Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Langkah Investasi Kesehatan Saat Masuk Usia 30 Tahun, Pahami!

ilustrasi pria berolahraga (freepik.com/senivpetro)
ilustrasi pria berolahraga (freepik.com/senivpetro)
Intinya sih...
  • Membentuk pola makan seimbang dan berkelanjutan untuk menjaga metabolisme tubuh dan mencegah risiko penyakit degeneratif seperti diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi.
  • Menjadwalkan aktivitas fisik secara teratur untuk menjaga massa otot, fungsi jantung, dan kepadatan tulang, serta mengelola stres, suasana hati, dan kualitas tidur.
  • Mengelola stres dengan teknik yang terbukti ampuh seperti meditasi dan latihan pernapasan dalam, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mendeteksi dini potensi gangguan tubuh.

Memasuki usia 30 tahun sering kali menjadi titik balik dalam hidup. Masa ini bukan lagi tentang pencapaian instan, melainkan tentang membangun fondasi jangka panjang, termasuk dalam hal kesehatan. Berbagai perubahan fisik mulai terasa, stamina tidak sekuat masa dua puluhan, dan risiko penyakit degeneratif mulai meningkat. Pada masa ini, keputusan yang diambil berpengaruh langsung terhadap kondisi tubuh dalam dua hingga tiga dekade mendatang.

Investasi kesehatan menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditunda. Pola hidup yang terbentuk sejak usia dua puluhan tidak selalu cocok untuk dijalankan dalam dekade berikutnya. Ketahanan fisik, stabilitas emosi, serta daya tahan tubuh memerlukan strategi yang lebih terstruktur. Memahami bahwa tubuh memiliki batas, serta menyadari pentingnya pencegahan, menjadi pijakan awal untuk menjalani kehidupan yang produktif dan seimbang.

Tanpa basa-basi lagi, yuk simak ketujuh langkah investasi kesehatan saat masuk usia 30 tahun berikut ini. Jangan ketinggalan info!

1. Membentuk pola makan yang seimbang dan berkelanjutan

ilustrasi pria makan salad (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria makan salad (freepik.com/freepik)

Pola makan yang seimbang merupakan fondasi dari kesehatan jangka panjang. Saat memasuki usia 30 tahun, metabolisme tubuh mulai melambat secara alami. Jika tidak diimbangi dengan pola makan yang tepat, lemak tubuh akan lebih mudah menumpuk dan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, serta tekanan darah tinggi semakin meningkat. Konsumsi makanan tinggi serat, protein berkualitas, lemak sehat, dan karbohidrat kompleks membantu menjaga kestabilan energi.

Menghindari makanan olahan, minuman manis, serta asupan berlemak jenuh menjadi bagian penting dari investasi ini. Memasukkan lebih banyak sayuran hijau, buah-buahan segar, ikan laut, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat memperbaiki sistem pencernaan dan menjaga imunitas. Gaya makan plant-based yang diterapkan sebagian orang terbukti mampu menurunkan inflamasi kronis.

2. Menjadwalkan aktivitas fisik secara teratur

ilustrasi pria berolahraga (freepik.com/ArthurHidden)
ilustrasi pria berolahraga (freepik.com/ArthurHidden)

Olahraga bukan sekadar sarana menurunkan berat badan, tetapi juga merupakan bagian penting dari pemeliharaan sistem kardiovaskular, pernapasan, dan otot. Pada usia 30-an, massa otot mulai mengalami penurunan alami, dikenal sebagai sarcopenia. Jika tidak diantisipasi dengan aktivitas fisik yang teratur, kekuatan tubuh akan menurun secara perlahan. Olahraga aerobik seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, maupun latihan kekuatan seperti angkat beban sangat direkomendasikan.

Meluangkan waktu minimal 150 menit per minggu untuk aktivitas intensitas sedang mampu meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru. Latihan kekuatan dua kali seminggu penting untuk menjaga kepadatan tulang dan metabolisme tubuh. Selain itu, olahraga juga membantu mengelola stres, memperbaiki suasana hati, serta meningkatkan kualitas tidur.

3. Mengelola stres dengan teknik yang terbukti ampuh

ilustrasi pria melakukan yoga (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria melakukan yoga (freepik.com/freepik)

Stres merupakan bagian dari kehidupan modern yang tidak bisa dihindari, tetapi bisa dikelola dengan pendekatan yang tepat. Pada usia 30 tahun, tanggung jawab pekerjaan, keluarga, serta sosial cenderung meningkat, sehingga kemampuan mengelola tekanan menjadi keterampilan vital. Jika stres tidak dikelola dengan baik, maka dampaknya bisa terlihat dalam bentuk gangguan tidur, penurunan sistem imun, hingga gangguan pencernaan kronis. 

Teknik seperti meditasi, mindfulness, latihan pernapasan dalam, serta aktivitas kreatif seperti menulis jurnal atau menggambar dapat menjadi cara untuk meredakan stres harian. Rutinitas tidur yang konsisten juga membantu sistem saraf menjadi lebih tenang. Dalam jangka panjang, pengelolaan stres yang sehat akan menjaga keseimbangan hormon dan memperkuat daya tahan tubuh terhadap tekanan mental maupun fisik.

4. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan berkala

ilustrasi pria melakukan pemeriksaan kesehatan (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi pria melakukan pemeriksaan kesehatan (freepik.com/pressfoto)

Pemeriksaan kesehatan secara rutin membantu mendeteksi dini berbagai potensi gangguan tubuh yang tidak menunjukkan gejala awal. Saat memasuki usia 30 tahun, berbagai tes kesehatan dasar sebaiknya mulai dilakukan secara berkala, seperti pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah puasa, fungsi hati, ginjal, dan pemeriksaan gigi. Deteksi dini memungkinkan penanganan yang lebih mudah dan lebih murah dibandingkan jika penyakit telah berkembang menjadi kronis.

Langkah ini mencerminkan kesadaran untuk merawat tubuh secara menyeluruh. Menjadwalkan pemeriksaan tahunan ke dokter umum, serta memeriksakan kesehatan mata, telinga, dan kulit sesuai kebutuhan, dapat mencegah berbagai komplikasi di kemudian hari. Memiliki riwayat kesehatan keluarga yang mengarah ke penyakit tertentu juga menjadi alasan kuat untuk memulai kebiasaan ini lebih dini.

5. Menjaga kualitas tidur yang optimal

ilustrasi pria tidur (freepik.com/gpointstudio)
ilustrasi pria tidur (freepik.com/gpointstudio)

Tidur berkualitas menjadi elemen vital dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Pada usia 30 tahun, sering kali waktu tidur terganggu karena tekanan pekerjaan atau tanggung jawab keluarga. Padahal, tidur yang tidak cukup atau terganggu secara berkepanjangan bisa menyebabkan berbagai masalah seperti kelelahan kronis, penurunan konsentrasi, gangguan mood, hingga peningkatan berat badan.

Menciptakan rutinitas tidur yang teratur, menghindari gadget sebelum tidur, serta menjaga lingkungan kamar yang nyaman dan gelap dapat meningkatkan kualitas tidur. Durasi tidur yang ideal untuk orang dewasa berkisar antara 7 hingga 9 jam per malam. Meskipun pekerjaan dan aktivitas sosial sering menyita waktu, mempertahankan pola tidur yang konsisten merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat.

6. Mengurangi paparan zat berbahaya dan kebiasaan buruk

ilustrasi pria tidak merokok (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria tidak merokok (freepik.com/freepik)

Paparan zat berbahaya seperti asap rokok, alkohol berlebihan, serta polusi udara memiliki dampak negatif yang tidak terlihat langsung tetapi bersifat akumulatif. Saat usia memasuki kepala tiga, tubuh tidak lagi seefisien sebelumnya dalam menetralisir racun, sehingga dampak kebiasaan buruk menjadi lebih signifikan. Mengurangi atau menghindari konsumsi rokok, alkohol, serta makanan dan minuman yang mengandung bahan kimia berlebih merupakan langkah perlindungan jangka panjang.

Selain itu, penting juga untuk memperhatikan produk perawatan tubuh dan kebersihan rumah tangga yang digunakan sehari-hari. Memilih produk yang lebih ramah lingkungan dan bebas bahan kimia berbahaya membantu mengurangi akumulasi racun dalam tubuh. Gaya hidup minim toksin bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan pribadi, tetapi juga bagi lingkungan sekitar.

7. Membangun hubungan sosial yang sehat dan bermakna

ilustrasi circle pertemanan (freepik.com/freepik)
ilustrasi circle pertemanan (freepik.com/freepik)

Kesehatan bukan hanya tentang tubuh, tetapi juga tentang hubungan dengan sesama. Memiliki jaringan sosial yang sehat terbukti mampu meningkatkan harapan hidup, menurunkan risiko depresi, serta memperbaiki respons tubuh terhadap stres. Di usia 30 tahun, hubungan sosial cenderung mengerucut pada kualitas dibandingkan kuantitas. Pertemanan yang suportif, keluarga yang hangat, serta komunitas yang sejalan dengan nilai pribadi menjadi bagian penting dalam membangun keseimbangan hidup.

Interaksi sosial yang positif memberikan rasa memiliki dan memperkuat motivasi untuk menjalani hidup sehat. Partisipasi dalam kegiatan bersama, relawan, atau kelompok hobi menciptakan ikatan yang memperkaya jiwa dan mengurangi rasa kesepian. Hubungan interpersonal yang sehat juga mendorong kebiasaan saling mendukung dalam hal gaya hidup sehat, seperti berolahraga bersama atau memasak makanan sehat.

Setiap pilihan kecil yang dilakukan hari ini akan memberikan hasil nyata di masa depan. Tubuh yang sehat bukan hanya memungkinkan produktivitas optimal, tetapi juga memberikan kebebasan untuk menikmati hidup tanpa keterbatasan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us