4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehat

Memendamnya emosi negatif terus-terusan itu tidak sehat

Setiap harinya berinteraksi dengan berbagai jenis orang. Tak jarang kita menjumpai orang-orang yang dirasa menyebalkan dan bikin tersinggung. Namun, kadang kita lebih memilih untuk memendam kekesalan dan memilih untuk tidak mengutarakannya karena takut orang tersebut tersinggung atau malah memicu konflik yang dianggap tak perlu.

Bila itu terus-terusan dilakukan dan kamu memendam tumpukan emosi yang negatif dan tidak meluapkannya, ini bisa berdampak buruk pada kondisi fisik dan mental, hubungan dengan orang lain, reaksi terhadap stres, dan kesehatan diri.

Emosi terpendam memengaruhi keadaan fisik

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatilustrasi memendam emosi (pexels.com/Craig Adderley)

Beberapa ahli mengatakan bahwa mengaktifkan daerah tubuh tertentu—lewat yoga, pijat, atau akupunktur—dapat memicu emosi yang terpendam. Ini karena di bawah alam sadar, otak mengaitkan daerah tersebut dengan memori atau emosi tertentu. Stimulus di daerah tubuh tersebut bisa membongkar emosi atau trauma terpendam.

Emosi negatif yang terpendam benar-benar menjadi energi yang tertahan dalam tubuh. Getaran emosi yang terpendam menyebabkan jaringan tubuh tertentu bergetar menghasilkan resonansi. Hasilnya, emosi negatif tersebut makin menjadi-jadi sehingga menumpuk.

Bagaimana emosi bisa terpendam?

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatmemendam emosi secara tidak sadar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang setuju kalau kesehatan pikiran memengaruhi kesehatan fisik. Contohnya, siapa, sih, yang tidak pernah takut? Dalam keadaan takut, tubuh menunjukkan respons fisik berupa fight-flight-freeze. Saat kita sedang menghadapi emosi, ada tiga hal yang terjadi, yaitu:

  • Tubuh mengembangkan getaran emosi
  • Tubuh merasakan emosi dan pemikiran atau sensasi fisik yang terkait dengan emosi tersebut
  • Pikiran mengenyahkan emosi tersebut setelah memprosesnya

Proses emosi terjadi di otak yang terus menerima informasi dan menghasilkan respons saraf otonom di bawah alam sadar. Lalu, otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk mengaktifkan emosi yang sesuai. Dengan kata lain, perasaan adalah produk dari sistem saraf juga.

Akan tetapi, jika hal kedua dan ketiga sebelumnya tidak terselesaikan, maka energi dari emosi jadi terperangkap dalam tubuh. Akibatnya, tubuh jadi terasa tegang, nyeri, atau terserang gangguan kesehatan lainnya.

Semakin besar emosinya, semakin besar kemungkinannya untuk terjebak

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatilustrasi lelah memendam perasaan (pexels.com/Andrew Neel)

Emosi yang terpendam sebenarnya adalah luapan dari "diri sejati" yang ditekan oleh "diri palsu". Diri sejati adalah jati diri sebenarnya yang kita dapat sejak lahir, sedangkan diri palsu adalah strategi adaptif untuk menghadapi skenario negatif sehari-hari. Jika dipendam, energi emosi negatif dapat terlihat dalam bentuk:

  • Kebencian
  • Pengambilan keputusan yang buruk
  • Sabotase diri
  • Reaksi berlebihan terhadap hal-hal simpel
  • Stres dan kecemasan yang meningkat
  • Depresi
  • Kelelahan

Selain memengaruhi suasana hati dan menguras energi, terus memendam perasaan dapat "menghancurkan tubuh dan menghambat fungsi normal organ dan kelenjar tubuh".

Trauma dan memendam emosi adalah dua hal yang saling berkaitan

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan SehatIlustrasi trauma (pexels.com/Pixabay)

Emosi yang terpendam dan trauma biasanya saling berkaitan. Hampir semua orang pernah merasakan trauma sepanjang jalan hidupnya. Trauma dapat terjadi melalui pengalaman hidup seperti:

  • Perpisahan
  • Perubahan besar dalam hidup
  • Kematian orang yang dicintai
  • Perselingkuhan dalam suatu hubungan
  • Kehilangan pekerjaan
  • Pengalaman kekerasan
  • Diskriminasi
  • Rasisme

Masalahnya, trauma dapat memengaruhi proses kognitif, terutama proses memori dan mengingat informasi faktual. Otak biasanya menggambarkan kenangan trauma sebagai gambar atau sensasi tubuh.

Saat dirangsang, otak dapat "terputus dari kenyataan" dan memutar lagi peristiwa trauma dalam bentuk kilas balik atau flashback. Ini dikenal sebagai disosiasi atau pemutusan psikologis. Membandel di pikiran, fenomena ini dapat mengganggu proses pemulihan alamiah otak.

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatilustrasi pasien PTSD dan emosi (anxiety.org)

Saat kamu tidak memproses atau menuntaskan trauma, maka memori menyakitkan tersebut bisa menetap. Hal inilah yang umumnya terjadi pada pasien gangguan stres pascatrauma atau PTSD. Pada dasarnya, stres membuat tubuh melepaskan hormon kortisol.

Pasien PTSD ditemukan memiliki hipokampus (pusat emosi dan memori di otak) yang lebih kecil. Kemungkinan besar, stres dalam jangka panjang merusak hippocampus, sehingga tanpa sadar tubuh terus dalam keadaan fight-flight-freeze bahkan jika kamu tanpa sadar memikirkan memori trauma.

Baca Juga: 6 Fakta Ilmiah Manfaat Kesehatan di Balik Memaafkan dan Pengampunan

Di mana tubuh memendam emosi?

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatpenat memendam emosi (unsplash.com/Nik Shuliahin)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada berbagai daerah tubuh yang menjadi "lumbung emosi". Ternyata, saat memendam emosi, banyak orang yang mengeluhkan sensasi tidak nyaman yang sama. Sebagai contoh, saat marah, takut, atau cemas, rasa tidak nyaman muncul di dada atau organ tubuh bagian atas, seperti kepala dan bahu.

Selain itu, emosi negatif juga memicu sistem saraf simpatik yang menyebabkan respons cepat dalam tubuh. Oleh karena itu, saat merasa marah atau gugup, jantungmu terasa berdegup kencang dan otot menegang.

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatilustrasi merasa sedih (pixabay.com/vdnhieu)

Memendam perasaan sudah pasti tidak enak. Ingin rasanya meluapkan perasaan tersebut. Ada yang menangis sekeras-kerasnya, tertawa kencang, hingga meninju tembok!

Namun, banyak orang yang diajari untuk kuat dan mengabaikan saja perasaan tersebut. Tak disangka, perasaan tersebut tetap terpendam secara tidak sadar. Padahal, memendam perasaan bisa bikin mental dan tubuh kita sakit, lo! Tak perlu cemas, inilah cara-cara yang dapat kamu lakukan untuk meluapkan emosi terpendam dengan sehat.

1. Mengenali perasaan dan emosi

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatilustrasi mengenali diri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Makin kamu memahami emosimu, kamu akan makin mampu memproses perasaan dengan lebih sehat. Mereka yang terbiasa memendam emosi lebih sulit untuk memahami perasaan dan emosi diri sendiri. Oleh karena itu, kamu harus menghadapi emosi tersebut.

Jika kamu kesulitan untuk memahami dan memproses emosi atau perasaanmu, segera konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Dengan mengenali dan mengidentifikasi emosi, maka intensitasnya pun turun, sehingga sensasi fisik dan mental yang dirasakan juga tidak membebani.

2. Jangan lawan trauma itu

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatilustrasi trauma masa kecil (pexels.com/ Polina Zimmerman)

Tidak jarang, ada hal-hal negatif seperti trauma dan berbagai doktrin yang kita bawa sebagai beban sejak masa kanak-kanak. Beberapa contoh trauma masa lalu tersebut adalah:

  • Pelecehan mental, emosional, fisik, atau seksual
  • Ditelantarkan oleh orang tua
  • Kehilangan orang yang dicintai, seperti saudara atau orang tua
  • Perpisahan dari orang tua atau pengasuh
  • Intimidasi
  • Rumah tangga yang tidak harmonis

Trauma masa kecil yang belum terselesaikan ini dapat terlihat dalam pribadi seseorang lewat banyak bentuk, seperti:

  • Menyalahkan diri sendiri
  • Menyalahkan orang lain
  • Merasa depresi
  • Menarik diri dari kegiatan sosial
4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatilustrasi konsultasi dengan ahli kesehatan mental (pexels.com/Karolina Grabowska)

Untuk mengatasi trauma, justru kamu harus mengizinkan rasa sedih dari trauma tersebut. Setelah memberi waktu bagi diri untuk berduka, kamu baru dapat melakukan berbagai strategi untuk beradaptasi dengan trauma tersebut.

Seperti contoh, ada orang yang lebih memilih untuk melakukan semua sendiri karena itulah strategi adaptasinya. Namun, jika mereka tidak kenal betul dengan strateginya, maka mereka bisa merasakan terasing dari dunia.

Jika kamu merasa begitu, maka kemungkinan besar strategi tersebut tidak tepat dan kamu harus mengubahnya untuk memenuhi kebutuhan yang mungkin belum kamu sadari. Lagi-lagi, cobalah berkonsultasi dengan ahlinya agar strategi adaptif tersebut tepat sasaran.

3. Gerakan yang disengaja

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatilustrasi menari dan menyenangkan diri sendiri (unsplash.com/quanlightwriter)

Somatic experiencing (SE) adalah salah satu cara lainnya untuk mengatasi tensi atau emosi yang terpendam. Pendekatan SE berfokus untuk membebaskan trauma atau emosi yang terpendam untuk pemulihan emosional.

Salah satu pendekatan SE adalah dengan melakukan gerakan-gerakan yang disengaja. Gerakan-gerakan ini dapat menciptakan rasa aman, sehingga membantu mereka yang menyimpan trauma. Beberapa gerakan yang dapat kamu lakukan adalah:

  • Menari
  • Meregangkan tubuh 
  • Yoga
  • Seni bela diri
  • Qi gong
  • Taici
  • Meditasi jalan
  • Latihan pernapasan perut

Selain menciptakan rasa aman, perlu diingat kalau gerakan-gerakan ini melepaskan energi yang tersimpan sambil membantu otak mengenali perbedaan sensasi tegang dan relaks.

4. Berdiam diri dalam keheningan

4 Cara Melepaskan Emosi yang Terpendam dengan Sehatilustrasi duduk berdiam diri di alam (pexels.com/Simon Migaj)

Berdiam diri dalam keheningan membantu otak kita lebih peka terhadap pikiran dan emosi yang kita rasakan. Saat berdiam diri, kamu mengaktifkan default mode network (DMN) pada otak yang melepaskan diri dari rangsangan eksternal.

Dengan melepaskan diri dan pikiran dari rangsangan eksternal, kamu dapat lebih mengenali pikiran, emosi, dan hasrat batin. Hasilnya, kamu tidak perlu lagi memendam perasaan. Untuk berdiam diri, kamu dapat melakukan cara-cara berikut:

  • Meditasi
  • Latihan pernapasan
  • Duduk di alam
  • Mendengarkan musik yang menenangkan
  • Afirmasi berulang
  • Relaksasi otot progresif

Itulah beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk melepaskan emosi yang terpendam. Pada dasarnya, kamu tidak seharusnya memendam perasaan begitu lama karena ini tidak baik. Agar tidak menyakiti diri sendiri, mari luapkan emosi dengan cara yang sehat dan kenali diri sendiri agar tidak menyimpan beban emosi lagi.

Baca Juga: 30 Menit? 1 Jam? Inilah Durasi Meditasi Terbaik Menurut Sains

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya