Siapa disini yang sering banget bilang, "Nanti aja tidurnya," sambil terus scroll media sosial atau nonton episode lain dari drama favorit? Kalau kamu salah satunya, mungkin kamu sedang mengalami sleep procrastination. Fenomena ini semakin sering terjadi, terutama di kalangan kita generasi muda. Sleep procrastination bukan sekadar kebiasaan begadang, lho.
Yuk, kita bahas lima fakta tentang sleep procrastination yang penting banget untuk kamu tahu!
Sleep procrastination adalah perilaku menunda tidur meskipun kamu tidak memiliki alasan tertentu untuk begadang. Bayangin, kamu sudah tahu kalau besok harus bangun pagi, tapi tetap aja kamu buka TikTok, scroll Instagram, atau bahkan berpikir keras tentang kehidupan di atas kasur. Ini biasanya terjadi karena keinginan untuk mengambil "me time" di malam hari setelah aktivitas padat seharian.
Fenomena ini bisa membuat waktu tidur kamu jadi berkurang drastis. Akibatnya, tubuh dan otakmu kehilangan waktu untuk istirahat yang berkualitas, yang akhirnya berdampak pada kesehatan fisik dan mentalmu.
Sleep procrastination sering kali berakar dari stres, kelelahan, atau pola hidup yang nggak teratur. Ketika kamu merasa hari-harimu terlalu sibuk dan nggak ada waktu untuk diri sendiri, malam hari jadi satu-satunya momen untuk santai. Jadinya, kamu memilih buat "menunda" tidur demi scrolling atau binge-watching, walaupun tahu itu bukan pilihan bijak.
Selain itu, teknologi juga punya peran besar. Cahaya biru dari layar ponsel, laptop, atau TV bikin otakmu jadi lebih sulit memproduksi melatonin, hormon yang membantu kamu tidur. Tanpa sadar, kamu malah terjebak di siklus begadang yang merugikan.
Jangan anggap remeh sleep procrastination, ya! Kurang tidur bisa memengaruhi konsentrasi, produktivitas, bahkan suasana hati kamu. Pernah gak, kamu merasa super malas dan gampang marah setelah tidur cuma 4-5 jam? Itu baru efek jangka pendeknya.
Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi, obesitas, dan gangguan kecemasan. Jadi, kalau kamu merasa pola tidurmu sudah nggak sehat, itu alarm keras untuk segera berubah.
Faktor lain yang bikin sleep procrastination semakin parah adalah Fear of Missing Out (FOMO). Kamu mungkin takut ketinggalan tren, berita terbaru, atau gosip yang lagi viral. Akibatnya, kamu memilih begadang untuk terus "terhubung".
Padahal, rasa takut ketinggalan ini sering kali gak sebanding dengan dampaknya pada kesehatanmu. Hidup di era digital memang bikin kita punya akses tanpa batas, tapi jangan sampai kita jadi budak teknologi. Ingat, tubuhmu juga butuh waktu untuk "off" dari semua itu.
Kabar baiknya, sleep procrastination bisa diatasi, kok. Pertama, coba biasakan diri untuk punya rutinitas tidur yang teratur. Matikan semua gadget setidaknya 30 menit sebelum tidur dan ganti dengan aktivitas yang lebih rileks, seperti membaca buku atau meditasi.
Kedua, kelola waktu dengan baik. Berikan dirimu waktu untuk me time di siang atau sore hari, sehingga kamu nggak perlu mencuri waktu tidur di malam hari. Ingat, tidur bukan cuma soal kuantitas, tapi juga kualitas. Semakin berkualitas tidurmu, semakin produktif harimu esok.
Sleep procrastination memang kelihatan sepele, tapi dampaknya bisa sangat serius. Jangan biarkan kebiasaan ini menguasai hidupmu. Jadikan tidur sebagai prioritas, bukan penghalang untuk menikmati hidup. Kamu punya kendali penuh atas waktumu, jadi pilihlah yang terbaik untuk kesehatan fisik dan mentalmu. Ingat, tubuhmu adalah investasi jangka panjang yang gak bisa diganti. Kalau bukan mulai sekarang, kapan lagi?