang ingin merasakan dua tekstur dalam satu potongan daging, nih.
5. Tomahawk

Tomahawk merupakan potongan steak ribeye yang memiliki tulang panjang, memberikan tekstur yang menarik perhatian. Potongan daging ini mempunyai marbling yang melimpah, yang memberikan cita rasa daging yang kuat serta juicy. Proses dry aging pada Tomahawk dapat memperkuat intensitas rasa daging yang sebenarnya sudah kaya. Jadi, gak mengherankan kalau tomahawk menjadi salah satu jenis steak paling populer di restoran kelas atas.
Dengan tulang panjang yang menonjol, tomahawk memikat secara visual dan memberikan pengalaman rasa yang tak tertandingi. Daging yang lembut dan berlemak setelah di-dry age menciptakan sensasi juicy dan gurih di setiap gigitan, nih.
6. Filet mignon

Filet mignon dikenal bertekstur lembut dan rendah lemak. Ketika di-dry age, filet mignon bisa memiliki tekstur yang lebih buttery dan rasa yang lebih halus. Proses ini membantu meningkatkan karakter rasa yang lembut dan menjadikannya pilihan yang menarik bagi pencinta steak.
Meski gak seberlemak seperti potongan steak lainnya, filet mignon yang telah di-dry age tetap memberikan pengalaman makan yang memuaskan, kok. Steak ini sangat cocok untuk kamu yang mencari steak dengan rasa ringan namun tetap lembut dan juicy. Jenis steak ini sangat pas untuk pencinta steak dengan rasa yang halus.
7. Sirloin

Sirloin termasuk jenis steak yang fleksibel dan memiliki rasa daging yang alami. Meski biasanya gak memiliki lemak sebanyak ribeye atau New York strip, sirloin tetap menjadi favorit karena cita rasanya yang kuat. Proses dry aging pada sirloin dapat memperdalam rasa daging, membuatnya lebih gurih dan lembut di setiap gigitan.
Dengan harga yang lebih terjangkau kalau dibandingkan beberapa potongan lainnya, sirloin sangat cocok untuk kamu yang ingin menikmati rasa steak yang kaya tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya.
Dry aging membantu untuk memperkuat cita rasa alami dari sirloin, dengan rasa daging yang autentik dan penuh.
8. Cote de boeuf

Côte de Boeuf, dalam bahasa Prancis berarti rib steak, merupakan potongan daging yang sering kali di-dry age di restoran-restoran mewah. Potongan ini terkenal karena lemak dan rasa daging yang intens. Dengan proses dry aging, côte de Boeuf mencapai puncak rasa yang lezat dan menjadikannya salah satu steak paling mewah yang bisa kamu nikmati.
Pengalaman makan côte de Boeuf yang sudah di-dry age merupakan kombinasi sempurna antara rasa yang kaya dan tekstur yang lembut. Steak ini menjadi favorit di kalangan pencinta steak yang menginginkan rasa daging yang intens dan juicy.
Teknik dry aging memerlukan perhatian khusus dan keterampilan. Itulah mengapa teknik ini menjadi salah satu metode aging yang paling dicari di dunia kuliner. Dengan proses yang panjang dan penuh perhitungan, daging yang dihasilkan mempunyai cita rasa yang unik serta tekstur yang lembut, memberikan pengalaman makan steak yang tak terlupakan.
Apa saja jenis steak populer yang mengalami proses dry aging dan sudah kamu coba? Share pengalamanmu makan steak di kolom komentar ya!