Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Virus HMPV: Asal-usul, Gejala, Pengobatan, hingga Pencegahannya

ilustrasi penderita flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berdasarkan keterangan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), human metapneumovirus (HMPV) merupakan salah satu virus penyebab flu atau infeksi saluran pernapasan atas. Virus ini masuk dalam keluarga virus Pneumoviridae yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001.

Virus HMPV menjadi ramai diperbincangkan karena kembali merebak, pertama kali ditemukan di China dan saat ini sudah ditemukan di Indonesia. Berikut ini adalah asal-usul, gejala, penularan, dan penanganan HMPV!

1. Asal-usul virus HMPV

penampakan HMPV virus di bawah mikroskop (nature.com)

Virus HMPV pertama kali ditemukan di Belanda oleh sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh Bernadette G. van den Hoogen. Virus diisolasi dari sampel yang dikumpulkan pada musim dingin di Belanda selama 20 tahun terakhir untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut.

Studi serologi menunjukkan bahwa pada usia 5 tahun, hampir semua anak di Belanda telah terpapar HMPV dan virus tersebut beredar pada manusia setidaknya selama 50 tahun. Gejala klinis anak-anak yang terinfeksi virus ini serupa dengan gejala yang disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan.

2. Gejala

ilustrasi gejala HPMV (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Umumnya, orang yang terinfeksi HMPV akan mengalami berbagai gejala seperti batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, mual, muntah, diare, mengi, sesak napas, ruam, sakit kepala, dan sakit badan. Gejala ringan tersebut dapat hilang antara 2 hingga 5 hari.

Namun, pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, virus ini terkadang dapat menyebabkan infeksi telinga. Pada beberapa orang, infeksi HMPV juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih parah, seperti infeksi paru-paru (pneumonia) atau radang saluran udara ke paru-paru, seperti bronkitis.

3. Penularan

ilustrasi seseorang yang terpapar virus (pexels.com/cottonbro studio)

Penularan virus ini dapat terjadi saat melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Penularan virus dapat terjadi melalui:

  • Menyentuh permukaan yang mengandung virus.
  • Menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menyentuh permukaan yang terinfeksi atau terpapar virus.
  • Kontak dengan cairan orang yang terinfeksi virus, melalui bersin, ludah, atau batuk.
  • Melakukan kontak erat seperti bersentuhan dan berjabat tangan. 

4. Faktor risiko terkena HMPV

ilustrasi bayi baru lahir memiliki risiko lebih tinggi terkena HMPV (pexels.com/Ivone De Melo)

Meskipun siapa pun dapat tertular HMPV, ada beberapa yang memiliki risiko lebih tinggi tertular HMPV. Mereka di antaranya adalah: 

  • Bayi baru lahir
  • Anak-anak balita
  • Orang lansia (lebih dari 65 tahun)
  • Penderita asma yang menggunakan steroid
  • Penderita PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
  • Orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

5. Pengobatan

ilustrasi penanganan infeksi HMPV dengan istirahat yang cukup (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sejauh ini, tidak ada antivirus atau obat khusus untuk menangani infeksi HMPV. Secara umum, sebagian besar gejala akan hilang dengan sendirinya. Penderita hanya memerlukan perawatan suportif untuk mempercepat pemulihan.

Untuk meringankan gejala, berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan:

  • Meminum obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti asetaminofen dan ibuprofen untuk meredakan gejala seperti demam, nyeri, dan batuk.
  • Menggunakan dekongestan untuk membantu mengatasi hidung tersumbat atau pilek.
  • Menggunakan inhaler untuk membantu masalah pernapasan.
  • Pada pasien dengan gejala yang parah seperti kesulitan bernapas, perawatan rumah sakit mungkin diperlukan, seperti terapi oksigen dan pemberian kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. 

6. Pencegahan terkena infeksi HMPV

ilustrasi tisu beralkohol untuk membersihkan tangan (unsplash.com/Christine Sandu)

Meskipun tidak ada vaksin khusus untuk mencegah infeksi HMPV, ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena infeksi virus ini. Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan.

  • Menjauhi orang yang sedang sakit
  • Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setidaknya 20 detik sebelum menyentuh mulut, mata, atau hidung
  • Menutup mulut saat bersin atau batuk
  • Memakai masker untuk perlindungan diri dan orang lain
  • Menggunakan tisu atau pembersih yang mengandung alkohol 
  • Menghindari bersentuhan dengan benda-benda yang sering terpapar seperti kenop pintu, pagar, atau gagang telepon. 

Virus HMPV bukanlah virus baru, melainkan sudah pernah terdeteksi pada tahun 2001. Adanya kekhawatiran masyarakat mungkin disebabkan oleh pandemik COVID-19 yang sudah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Namun, kamu tidak perlu khawatir secara berlebihan. Lakukan langkah-langkah pencegahan di atas, penuhi nutrisi tubuh, juga istirahat yang cukup. 

Referensi

"A newly discovered human pneumovirus isolated from young children with respiratory tract disease". Nature Medicine. Diakses pada Januari 2025.
"What Is Human Metapneumovirus?". WebMD. Diakses pada Januari 2025.
"Human metapneumovirus (hMPV) infection". World Health Organization (WHO). Diakses pada Januari 2025.
"Human Metapneumovirus (HMPV): Symptoms & Treatment". Cleveland Clinic. Diakses pada Januari 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us