3 Penyebab Air Ketuban Keruh, Ibu Hamil Wajib Waspada!

Harus segera dapat penanganan medis

Salah satu karakteristik air ketuban normal adalah warnanya kekuningan, tetapi tetap bening. Terkadang air ketuban pun keluar bersama bercak keputihan atau darah. Namun, tenang, hal ini masih wajar.

Nah, yang perlu diwaspadai adalah saat ketuban yang muncul tidak jernih. Beberapa bahkan mengalami perubahan warna. Kalau hal tersebut terjadi, kemungkinan penyebab air ketuban keruh disebabkan oleh beberapa hal berikut.

Penyebab air ketuban keruh

Air ketuban merupakan bagian dari kehamilan yang berfungsi sebagai pelindung janin. Ketika dalam kandungan, bayi akan dikelilingi sejumlah cairan yang terus bertambah, sebelum akhirnya pecah menjelang kelahiran.

Selain pelindung, air ketuban juga berfungsi untuk mendukung perkembangan janin. Saat volume ketuban cukup, janin bisa bebas bergerak serta membentuk otot maupun tulang. Cairan ini juga dapat mengembangkan pernapasan, antibodi, hingga perkembangan fisik lain pada bayi.

Normalnya, cairan ketuban berwarna kekuningan dan bening, melansir Cleveland Clinic. Namun, pada beberapa kondisi, warnanya bisa berubah. Berikut penyebab air ketuban keruh.

1. Chorioamniotic

3 Penyebab Air Ketuban Keruh, Ibu Hamil Wajib Waspada!ilustrasi hamil (freepik.com/valeria_aksakova)

Masalah kesehatan ini terkadang juga disebut dengan intra-amniotic infection. Ini merupakan kondisi infeksi yang menyerang kandungan. Namanya sendiri mengacu pada selaput yang mengelilingi janin yakni chorion  berarti 'selaput luar' dan ‘amnion’ alias kantung cairan.

Infeksi korioamnionitis menyerang korion, amnion, hingga cairan ketuban di sekitar janin. Penyebabnya, bakteri yang masuk dari vagina naik ke dalam rahim. 

E. coli, Streptococcus grup B, Ureaplasma, Mycoplasma hominis, dan bakteri anaerob lain adalah pemicu umum dari kondisi ini. Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu dan janin.

Infeksi chorioamnionitis menyebabkan air ketuban berubah warna, biasanya menjadi hijau atau kuning lebih pekat. Bukan hanya itu, infeksi juga memicu aroma tidak sedap pada cairan.

Penanganan infeksi dilakukan dengan pemberian antibiotik. Pengobatan bisa tetap berlanjut dari sebelum hingga sesudah persalinan. Diperlukan tindakan segera guna mencegah risiko serius pada ibu dan janin.

Baca Juga: Benarkah Minum Soda Bisa Mencegah Kehamilan? Cek Faktanya

2. Anemia hemolitik pada janin

Penyebab air ketuban keruh lainnya adalah kondisi anemia hemolitik pada janin. Perubahan warna cairan menjadi lebih keruh dan kuning menandakan adanya kandungan bilirubin yang berlebihan. Kondisi ini bisa menjadi pertanda bahwa janin mengalami anemia hemolitik. 

Kemungkinan gejala lainnya termasuk adanya darah ibu atau janin pada ketuban sehingga membuatnya berwarna kemerahan. Perubahan warna ketuban menjadi gelap menandakan kemungkinan janin meninggal di dalam kandungan. 

Pemeriksaan kandungan rutin dapat mencegah risiko yang sukar terdeteksi. Maka dari itu, selalu jadwalkan kunjungan rutin untuk mengetahui perkembangan janin serta kondisi ibu.

3. Mekonium

3 Penyebab Air Ketuban Keruh, Ibu Hamil Wajib Waspada!ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Jordan Bauer)

Mekonium merupakan kotoran pertama bayi yang diharapkan keluar dalam 24-48 jam setelah kelahiran, melansir WebMD. Namun, pada kondisi tertentu, mekonium dapat keluar ketika janin masih berada di kandungan.

Risiko tersebut mungkin dialami, jika:

  • ibu mengalami preeklamsia;
  • persalinan menegangkan dengan durasi yang lama atau hal lainnya; 
  • konsumsi obat-obatan, seperti kokain selama kehamilan; dan
  • infeksi peripartum.

Air ketuban yang bercampur mekonium akan berubah warna menjadi kehijauan maupun kecokelatan. Biasanya hal ini terjadi akibat kehamilan melebihi waktu atau bayi mengalami stres kandungan.

Mekonium yang terhirup oleh bayi berisiko menyebabkan gangguan pernapasan yang disebut aspirasi mekonium. Penanganan pasca kelahiran diperlukan guna memastikan bayi mendapatkan oksigen cukup.

Alasan dan penyebab air ketuban keruh kebanyakan berkaitan dengan kondisi kesehatan. Maka dari itu, diperlukan identifikasi dan penanganan segera guna memastikan kondisi ibu dan janin. 

Baca Juga: Kangkung untuk Ibu Hamil, Ini Manfaat dan Potensi Risikonya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya