5 Alasan Seseorang Tidak Suka Makan Sushi, Beda Selera

- Hidangan disajikan dingin
- Ikan mentah dan perpaduan komposisinya
- Minimnya penggunaan bumbu pada sajian sushi
Jenis seafood khas Indonesia yang sering kita temui sehari-hari adalah ikan tenggiri, kerapu, udang, kerang dan cumi-cumi. Teknik yang digunakan untuk memasak seafood di Indonesia umumnya dengan cara tumis, goreng, kukus, bakar, disertai bumbu dan rempah berlimpah untuk mengolahnya. Cukup berbeda dengan sajian seafood khas Jepang, yakni sashimi yang juga diolah menjadi isian sushi.
Sushi sering kali hadir dengan isian seafood segar tanpa dimasak terlebih dahulu. Jenis ikan yang umum digunakan di restoran Jepang yaitu ikan salmon, tuna, mackerel dan ikan ekor kuning. Walau terlihat nikmat dan menggoda, ada orang tidak suka makan sushi karena beberapa alasan. Kemungkinan lima alasan berikut ini menjadi faktor seseorang tidak suka makan sushi.
1. Hidangan disajikan dingin

Sumber protein pada sushi seperti ikan mentah dan telur ikan khas Jepang, biasanya disimpan dalam lemari pendingin agar kualitasnya tetap segar. Sedangkan nasi sushi berada pada temperatur suhu ruang, sehingga saat dihidangkan, makanan akan terasa dingin. Hal ini berbeda dengan makanan Indonesia yang umumnya dihidangkan panas-panas dan membuat perut hangat. Bisa jadi, hal ini membuat seseorang tidak terbiasa menyantap makanan yang disajikan dengan temperatur dingin.
2. Ikan mentah dan perpaduan komposisinya

Bagi sebagian orang, menyantap daging mentah merupakan hal aneh dan menggelikan. Tekstur daging yang kenyal, licin, dingin dan aroma ikan yang pekat dapat membuat seseorang merasa mual dan tidak sanggup menelan. Selain masalah daging mentah, macam-macam komposisi di dalam gulungan sushi juga dirasa kurang cocok. Perpaduan buah alpukat, daging kepiting, udang, belut, daging ikan mentah, telur ikan, dan rumput laut yang dibungkus dengan nasi, bukanlah kombinasi yang familier bagi beberapa orang.
3. Minimnya penggunaan bumbu pada sajian sushi

Tidak seperti makanan khas Indonesia yang kaya rempah dan bumbu, umumnya sushi tidak dibumbui, bahkan dengan garam sekalipun. Nasi sushi hanya diberi sedikit cuka beras khas Jepang, sedangkan ikan dan lauk lainnya di dalam gulungan sushi tidak diberi bumbu. Hal ini juga menjadi alasan seseorang tidak suka sushi karena dirasa hambar.
4. Saus pelengkap yang kurang cocok di lidah

Tujuan sushi dan sashimi tidak diberi bumbu berlebihan adalah untuk menonjolkan rasa otentik dari daging ikan segar serta komponen seafood di dalamnya. Untuk menambah rasa gurih, sushi dilengkapi saus pelengkap seperti kecap shoyu, wasabi dan acar jahe. Shoyu Jepang memberi elemen rasa yang seimbang seperti rasa asin, sedikit manis dan umami atau gurih. Wasabi mempunyai rasa yang pedas, sangat tajam, menyengat dan sedikit asam. Sedangkan acar jahe mengeluarkan rasa asam dari cuka, sedikit manis dan sensasi pedas khas jahe. Lagi-lagi, ketiga rasa saus pendamping ini juga terasa asing di lidah beberapa orang.
5. Cara makan dalam satu suapan

Cara terbaik untuk makan sushi adalah dengan sekali lahap, tujuannya agar tekstur dan rasa dari seluruh komponen sushi dapat berpadu sempurna ketika dikunyah dalam mulut. Sedangkan kalau digigit sebagian, nasi dan isian sushi akan berserakan dan dirasa kurang enak saat disantap. Bagi beberapa orang, cara makan seperti ini akan membuat mual. Ketika mulut terlalu penuh dengan makanan, seseorang akan sulit mengunyah dan menelan. Ditambah pula dengan rasa yang kurang cocok dengan selera, maka rasa mual semakin menjadi-jadi.
Penyajian makanan di setiap negara dapat berbeda-beda dari segi bumbu, teknik mengolah dan bahan dasar yang digunakan. Sebuah ungkapan ‘beda lidah, beda selera’, ada benarnya. Kalau kamu, termasuk orang yang tidak suka makan sushi atau malah menyukainya, nih?