- UVA memiliki panjang gelombang lebih panjang. Sering dikaitkan dengan proses tanning dan penuaan kulit, meski juga bisa menyebabkan kulit terbakar.
- UVB memiliki panjang gelombang lebih pendek. Inilah yang paling sering memicu kulit terbakar.
BMKG Peringatkan Sinar UV Tinggi, Ini Risikonya bagi Kesehatan

- Sinar UV dari matahari meningkatkan risiko kanker kulit dan penuaan dini, serta dapat merusak mata dan menyebabkan kanker pada kelopak mata.
- Paparan sinar UV secara berlebihan dapat memicu masalah kesehatan serius, termasuk kanker. Penggunaan tabir surya menjadi penting untuk melindungi diri dari paparan sinar UV.
- Lindungi diri dari sinar UV dengan cara berteduh, kenakan pakaian yang menutupi lengan dan kaki, gunakan topi bertepi lebar, pakai kacamata hitam, dan gunakan tabir surya dengan SPF 15 atau lebih tinggi.
Siang hari terasa menyengat di banyak wilayah Indonesia. Angka di termometer menembus 37,6 derajat Celcius, dan BMKG menyebut kondisi ini bukan kebetulan.
Gerak semu matahari yang kini berada di selatan ekuator berpadu dengan embusan monsun Australia, membawa udara kering dan hangat. Langit pun lebih sering cerah tanpa banyak awan, membuat radiasi matahari jatuh langsung ke permukaan Bumi.
Wilayah tengah dan selatan Indonesia—mulai dari Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, hingga Papua—menjadi daerah yang paling merasakan teriknya. Catatan BMKG menunjukkan suhu di atas 35 derajat Celcius tersebar luas, dengan puncaknya 37,6 derajat Celcius di Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua) pada 14 Oktober 2025. Beberapa hari sebelumnya, angka serupa juga tercatat di Kapuas Hulu dan Kupang.
Fenomena ini bukan sekadar lonjakan sesaat. Udara kering yang dominan membuat panas bertahan, sementara peluang hujan hanya muncul secara lokal pada sore atau malam hari di sebagian Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Papua.
Di tengah cuaca ekstrem ini, BMKG mengingatkan masyarakat untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, mengurangi aktivitas di bawah terik siang, dan tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak, seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari.
Cuaca panas berkaitan dengan paparan sinar ultraviolet (UV) yang tinggi. Saat langit cerah dan awan minim, radiasi matahari, termasuk sinar UV, lebih mudah mencapai permukaan Bumi, sehingga risiko paparan meningkat. Lantas, apa saja risiko kesehatan dari paparan sinar UV tinggi?
Sekilas tentang sinar UV
Sinar UV adalah bagian dari energi alami yang dipancarkan matahari. Sinar UV berada di spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya tampak. Itu sebabnya mata kamu tidak bisa melihatnya, tetapi kulit bisa merasakannya. Yang perlu diingat, paparan UV sudah terbukti sebagai karsinogen bagi manusia.
Ada dua jenis utama sinar UV yang berperan dalam meningkatkan risiko kanker kulit:
Meski berbeda cara kerjanya, tetapi keduanya sama-sama berbahaya. Paparan tanpa perlindungan dapat merusak DNA sel kulit, memicu cacat genetik atau mutasi yang berujung pada kanker kulit dan penuaan dini. Tidak hanya kulit, sinar UV juga bisa merusak mata, menimbulkan katarak hingga kanker pada kelopak mata.
Risiko paparan sinar UV
Kulit yang terbakar matahari adalah tanda paparan berlebihan dalam jangka pendek. Namun, jika berlangsung lama, dampaknya bisa lebih serius, dari mulai penuaan dini hingga kanker kulit. Paparan UV juga meningkatkan risiko penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ada perlindungan.
Terpapar sinar UV secara berlebihan dapat memicu masalah kesehatan serius, termasuk kanker. Itulah mengapa penggunaan tabir surya menjadi penting.
Dua tipe kanker yang paling umum adalah karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa, biasanya berkembang di kepala, wajah, leher, tangan, dan lengan—bagian tubuh yang paling sering terkena sinar matahari. Sementara itu, sebagian besar kasus melanoma, jenis kanker kulit paling mematikan, disebabkan oleh paparan sinar UV.
Siapa pun bisa terdampak buruk oleh sinar UV, tetapi risikonya lebih tinggi pada orang yang:
- Sering berada di bawah sinar matahari atau pernah mengalami kulit terbakar.
- Memiliki kulit, rambut, dan mata berwarna terang.
- Mengonsumsi atau menggunakan obat tertentu, seperti antibiotik, pil kontrasepsi, produk dengan benzoil peroksida, maupun kosmetik tertentu yang membuat kulit dan mata lebih sensitif terhadap UV.
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker kulit.
- Berusia di atas 50 tahun.
Lindungi dirimu dari sinar UV

Walaupun tidak terlihat, tetapi dari sinar UV nyata. Lindungi diri kamu dengan beberapa cara ini:
- Berteduh, terutama pada jam-jam tengah hari ketika sinar matahari paling kuat.
- Kenakan pakaian yang menutupi lengan dan kaki.
- Lindungi anak-anak, karena kulit mereka lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari.
- Gunakan topi bertepi lebar untuk melindungi wajah, kepala, telinga, dan leher.
- Pakai kacamata hitam model wraparound yang mampu memblokir sinar UVA dan UVB.
- Gunakan tabir surya dengan SPF 15 atau lebih tinggi, yang memberikan perlindungan terhadap UVA dan UVB.
Referensi
"Suhu Panas Landa Sejumlah Wilayah Indonesia, BMKG Ungkap Penyebab dan Potensinya ke Depan." Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Diakses Oktober 2025.
"UV Radiation & Your Skin." Skin Cancer Foundation. Diakses Oktober 2025.
"Ultraviolet Radiation." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Oktober 2025.