6 Hal yang Menyebabkan Luka Sulit Sembuh, Bukan Hanya karena Diabetes

Meskipun kecil, luka harus dirawat dengan tepat agar terhindar dari infeksi serta mempercepat proses penyembuhannya. Sayangnya, perawatan luka yang keliru akan membuatnya lebih rentan mengalami peradangan.

Mengutip Medical News Today, luka akan sembuh lebih lama jika telah terkontaminasi oleh mikroba, misalnya saja bakteri. Adanya infeksi pada area kulit yang terbuka membuat sistem kekebalan tubuh ikut melawan mikroorganisme itu sehingga proses penyembuhan jadi lebih lama. Hal ini bertujuan agar peradangan tidak menyebar ke area lainnya.

Ada beberapa gejala lain yang muncul dari luka yang terinfeksi. Mulai dari demam, rasa nyeri yang tak kunjung hilang, kemerahan, serta keluarnya cairan hijau atau kekuningan pada luka.

Bagi pengidap diabetes, luka yang sulit sembuh menjadi masalah yang sering dikeluhkan. Kondisi ini terjadi akibat tingginya kadar glukosa yang membuat pembuluh darah menyempit. Akibatnya, aliran darah akan terhambat sehingga nutrisi menjadi sulit mencapai ke bagian tubuh yang terluka. Inilah alasannya mengapa luka menjadi sulit sembuh.

Selain itu, kadar glukosa yang tinggi menyebabkan sel darah putih bekerja tidak optimal, mengutip Healthline. Perlu kamu ketahui bahwa sel darah putih berperan sebagai sistem imun. Akhirnya, membuat luka menjadi rentan mengalami infeksi.

Tak bisa dimungkiri jika nutrisi memegang peranan penting bagi kesehatan. Mulai dari sebagai sumber energi, membantu metabolisme, memperbaiki sel-sel tubuh, mengatur cairan elektrolit hingga pembentukan hormon maupun enzim.

Salah satu peran keseimbangan nutrisi adalah membantu proses penyembuhan luka. Dilansir Cleveland Clinic, tubuh memerlukan energi yang ekstra untuk memperbaiki serta membangun jaringan dan sel yang rusak.

Jadi, pastikan kamu memenuhi kebutuhan nutrisi, seperti kaya akan protein, vitamin A dan C, zat besi, serta seng. Pasalnya, semua zat gizi tersebut dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.

Tak hanya diabetes, bagi pengidap hemofilia, luka atau cedera yang dialami juga akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh. Pasalnya, darah akan sukar berhenti akibat kurangnya protein yang berperan dalam pembekuan.

Kondisi inilah yang akhirnya mengganggu proses pembekuan darah, mengutip Kids Health. Oleh sebab itu, pengidap hemofilia harus melakukan pertolongan pertama segera mungkin agar darah bisa cepat berhenti. Beberapa kondisi lainnya juga dapat menghambat proses penyembuhan luka, seperti penyakit arteri perifer, trombositopenia, serta penyakit autoimun.

Dampak mengonsumsi alkohol apalagi secara berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Salah satunya dapat menghambat proses penyembuhan luka atau cedera.

Menurut penelitian yang dimuat dalam Alcoholism: Clinical and Experimental Research tahun 2011, dijelaskan bahwa konsumsi alkohol berlebih dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan energi. Padahal, tubuh perlu menjaga kelembapan kulit serta membutuhkan energi ekstra untuk membantu memperbaiki dan membentuk sel-sel baru.

Tak sedikit orang yang membiarkan lukanya terbuka begitu saja. Tujuannya mungkin agar luka mengering dan cepat sembuh. Namun, faktanya tidak semua jenis luka harus diperlakukan sama.

Beberapa jenis luka justru harus diperban agar tak terkena infeksi dan mempercepat proses penyembuhannya. Sebab, luka yang dibiarkan terbuka begitu saja akan lebih rentan terkena gesekan atau benturan oleh suatu permukaan.

Alih-alih cepat sembuh, membiarkan luka terbuka akan berpotensi menyebabkan trauma atau cedera berulang. Kebiasaan inilah yang justru akan membuatnya membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

Agar luka cepat sembuh dan tidak terkena infeksi, melakukan pertolongan pertama yang tepat serta merawat luka itu sangat penting dilakukan. Nah, jika luka yang miliki tak kunjung membaik serta kamu mengalami demam dan gejala lainnya, ini artinya segeralah berkonsultasi ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.