5 Tips Olahraga di Bulan Ramadan biar Gak Loyo, Wajib Dicoba!

Dirangkum dari HealthXchange dan Women's Health, olahraga saat waktu makan dan minum terbatas apalagi saat perut kosong tidaklah mudah. Apalagi kalau pekerjaan kamu tergolong menguras banyak tenaga, ditambah kondisi cuaca panas. Makin bikin loyo!

Untuk itu, pemilihan waktu olahraga saat puasa Ramadan sangat penting. Hal ini akan membantumu untuk berolahraga dengan aman dan sustain.

Beberapa orang memilih olahraga sesaat sebelum berbuka puasa, ada juga yang berolahraga setelah salat tarawih, ada juga yang lebih senang melakukannya sebelum sahur. 

Tentunya ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada waktu-waktu tersebut. Jadi, sesuaikan saja dengan preferensimu.

Tubuh kita terdiri dari 60–70 persen air, sehingga air menjadi hal fundamental yang tidak boleh terlewatkan dalam satu hari. Kurangnya air yang kita konsumsi akan memberikan efek samping yang bisa berbahaya, yaitu dehidrasi.

Biasanya, gejala dehidrasi antara lain sakit kepala, pusing, lemas, bahkan jika parah dan tidak ditangani bisa memicu kematian.

Menjaga hidrasi saat tidak puasa bisa dilakukan dengan minum di sela-sela aktivitas olahraga, akan tapi berbeda halnya dengan saat berpuasa. Selain memperbanyak minum saat sahur atau buka puasa, kamu juga dianjurkan untuk konsumsi sayur dan buah selama waktu makan tersebut.

Hindari minum air sekaligus dalam jumlah banyak agar tidak membuatmu mual. Kamu bisa mendistribusikan minum air putih sesaat setelah bangun tidur, setelah sahur, saat buka puasa, setelah salat magrib, setelah makan malam, sesudah salat isya, setelah salat tarawih, dan sebelum tidur.

Dihimpun dari Everyday Health dan Women's Health, untuk menjaga badan tetap kuat dan tidak loyo saat berpuasa, kamu bisa mengurangi beban dan kecepatan olahragamu.

Misalnya, kalau saat tidak puasa kamu biasa mengangkat beban seberat 10 kg (kg), maka saat puasa kurangi menjadi 5 kg. 

Atau, saat kecepatan lari kamu adalah 6 km/jam, maka saat puasa kurangi menjadi 9 atau 10 km/jam. Hal ini akan membantumu untuk tetap kuat selama berolahraga dan tidak mengalami dehidrasi.

Para ahli menganjurkan untuk mengurangi beban olahraga sebesar 40 persen atau pada intensitas rendah hingga sedang. Ini karena tubuh kita menghindari cedera akibat kelelahan dan mencegah terjadinya burnout. Kamu tidak mau sampai mengalami cedera, kan?

Selain merupakan bulan yang istimewa karena banyak keutamaan dan pahala dilipatgandakan, bulan Ramadan sering digunakan sebagai momentum terbaik untuk menurunkan berat badan.

Tidak seperti hari biasanya, kamu bisa mengontrol makanan yang masuk sehingga kalori pun terkendali.

Hindari olahraga berlebihan karena ini bisa membuat tubuh kamu menjadi lemas dan membuat olahraga tidak lagi menyenangkan. Padahal, salah satu manfaat dari olahraga adalah menurunkan stres. So, be kind to yourself!

Waktu berbuka puasa adalah saat yang paling dinanti setelah seharian berpuasa. Beragam takjil, mulai dari berbagai es, gorengan, hingga jajanan pasar bisa dinikmati. Alhasil, ketika azan magrib berkumandang, mata dan mulut kita cenderung kalap saat buka puasa.

Kalau sudah kalap begini, kita tidak lagi memikirkan gizi dalam makanan ataupun minuman yang dikonsumsi. Padahal, mencukupi kebutuhan gizi adalah salah satu hal yang penting buat kesehatan tubuh kita.

Menurut ahli, mengombinasikan makanan tinggi serat dan protein dapat membantu kita lebih kuat ketika berpuasa. Lambung akan mencerna makanan tersebut dengan lambat, sehingga kita akan merasa kenyang lebih lama. 

Itu dia beberapa tips yang bisa kita terapkan selama bulan Ramadan. Meskipun puasa, tidak ada alasan untuk tidak berolahraga. Semangat!