Siapa Saja yang Memerlukan Transfusi Darah?

Darah diperlukan dalam kondisi tertentu

Donor darah merupakan kegiatan solidaritas yang dapat membantu keselamatan orang lain. Biasanya, donor darah dapat dilakukan di Unit Transfusi Darah (UTD) yang disediakan oleh Palang Merah Indonesia.  

Mungkin beberapa orang masih belum tahu mengapa donor darah itu penting. Lantas, siapa saja yang memerlukan transfusi darah? Berikut penjelasannya!

1. Mengapa penting untuk melakukan donor darah?

Siapa Saja yang Memerlukan Transfusi Darah?ilustrasi donor darah (pixabay.com/mohamed_hassan)

Seperti yang kita tahu, darah dapat menyelamatkan nyawa. Sebab, darah diperlukan pada kondisi-kondisi tertentu yang memerlukan darah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menerangkan bahwa kebutuhan darah yang konstan membuat donor darah selalu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan darah.

Donor darah yang rutin diperlukan untuk memastikan darah selalu tersedia bagi mereka yang membutuhkan. Darah yang didonorkan dapat digunakan untuk menyelamatkan satu orang atau bahkan beberapa orang jika darah dipisahkan menjadi komponen-komponen tertentu, misalnya sel darah merah, plasma, dan trombosit.

2. Proses darah yang sudah didonorkan

Siapa Saja yang Memerlukan Transfusi Darah?ilustrasi kantung darah (pixabay.com/greg_chi)

Menurut WHO, darah yang telah diambil dari pendonor dapat disimpan tanpa dimodifikasi untuk kemudian ditransfusikan ke orang yang membutuhkan. Ini dikenal dengan transfusi whole blood atau darah utuh.

Selain itu, darah yang sudah dikumpulkan dari pendonor juga dapat diolah lebih lanjut dengan memisahkan darah menjadi beberapa komponen, yaitu sel darah merah, trombosit, dan plasma darah. Komponen darah yang sudah dipisahkan tersebut dapat digunakan oleh beberapa orang sesuai kondisi yang dialami.

Menambahkan penjelasan WebMD, beberapa kondisi yang memerlukan komponen darah tertentu antara lain:

  • Transfusi sel darah merah biasanya diperlukan pada kondisi anemia atau defisiensi zat besi.
  • Transfusi trombosit diperlukan apabila produksi trombosit tidak cukup, misalnya pada pasien kanker.
  • Transfusi plasma diperlukan bagi mereka yang mengalami perdarahan parah atau mengalami penyakit pada hati.

Baca Juga: 7 Penyebab Darah Kental, dari Penyakit hingga Gaya Hidup

3. Siapa yang membutuhkan transfusi darah?

Siapa Saja yang Memerlukan Transfusi Darah?ilustrasi pembedahan (unsplash.com/Olga Kononenko)

Sebagaimana dilansir The American National Red Cross, banyak pasien yang melakukan prosedur operasi besar memerlukan transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi. Selain dibutuhkan bagi pasien yang menjalani operasi besar, mereka yang mengalami cedera parah akibat kecelakaan atau bencana alam juga membutuhkan transfusi darah.

Menambahkan penjelasan WHO, mayoritas transfusi darah diperlukan untuk mendukung berbagai perawatan suportif misalnya saat operasi kardiovaskular, operasi transplantasi, trauma masif, dan terapi penyakit keganasan.

Sementara itu, di negara berpendapatan sedang dan rendah, perempuan dan anak-anak merupakan kelompok yang paling membutuhkan darah. Transfusi darah lebih sering digunakan pada perempuan yang mengalami komplikasi terkait kehamilan dan melahirkan, malaria pada anak dengan komplikasi anemia berat, dan cedera.

4. Siapa saja yang bisa mendonorkan darah?

Siapa Saja yang Memerlukan Transfusi Darah?ilustrasi donor darah (unsplash.com/ Nguyễn Hiệp)

Kebanyakan orang dapat mendonorkan darahnya. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum mendonorkan darah, seperti dijelaskan oleh laman Palang Merah Indonesia, di antaranya:

  • Dalam kondisi yang sehat.
  • Berusia antara 17 sampai 65 tahun.
  • Memiliki berat badan minimal 45 kilogram (kg).
  • Tekanan darah sistol 100 sampai 170 dan diastol 70 sampai 100.
  • Kadar hemoglobin 12,5 g/dL sampai 17 g/dL.
  • Jarak atau interval dengan donor darah sebelumnya minimal 12 minggu atau 3 bulan dan maksimal 5 kali dalam 2 tahun.

5. Efek setelah donor darah

Siapa Saja yang Memerlukan Transfusi Darah?ilustrasi donor darah (unsplash.com/Nguyễn Hiệp)

Menjalani donor darah merupakan hal yang aman selagi kamu dalam kondisi sehat. Jarum dan kantung darah yang digunakan steril, sehingga hanya dapat digunakan sekali pakai. Proses pengambilan darah dilakukan seaman mungkin. Masalah selama atau setelah donor darah sangat jarang terjadi.

Saat jarum ditusukkan mungkin akan terasa nyeri, tetapi ini hanya untuk sementara. Setelah donor darah, mungkin beberapa orang akan mengalami memar di tempat tusukan atau merasa pusing. Namun, kondisi tersebut juga akan hilang dengan sendirinya.

Darah selalu dibutuhkan pada kondisi-kondisi tertentu sehingga donor darah selalu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan darah. Beberapa kondisi yang memerlukan transfusi darah antara lain perempuan yang mengalami komplikasi terkait kehamilan dan melahirkan, malaria pada anak dengan komplikasi anemia berat, cedera parah akibat kecelakaan atau bencana, pasien yang menjalani operasi besar, dan pasien yang menjalani terapi kanker.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Donor Darah, Kenapa Penerima Darah Harus Membayar?

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya