Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hujan dan Suasana Hati: Kenapa Langit Mendung Bikin Galau?

ilustrasi seseorang memakai payung saat hujan (pexels.com/Rio Kuncoro)
ilustrasi seseorang memakai payung saat hujan (pexels.com/Rio Kuncoro)
Intinya sih...
  • Sinar matahari tertutup awan saat hujan, menurunkan hormon serotonin dan meningkatkan melatonin, memengaruhi suasana hati.
  • Musim hujan dapat menyebabkan Seasonal Affective Disorder (SAD), depresi musiman yang memengaruhi jam biologis tubuh.
  • Hujan bisa membuat orang terhubung dengan kenangan lama atau memicu kecemasan dan trauma akibat bencana alam.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Langit kelabu dan suara rintik hujan sering kali membawa perasaan berbeda. Bagi sebagian orang, hujan adalah momen untuk menenangkan diri. Bagi yang lain, hujan bisa memicu rasa sedih atau lelah.

Apa sebenarnya hubungan antara hujan dan suasana hati? Dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut penjelasannya.

1. Kurangnya sinar matahari memengaruhi hormon

ilustrasi awan mendung (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi awan mendung (pexels.com/Pixabay)

Saat hujan, sinar matahari sering tertutup awan. Hal ini memengaruhi hormon dalam tubuh kamu, terutama serotonin dan melatonin.

Serotonin adalah hormon yang berperan menjaga suasana hati tetap stabil. Ketika sinar matahari berkurang, tubuh menghasilkan serotonin dalam jumlah lebih sedikit. Akibatnya, kamu merasa lesu atau kurang bersemangat.

Sebaliknya, melatonin—hormon yang membantu tidur—justru meningkat. Ini membuat kamu lebih mudah mengantuk meski baru saja bangun. Penelitian dari Healthline menunjukkan bahwa sinar matahari sangat penting untuk keseimbangan hormon ini.

2. Seasonal affective disorder: Depresi musiman

ilustrasi merasakan kesedihan saat hujan (pexels.com/Yakup Polat)
ilustrasi merasakan kesedihan saat hujan (pexels.com/Yakup Polat)

Ada istilah untuk kondisi ini, yaitu Seasonal Affective Disorder (SAD). SAD adalah jenis depresi yang terjadi pada waktu tertentu, biasanya saat musim hujan atau musim dingin.

Gejala SAD meliputi perasaan sedih, mudah lelah, dan sulit tidur. Penelitian tahun 2017 menunjukkan bahwa kurangnya cahaya alami selama musim hujan memengaruhi jam biologis tubuh, yang kemudian mengganggu suasana hati.

Namun, menurut Kristine Berrett, seorang psikolog dari Washington, meski kamu tidak memiliki SAD, hujan tetap bisa mengurangi energi dan motivasi.

3. Kenangan dan emosi yang terbangkitkan

ilustrasi nostalgia kenangan hujan-hujan saat masih kecil (pexels.com/RobertLee)
ilustrasi nostalgia kenangan hujan-hujan saat masih kecil (pexels.com/RobertLee)

Hujan sering membawa kita ke dalam nostalgia. Suaranya yang ritmis dan suasananya yang tenang memicu kenangan lama.

Bagi sebagian orang, hujan menjadi pengingat akan momen tertentu. Dalam banyak budaya, hujan sering diasosiasikan dengan melankolia atau kesedihan.

Misalnya, dalam cerita-cerita klasik, hujan sering digambarkan sebagai simbol perpisahan atau kesedihan. Hal ini membuat emosi kamu lebih mudah terhubung dengan pengalaman masa lalu.

4. Trauma dan kecemasan terkait iklim

ilustrasi banjir (pexels.com/Sveta K)
ilustrasi banjir (pexels.com/Sveta K)

Tidak semua orang melihat hujan sebagai hal yang menenangkan. Dalam beberapa kasus, hujan justru memicu kecemasan atau trauma.

Juga, masyarakat adat yang kehilangan rumah akibat banjir sering merasa cemas saat hujan turun. Hal ini diperparah dengan perubahan iklim, yang membuat pola hujan semakin sulit diprediksi.

Banjir, kekeringan, dan cuaca ekstrem lainnya juga memengaruhi psikologi kita. Kamu mungkin merasa tidak berdaya menghadapi kondisi ini, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan mental.

5. Pluviophile: Mereka yang mencintai hujan

ilustrasi kebahagian saat hujan turun (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi kebahagian saat hujan turun (pexels.com/Yan Krukau)

Meski begitu, tidak semua orang merasa sedih saat hujan. Ada juga yang merasa bahagia dan tenang setiap kali hujan turun. Mereka disebut pluviophile.

Pluviophile menikmati suara hujan, aroma tanah basah, dan suasana mendung. Bagi mereka, hujan adalah waktu untuk merenung, membaca, atau sekadar menikmati momen.

Beberapa orang bahkan merasa lebih kreatif saat hujan turun. Suasana yang tenang membantu mereka fokus dan terhubung dengan diri sendiri.

Hujan memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Bagi sebagian orang, hujan membawa kedamaian. Bagi yang lain, hujan bisa menjadi pemicu rasa melankolis.

Jika hujan membuatmu murung, cobalah melakukan aktivitas yang menyenangkan. Bacalah buku, dengarkan musik, atau nikmati secangkir teh hangat.

Namun, jika kamu menikmati hujan, jadikan itu momen refleksi. Hujan mengingatkan kita untuk menemukan keindahan dalam hal-hal sederhana. Dalam setiap rintikannya, ada pelajaran tentang ketenangan, keseimbangan, dan harmoni dengan alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us