Gimana Rasanya Melahirkan dalam Air, Benar Lebih Nyaman?

- Water birth membantu menurunkan rasa sakit dan kecemasan selama persalinan.
- Perendaman dalam air hangat meningkatkan mobilitas, sirkulasi darah, dan pengiriman oksigen ke rahim dan bayi.
- Air hangat mengurangi stres, memperlancar proses persalinan, dan mengurangi tekanan pada perineum.
Kabar bahagia datang dari aktris Nikita Willy. Ia melahirkan anak keduanya pada Minggu (15/12/24) di Amerika Serikat (AS), dengan metode persalinan water birth.
Water birth atau melahirkan di air adalah proses melahirkan bayi dalam bak air hangat. Beberapa perempuan memilih air saat melahirkan karena menganggap bayi yang berada dalam kantong ketuban selama sembilan bulan akan lebih lancar lahir dalam lingkungan yang sama lembutnya.
Selain bermanfaat untuk bayi, water birth juga diketahui dapat membantu mengurangi stres dan komplikasi untuk ibu yang melahirkan. Meski begitu, water birth membutuhkan pengawasan dari tenaga medis profesional.
Lantas, bagaimana rasanya sensasi water birth? Berikut faktanya yang perlu kamu tahu.
1. Saat masuk ke dalam bak berisi air hangat, kamu perlahan akan merasa tenang, nyaman, dan santai
Menurut studi tahun 2018, perempuan yang mengalami persalinan di air melaporkan:
- Penurunan rasa sakit dan kecemasan selama persalinan.
- Kepuasan yang lebih besar terhadap pengalaman persalinan mereka karena efek air yang menenangkan.
Sebuah tinjauan sistematis menyimpulkan bahwa perendaman dalam air selama persalinan secara signifikan mengurangi rasa sakit, penggunaan epidural, dan meningkatkan kepuasan ibu. Perempuan juga merasa lebih tenang dan lebih rileks dalam air dibanding metode persalinan konvensional.
Menurut penelitian tentang perubahan hormonal selama persalinan, perendaman dalam air hangat membantu melepaskan oksitosin ("hormon cinta"), yang mengurangi rasa sakit dan mendorong rasa tenang dan bonding. Efek ini makin mendukung relaksasi.
2. Pada tahap akhir persalinan, air dapat membantu meningkatkan energi untuk melahirkan

Klaim bahwa berendam dalam air pada tahap akhir persalinan meningkatkan energi untuk melahirkan tidak terbukti secara eksplisit dalam literatur ilmiah yang ada. Namun, manfaat tidak langsung dari berendam dalam air selama persalinan, seperti berkurangnya rasa sakit, stres, dan peningkatan kenyamanan dapat "menghemat" energi dan membuat perempuan merasa lebih mampu menghadapi tahap akhir persalinan.
3. Efek daya apung dari air akan mengurangi berat badan, sehingga kamu bisa bergerak dengan bebas atau jika merasa kurang nyaman dengan posisimu
Daya apung, sifat fisik air, mengurangi efek gravitasi pada tubuh. Saat seseorang membenamkan diri dalam air, air menopang berat badan, sehingga menciptakan rasa tanpa bobot. Ini memungkinkan perempuan yang akan melahirkan untuk bergerak lebih mudah, fleksibel, dan nyaman, sehingga memungkinkannya untuk mengubah posisi sesuai kebutuhan selama persalinan.
Studi menunjukkan, perempuan yang melahirkan dalam air mengalami peningkatan mobilitas dan kebebasan untuk menemukan posisi nyaman yang dapat membantu perkembangan persalinan dan menghilangkan rasa sakit.
Mengubah posisi secara sering membantu perempuan yang akan melahirkan beradaptasi dengan kontraksi, mengurangi tekanan, dan memperbaiki kesejajaran panggul untuk melahirkan.
4. Daya apungnya juga meningkatkan kontraksi uterus dan sirkulasi darah mena lebih baik

Daya apung dan tekanan hidrostatik dalam air mengurangi efek gravitasi, yang mengurangi tekanan pada pembuluh darah. Hal ini menyebabkan aliran balik vena (aliran darah kembali ke jantung) yang lebih baik dan sirkulasi yang lebih baik ke seluruh tubuh.
Sirkulasi darah yang lebih baik meningkatkan pengiriman oksigen ke rahim dan janin, yang dapat meningkatkan kontraksi rahim yang lebih efisien dan mengurangi kelelahan ibu.
Relaksasi dan kadar adrenalin yang berkurang dalam air membantu meningkatkan pelepasan oksitosin—hormon yang merangsang kontraksi rahim. Efek menenangkan dari air hangat, dikombinasikan dengan sirkulasi darah yang lebih baik, memungkinkan otot-otot rahim bekerja lebih efisien dan dengan lebih sedikit rasa sakit.
5. Sirkulasi yang lebih baik menghasilkan oksigenasi lebih baik pada otot-otot rahim sehingga merasakan lebih sedikit rasa sakit dan bayi mendapat oksigen lebih baik
Daya apung air dan tekanan hidrostatik (tekanan lembut dari air) meningkatkan aliran darah dengan mengurangi tekanan pada pembuluh darah. Hal ini memudahkan jantung untuk memompa darah dan menyalurkan oksigen ke rahim dan bayi.
Ketika otot rahim mendapatkan cukup oksigen, otot tersebut berkontraksi lebih efisien dan menyebabkan lebih sedikit rasa sakit. Kekurangan oksigen membuat kontraksi terasa lebih intens dan menyakitkan.
Selain itu, aliran darah yang lebih baik juga menyalurkan lebih banyak oksigen ke plasenta, yang membantu bayi tetap teroksigenasi dengan baik dan sehat selama persalinan.
6. Berendam dalam air membantu menurunkan tekanan darah tinggi akibat rasa cemas

Berendam dalam air hangat selama persalinan mengurangi stres dan kecemasan, yang pada gilirannya membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Efek menenangkan dari air dan kemampuannya untuk meningkatkan aliran darah merupakan faktor kunci dalam proses ini.
7. Air hangat mengurangi hormon stres karena kamu akan menghasilkan hormon endorfin yang menghambat rasa sakit
Air dapat mengurangi persepsi rasa sakit selama persalinan dengan meningkatkan pelepasan endorfin (obat penghilang rasa sakit alami) dan mengurangi adrenalin. Kadar hormon stres yang lebih rendah memungkinkan perempuan merasa lebih tenang dan lebih terkendali.
8. Air membuat perineum (area kulit antara liang vagina dan anus) menjadi lebih elastis dan relaks sehingga mengurangi risiko jahitan akibat robek parah
Air hangat membantu merelaksasi otot dan jaringan perineum, sehingga lebih elastis (melar) selama fase mengejan. Jaringan yang rileks cenderung tidak mudah robek dibandingkan dengan jaringan yang tegang dan kaku.
Daya apung dalam air menopang tubuh, sehingga bayi dapat turun lebih lambat dan lembut melalui jalan lahir. Hal ini memberi perineum lebih banyak waktu untuk meregang secara alami dan menyesuaikan diri dengan kepala bayi.
Air membantu mengurangi rasa sakit dan tekanan pada perineum, yang dapat mencegah wanita mengejan terlalu kuat. Mengejan yang terkendali membantu melindungi perineum dari robekan parah.
Itulah gambaran rasanya melahirkan di air atau water birth. Jadi, apakah kamu tertarik?
Bila prosedur dan tahapan metode water birth dilaksanakan dengan baik dan disertai tenaga penolong kompeten seperti dokter maupun bidan yang telah tersertifikasi serta berpengalaman dalam persalinan water birth, maka risiko dan komplikasi yang akan terjadi dapat dikurangi.
Kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi harus diutamakan. Oleh karena itu, rencanakan metode persalinan terbaik yang sesuai dengan kondisi kamu dengan bidan atau dokter kandungan.
Referensi
"Water Births". American Pregnancy Association. Diakses November 2024.
Burns, Ethel E., Mary G. Boulton, Elizabeth Cluett, Victoria R. Cornelius, and Lesley A. Smith. “Characteristics, Interventions, and Outcomes of Women Who Used a Birthing Pool: A Prospective Observational Study.” Birth 39, no. 3 (July 3, 2012): 192–202.
Cluett, Elizabeth R, Ethel Burns, and Anna Cuthbert. “Immersion in water during labour and birth.” Cochrane Library 2018, no. 6 (May 16, 2018).
Becker, B. E., & Cole, A. J. (2011). "Comprehensive Aquatic Therapy". Butterworth-Heinemann.
Bond, Sharon. “WATER BIRTH STUDY DEMONSTRATES SHORTER ACTIVE PHASES AND FEWER INTERVENTIONS, BUT IS FLAWED.” Journal of Midwifery & Women S Health 55, no. 3 (April 29, 2010): 288–89.
"HYDROTHERAPY DURING LABOR AND BIRTH." American College of Nurse-Midwives. Diakses Desember 2024.
McKinney, Jordan A. et al. "Water birth: a systematic review and meta-analysis of maternal and neonatal outcomes". American Journal of Obstetrics & Gynecology, Volume 230, Issue 3, S961 - S979.e33.
Bovbjerg, Marit L., Melissa Cheyney, and Courtney Everson. “Maternal and Newborn Outcomes Following Waterbirth: The Midwives Alliance of North America Statistics Project, 2004 to 2009 Cohort.” Journal of Midwifery & Women S Health 61, no. 1 (January 1, 2016): 11–20.
Nutter, Elizabeth, Shaunette Meyer, Jenna Shaw‐Battista, and Amy Marowitz. “Waterbirth: An Integrative Analysis of Peer‐Reviewed Literature.” Journal of Midwifery & Women S Health 59, no. 3 (May 1, 2014): 286–319.
Harper, Barbara, RN, CLD, CCE, CKC, DEM. "Birth, Bath, and Beyond: The Science and Safety of Water Immersion During Labor and Birth". The Journal of Perinatal Education Vol 23 Issue 3, Jan 2014.|
"Melahirkan dengan Metode Water Birth, Apakah Aman?" Kemenkes RS Sardjito. Diakses Desember 2024.
"What is water birth? Everything you need to know". The Mother Baby Center. Diakses Desember 2024.