Vaginoplasty vs Labiaplasty, Tindakan Operasi Mengubah Vulva

Kurang dianjurkan kecuali karena alasan medis

Ada dua tindakan bedah yang dilakukan pada vagina, yakni vaginoplasty dan labiaplasty. Meski sama-sama menargetkan area genital perempuan, keduanya dilakukan di area berbeda. 

Lantas, vaginoplasty vs labiaplasty, apa bedanya? Ini ulasan lengkapnya. 

Vaginoplasty

Vaginoplasty vs Labiaplasty, Tindakan Operasi Mengubah Vulvailustrasi dokter menjelaskan vagina kering kepada pasien (completewomencare.com)

Vaginoplasty merupakan tindakan operasi yang bertujuan untuk mengencangkan kembali vagina. Biasanya, dilakukan untuk meremajakan vagina setelah persalinan atau mengalami penuaan

Dilansir Visionary Center of Women, vaginoplasty menguatkan kembali tonus otot vagina perempuan. Tindakan ini melibatkan saluran vagina, selaput lendirnya, serta struktur vulvo-vagina. 

Operasi vaginoplasty dilakukan dengan menghilangkan kelebihan lapisan vagina dan mengencangkan jaringan lunak dan otot di sekitarnya. Pada perempuan subur, tindakan ini tidak memengaruhi fungsi menstruasi dan pembuahan.

Labiaplasty

Dengan target berbeda, labiaplasty dilakukan untuk mengubah bentuk labia alias bibir yang mengelilingi vagina. Tindakan ini bisa diterapkan pada labia mayor maupun minor.

Tujuannya, untuk mengubah ukuran atau bentuk labia. Operasi ini dilakukan dengan memahat atau membentuk ulang labia. Bisa membuatnya tampak lebih kecil atau mengoreksi bentuknya yang asimetri.

Tindakan ini diambil guna mengatasi kelainan kongenital seperti atresia vagina (tidak adanya saluran vagina), agenesis Mullerian (cacat rahim dan saluran tuba), dan interseks (karakteristik seksual laki-laki dan perempuan pada seseorang). Lalu, mengatasi robekan dan peregangan labia minora yang disebabkan oleh persalinan, kecelakaan, dan usia.

Baca Juga: Pahami Bahaya Menjilat Vagina saat Seks Oral, Hati-hati!

Vaginoplasty vs labiaplasty

Vaginoplasty vs Labiaplasty, Tindakan Operasi Mengubah Vulvailustrasi celana dalam perempuan (pexels.com/Cliff Booth)

Baik vaginoplasty maupun labiaplasty dilakukan untuk meremajakan vagina. Keduanya bisa dilakukan bersamaan atau tindakan secara terpisah. 

Seorang perempuan bisa mendapatkan vaginoplasty atau labiaplasty sebagai operasi rekonstruksi apabila bertujuan meningkatkan fungsi tubuh. Misalnya, inkontinensia urine. Adanya tindakan ini bermaksud meningkatkan kemampuan tubuh dan menghindari rasa sakit.

Sementara, bedah kosmetik dilakukan guna mengubah estetika yang pada dasarnya berfungsi normal. Penerapan vaginoplasty dan labiaplasty pada vagina sebagai bedah kosmetik menimbulkan pro kontra di kalangan ahli. 

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menganggap bedah plastik pada vagina masih perlu dilakukan secara hati-hati. Sebab, menimbang risiko dan masih kurangnya data ilmiah tentang keamanan dan keefektifannya. Selain itu, ACOG juga menentang bahwa vaginoplasty dan labiaplasty bisa dilakukan untuk meningkatkan sensitivitas, melansir WebMD.

Tindakan operasi berkaitan dengan vaginoplasty dan labiaplasty

Meski menuai pro kontra, ahli bedah terus mengembangkan variasi peremajaan vagina. Klaimnya, dapat meningkatkan kecantikan dan kepercayaan diri. Padahal ahli yang tergabung dalam ACOG mengungkapkan, alat kelamin perempuan secara alami memiliki berbagai tampilan normal.

Dokter yang tergabung dalam American Society of Plastic Surgery (ASPS) menawarkan berbagai bentuk peremajaan vagina. Catatan penting, bahwa organisasi yang menaungi mereka tidak sepenuhnya mendukung, serta memberikan peringatan adanya kemungkinan risiko, karena data ilmiah belum mencukupi.

  • Revirginisasi, yakni tindakan memperbaiki selaput dara yang diyakini pecah saat seks pertama kali. Operasi yang juga disebut sebagai hymenoplasty ini memperbaiki selaput dara untuk meniru keadaan aslinya
  • Pembukaan klitoris,ini dilakukan dengan menghilangkan jaringan yang biasanya menutupi klitoris
  • Amplifikasi G-spot. Titik ini diyakini memiliki rangsangan erotis sangat peka untuk gairah dan orgasme perempuan. Prosedur amplifikasi g-spot melibatkan penyuntikan kolagen ke dinding depan vagina, secara teoritis diklaim dapat meningkatkan kenikmatan.

Risiko vaginoplasty dan labiaplasty

Vaginoplasty vs Labiaplasty, Tindakan Operasi Mengubah Vulvailustrasi nyeri perut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Kedua tindakan bedah ini memiliki risiko tersendiri. Dalam tindakan bedah konstruksi, pertimbangan efek samping mungkin lebih kecil dibandingkan kebutuhan peningkatan fungsi tubuh.

Namun, dari segi bedah kosmetik, baik vaginoplasty maupun labiaplasty lebih mungkin menimbulkan efek negatif, yakni:

  • Infeksi
  • Perubahan sensasi yang permanen
  • Rasa sakit yang berkelanjutan
  • Jaringan parut

Sebelum mendapatkan tindakan bedah, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter terkait masalah yang dialami. Hal ini dilakukan guna menemukan tindakan selain bedah. Misalnya, dengan melakukan kegel untuk meningkatkan kekuatan otot vagina atau konsultasi untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Vaginoplasty vs labiaplasty, bisa jadi opsi terbaik untuk bedah vagina, tapi bukan hal yang mudah dilakukan. Tanyakan terlebih dahulu pada ahlinya terkait risikonya di samping manfaatnya.

Baca Juga: 4 Penyebab Vagina Basah, Gak Selalu karena Terangsang

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya