Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Sudah Diet dan Olahraga Berat Badan Malah Naik?

ilustrasi diet tidak menyenangkan (pexels.com/Engin Akyurt)

Sudah jadi pemahaman umum bahwa menurunkan berat badan bukanlah hal mudah. Perlu pengaturan pola makan tepat dan kombinasi olahraga rutin untuk mencapai bobot ideal. Sedihnya, tidak semua orang berhasil mencapai target. Bahkan ada yang timbangannya justru bertambah meski sudah diet dan melakukan latihan fisik.

Hal tersebut tentu bikin kesal, kenapa sudah diet dan olahraga berat badan malah naik? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan usaha dietmu sia-sia. 

Kenapa sudah diet dan olahraga berat badan malah naik?

Berat tubuh sangat dipengaruhi oleh beberapa hal. Contoh saja makanan yang dikonsumsi, intensitas olahraga, cara mengelola stres, dan riwayat kesehatan. Menyeimbangkan seluruh aspek tersebut secara rutin dapat membantumu menurunkan berat badan.

Namun, bagaimana jika sudah melakukannya, tetapi bobot tetap naik? Apa yang salah? Coba evaluasi poin-poin berikut.

1. Makan melebihi kalori harian

ilustrasi smoothie bowl (pexels.com/Nicola Barts)

Latihan fisik alias berolahraga dapat membuatmu terasa sangat lapar. Sebetulnya sah-sah saja jika kamu ingin mengisi ulang tenaga dengan mengonsumsi makanan sehat. Akan tetapi, sensasi lapar tersebut berpotensi membuatmu mengonsumsi lebih banyak kalori dibanding yang dibakar. Di sisi lain, perubahan hormon akibat penurunan jumlah asupan pun dapat memicu rasa lapar lebih besar.

Hal tersebut tentu menjadi tantangan saat diet. Perlu dipahami sebetulnya kamu boleh makan dan jangan merasa bersalah akan hal tersebut. Akan tetapi, pastikan jumlah kalorinya sesuai. Pertimbangkan untuk mengonsumsi protein, minum cukup air, dan sayuran untuk menekan kalori serta tetap kenyang.

2. Retensi air setelah olahraga

Beberapa jenis workout alias olahraga, seperti latihan kekuatan, bekerja dengan memecah serat otot di tubuh dan menumbuhkannya kembali. Proses kerusakan jaringan tersebut membuat otot menahan air dan membengkak sebagai bagian dari proses penyembuhan.

Air tersebut memiliki berat yang dapat memengaruhi timbanganmu. Namun, jangan terlalu khawatir karena efek ini biasanya sementara. Jadi, bukan berarti kamu bertambah gemuk setelah olahraga, ya. Otot-otot pun akan menjadi lebih kuat setelah diperbaiki melalui olahraga yang dilakukan.

3. Peningkatan massa otot

ilustrasi otot (unsplash.com/Brad Neathery)

Merasa sudah diet, berolahraga, dan tampak lebih langsing, tetapi berat badan justru bertambah? Bisa jadi karena tubuhmu mengalami peningkatan massa otot. Jangan dulu berpikir olahragamu gagal.

Sebaliknya, efek ini sangat wajar jika kamu melakukan olahraga yang melatih otot seperti latihan beban.  Gerakan workout pada latihan tersebut membantu menghilangkan lemak sekaligus membentuk otot. Padahal otot memiliki bobot lebih berat dibanding lemak.

Meski demikian, otot tidak membuat perut tampak buncit sebagaimana lemak. Sebaliknnya, komposisi tubuh akan menjadi lebih baik. Meski demikian, hal ini mungkin memakan waktu berbulan-bulan setelah rutin diet dan olahraga, ya.

4. Diet dan olahraga kurang tepat

Ada banyak jenis diet yang dapat dilakukan. Begitu pula gerakan olahraga yang bisa kamu ikuti. Akan tetapi, tidak semuanya cocok untuk menurunkan berat badan.

Nah, penerapan diet dan olahraga yang kurang tepat bisa jadi alasan mengapa kamu tak kunjung mengalami pengurangan timbangan. Sebaliknya berat badan malah bertambah. 

Selain itu, konsistensi juga penting untuk meningkatkan efektivitas diet dan olahraga demi menurunkan bobot tubuh. Kalau ternyata lebih banyak cheating day dibanding makan sehat, belum lagi olahraga yang hanya sesekali, tentu saja berat badan lebih berpotensi bertambah dibanding berkurang.

5. Penyimpanan daya tubuh

ilustrasi berat badan (pexels.com/koolshooters)

Alasan lain yang mungkin membuat timbangan bertambah setelah olahraga dan diet adalah reaksi tubuh dalam menyimpan daya. Ketika banyak berolahraga, tubuh membutuhkan energi ekstra.

Saat mulai berolahraga lebih teratur, tubuh menyimpan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen pada otot untuk memenuhi energi ketika berolahraga lagi. Nah, pada prosesnya, glikogen terikat dengan air yang bisa menambah bobot tubuhmu sekitar 1—3 pon atau 0,5—1,3 kg dari bobot awal. 

Berjalan beriringan dengan retensi air, efek olahraga ini tidak akan permanen, kok. Bobot tubuh dapat kembali berkurang setelah beberapa minggu hingga 1 bulan. Selama menunggu, pastikan tetap berolahraga, ya.

6. Gaya hidup kurang sehat

Faktanya, diet dan olahraga saja tidak cukup untuk menurunkan berat badan secara stabil. Diperlukan kombinasi gaya hidup sehat untuk mencapai goals tersebut. Kondisi seperti stres kronis dan kebiasaan kurang tidur dikatakan sebagai beberapa faktor yang membuat bobot tubuh sulit berkurang. 

Selain itu, kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang juga dapat memicu perlemakan hati. Jika terus dilakukan hal tersebut berpotensi merusak hati dan memengaruhi cara tubuh dalam menyimpan karbohidrat serta lemak. Pada akhirnya, usaha diet dan olahragamu akan sulit membuahkan hasil karena tubuh kesulitan mengelola energi.

Kalau bertanya-tanya kenapa sudah diet dan olahraga berat badan malah naik, jangan buru-buru panik. Evaluasi kembali jenis diet dan olahraga yang kamu lakukan. Jika sudah sesuai, bisa jadi kenaikan bobot tubuh tersebut memang hanya sementara karena beberapa faktor di atas.

Referensi:

"Why Do Some People Gain Weight After Starting a Workout Program?". Cleveland Clinic. Diakses Februari 2025.
"Dieting, Working Out, and Gaining Weight? Here's Why it May Happen". FormHealth. Diakses Februari 2025.
"Why Is It So Hard to Lose Weight?". Health Care University of Utah. Diakses Februari 2025.
"How Does Alcohol Affect Weight Loss?". Healthline. Diakses Februari 2025.
"I Eat Healthy, Why Am I Gaining Weight?". Moreland Obgyn. Diakses Februari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us