Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Orang yang Rajin ke Gym Justru Bisa Kelelahan Terus?

kenapa orang yang rajin ke gym justru bisa kelelahan terus?
ilustrasi kelelahan saat nge-gym (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Latihan yang terlalu sering tanpa jeda bisa memicu kondisi yang disebut overtraining. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak punya cukup waktu untuk memulihkan jaringan otot yang rusak selama latihan.
  • Latihan gym memang penting, tapi waktu melakukannya juga berpengaruh besar pada kondisi tubuh. Banyak orang memilih pergi ke gym pada malam hari karena jadwal yang padat, tanpa menyadari efeknya terhadap pola tidur.
  • Rasa lelah setelah latihan memang wajar, tapi jika tubuh terasa lemah setiap hari meski rajin ke gym, artinya ada yang perlu dievaluasi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang menganggap pergi ke gym setiap hari merupakan tanda bahwa mereka menjalani hidup sehat dan punya disiplin tinggi. Setiap sesi latihan diisi dengan semangat untuk membakar kalori, memperkuat otot, dan menjaga kebugaran. Namun ironisnya, tidak sedikit orang yang justru merasa tubuh semakin lelah meski sudah rajin berolahraga

Rasa lelah berkepanjangan bukan pertanda tubuh melemah, tapi sering kali menjadi sinyal bahwa keseimbangan latihan dan pemulihan tidak berjalan dengan baik. Tubuh memang butuh aktivitas fisik, tetapi juga memerlukan waktu untuk memperbaiki diri. Saat keduanya tidak seimbang, manfaat olahraga bisa berbalik menjadi sumber stres bagi tubuh. Berikut penjelasan mengapa seseorang bisa terus merasa kelelahan meski rutin berlatih di gym.

1. Tubuh mengalami overtraining karena latihan terlalu sering

ilustrasi olahraga malam di gym (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi olahraga malam di gym (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Latihan yang terlalu sering tanpa jeda bisa memicu kondisi yang disebut overtraining. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak punya cukup waktu untuk memulihkan jaringan otot yang rusak selama latihan. Alih-alih semakin kuat, otot justru mengalami penurunan performa karena terus dipaksa bekerja di bawah tekanan tinggi. Dalam jangka panjang, tubuh mulai menunjukkan gejala kelelahan seperti detak jantung meningkat, nyeri otot berkepanjangan, dan sulit tidur.

Overtraining juga memengaruhi sistem hormon. Produksi kortisol, hormon stres, meningkat tajam sementara hormon pemulih seperti testosteron menurun. Akibatnya, energi cepat terkuras dan tubuh terasa berat meski aktivitas biasa. Banyak orang mengira latihan rutin selalu berarti sehat, padahal keseimbangan antara olahraga dan istirahat menjadi kunci utama.

2. Asupan nutrisi tidak mendukung kebutuhan energi tubuh

ilustrasi makan setelah gym (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi makan setelah gym (pexels.com/Mikhail Nilov)

Berolahraga di gym tanpa memperhatikan asupan nutrisi sama saja seperti naik kendaraan tanpa bahan bakar. Tubuh memerlukan karbohidrat untuk energi cepat, protein untuk memperbaiki jaringan otot, serta lemak sehat untuk menjaga kestabilan hormon. Ketika asupan ini tidak seimbang, tubuh mulai kekurangan sumber energi dan memicu rasa lelah bahkan sebelum latihan dimulai.

Kelelahan kronis juga bisa muncul karena kebiasaan menahan lapar setelah latihan dengan alasan diet. Padahal, setelah sesi berat, otot butuh asupan glikogen untuk proses pemulihan. Jika tubuh terus dibiarkan kekurangan nutrisi, sistem metabolisme bisa melambat dan membuat latihan justru terasa menyiksa. Gym seharusnya membantu meningkatkan vitalitas, bukan menurunkannya karena kekurangan asupan.

3. Kualitas tidur menurun akibat waktu latihan yang tidak tepat

bolehkah mendaki gunung saat sedang kurang tidur?
ilustrasi tidak bisa tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Latihan gym memang penting, tapi waktu melakukannya juga berpengaruh besar pada kondisi tubuh. Banyak orang memilih pergi ke gym pada malam hari karena jadwal yang padat, tanpa menyadari efeknya terhadap pola tidur. Aktivitas fisik intens di malam hari bisa meningkatkan suhu tubuh, mempercepat detak jantung, dan menstimulasi hormon adrenalin, yang semuanya membuat tubuh sulit beristirahat.

Ketika tidur terganggu, proses pemulihan otot dan sistem saraf tidak berjalan optimal. Kurang tidur membuat tubuh kesulitan mengatur energi, memperburuk suasana hati, dan menurunkan kemampuan fokus. Akibatnya, meski tetap rajin ke gym, performa fisik terus menurun dan kelelahan terasa semakin sering. Menyesuaikan jadwal latihan agar tidak terlalu dekat dengan waktu tidur bisa menjadi langkah sederhana yang sangat membantu.

4. Tekanan psikologis dari target yang terlalu tinggi

ilustrasi nge-gym (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi nge-gym (pexels.com/Gustavo Fring)

Kelelahan tidak selalu datang dari fisik, tetapi juga dari pikiran. Banyak orang yang datang ke gym membawa target berat badan, bentuk tubuh, atau capaian performa tertentu yang terlalu ambisius. Tekanan untuk selalu berkembang bisa memicu stres psikologis yang mengganggu hormon dan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini membuat tubuh sulit beradaptasi dan akhirnya cepat merasa lelah.

Ketika fokus utama olahraga hanya pada hasil, tubuh kehilangan keseimbangan alami antara kebutuhan dan kemampuan. Tekanan berlebih bisa mengubah latihan menjadi beban mental yang berat. Sementara itu, stres berkelanjutan meningkatkan kadar kortisol yang berdampak langsung pada kelelahan fisik. Olahraga seharusnya membantu menurunkan stres, bukan malah semakin menambahnya.

5. Ketidakseimbangan hidrasi dan elektrolit setelah latihan

ilustrasi minum air (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi minum air (pexels.com/Anna Shvets)

Salah satu penyebab kelelahan yang sering diabaikan adalah dehidrasi. Saat berolahraga di gym, tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui keringat. Jika cairan tidak segera digantikan, volume darah menurun dan aliran oksigen ke otot menjadi lebih lambat. Akibatnya, tubuh merasa lemah, kepala pusing, dan konsentrasi menurun.

Kehilangan elektrolit seperti natrium, kalium, dan magnesium juga dapat memicu kram otot serta gangguan irama jantung. Banyak orang fokus pada durasi latihan, tapi lupa memperhatikan hidrasi sebelum dan sesudahnya. Minum air dalam jumlah cukup serta menambahkan cairan elektrolit setelah latihan bisa membantu mengembalikan keseimbangan tubuh dan mencegah kelelahan berlebih.

Rasa lelah setelah latihan memang wajar, tapi jika tubuh terasa lemah setiap hari meski rajin ke gym, artinya ada yang perlu dievaluasi. Kesehatan tidak hanya diukur dari seberapa sering kamu berolahraga, tetapi juga seberapa baik tubuhmu dalam memulihkan diri. Tubuh yang bugar adalah tubuh yang seimbang, jadi sudahkah rutinitas gym kamu berjalan seimbang seperti itu?

Referensi

"Why am I so tired after exercising?" Harvard Health Publishing. Diakses pada Oktober 2025.

"9 Possible Reasons Why You’re Feeling So Sluggish During Your Workout". Women's Health. Diakses pada Oktober 2025.

"Here’s How to Tell When You’re Too Tired to Work Out—and When You Should Power Through". Peloton. Diakses pada Oktober 2025.

"Are You Exercising Too Much? Here’s How to Tell (and Why It Can Be Risky)". Everyday Health. Diakses pada Oktober 2025.

"4 Reasons Why You Have Low Energy Levels at the Gym". JEFIT. Diakses pada Oktober 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Health

See More

Kenapa Lari Multistage Jadi Tren Baru di Kalangan Pelari?

29 Okt 2025, 08:06 WIBHealth