5 Jenis Capek Menurut Psikologi, Bukan Cuma Fisik, lho

Tergantung jenisnya, capek harus diatasi dengan cara berbeda

Setelah seharian penuh beraktivitas, pasti banyak di antara kita yang sering mengeluh capek. Seperti yang kamu ketahui, rasa capek yang kamu alami adalah suatu pertanda bahwa tubuh membutuhkan istirahat.

Menurut psikologi, ternyata jenis capek juga dibedakan menjadi beberapa macam, lho. Beberapa macam capek itu antara lain capek fisik, capek emosional, capek sosial, capek mental, dan soul exhausion. Semua jenis capek diklasifikasi berdasarkan dari mana dan seperti apa rasa capek yang kamu alami.

Setiap jenis capek memiliki sumber penyebab, efek, dan cara mengatasinya masing-masing. Untuk mengetahui fakta ini lebih lanjut, yuk, simak ulasan ini sampai habis!

1. Capek fisik

5 Jenis Capek Menurut Psikologi, Bukan Cuma Fisik, lhoilustrasi capek setelah berolahraga (pexels.com/Tim Samuel)

Kita selalu mengandalkan fisik kita untuk melakukan banyak hal, mulai dari bekerja, melakukan perjalanan, berolahraga, maupun untuk melakukan tugas rumah sehari-hari. Tapi bukan hanya karena terlalu banyak bergerak, capek fisik juga bisa disebabkan akibat terlalu sedikit bergerak, lho! Contohnya seperti terlalu lama duduk di depan laptop atau TV.

Capek fisik bisa berakibat pada pola makan, pola tidur, fisiologi, dan biokimia tubuh kita. Memiliki waktu istirahat yang berkualitas dan teratur, tidak terlalu banyak makan makanan yang mengandung gula, serta membatasi penggunaan teknologi adalah beberapa cara untuk mengatasi fisik yang capek.

2. Capek sosial

5 Jenis Capek Menurut Psikologi, Bukan Cuma Fisik, lhoilustrasi capek saat berinteraksi dengan orang lain (pexels.com/Anthony Shkraba)

Kamu pasti pernah merasa capek setelah berinteraksi kepada banyak orang. Yup, saat itu kamu sedang mengalami capek sosial. Layaknya capek fisik, capek sosial juga tidak hanya diakibatkan oleh rasa overwhelmed akibat interaksi sosial yang terlalu intens, tapi bisa juga diakibatkan oleh terlalu sedikitnya interaksi sosial yang kamu lakukan. Selain itu, capek sosial juga bisa diakibatkan oleh komunikasi yang disconnected alias tidak nyambung.

Meski saat ini interaksi sosial lebih sering dilakukan lewat media sosial dan platform daring lainnya, hal ini sejatinya tidak menghindarkan kamu dari potensi capek sosial. Malah, faktanya komunikasi secara daring membutuhkan energi yang lebih banyak, terutama bagi orang-orang yang tidak terlalu jago teknologi.

Untuk mengatasinya, kamu harus mencari ketenangan di dalam kesendirian. Luangkan waktu untuk melakukan me-time atau bermeditasi. Tidak usah terlalu fancy, kamu bisa rebahan di kamar sambil mendengarkan lagu-lagu favorit, window shopping, atau berjalan-jalan di sore hari yang cerah.

Baca Juga: 5 Alasan Berprinsip Pilih Capek Kerja daripada Capek Mencari

3. Capek emosional

5 Jenis Capek Menurut Psikologi, Bukan Cuma Fisik, lhoilustrasi seseorang yang sedang frustasi (pexels.com/Nathan Cowley)

Capek emosional adalah buntut dari perasaan marah, sedih, frustasi, dan depresi yang tertahan terlalu lama. Ketika capek emosional muncul ke permukaan, kita merasa terlalu emosional, dapat menangis dengan mudah dan tanpa alasan, serta merasa sedih terus menerus. Tidak jarang tubuh kita akan terasa kurang berenergi karena ikut merasakan dampaknya.

Cara paling ampuh untuk mengatasi capek emosional adalah dengan mengeluarkan emosi yang sudah lama terpendam. Kamu bisa curhat kepada orang yang kamu percaya, atau menuliskannya ke dalam jurnal. Kamu juga bisa melakukan konsultasi ke psikolog jika dirasa perlu.

4. Capek mental (burnout)

5 Jenis Capek Menurut Psikologi, Bukan Cuma Fisik, lhoilustrasi capek (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dalam keseharian, kita sering dihadapkan oleh kegiatan berpikir kritis, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, pekerjaan yang repetitif, serta kemampuan untuk fokus. Hal-hal itu semua merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan kognitif yang dapat melelahkan otak kita sehingga menyebabkan capek mental.

Dalam jangka waktu panjang, capek mental dikenal dengan sebutan burnout. Bagi kamu yang saat ini berprofesi sebagai pelajar, pekerja kreatif, praktisi ilmu eksak, atau profesi lainnya yang membutuhkan kegiatan kognitif yang tinggi, potensi merasakan capek mental bakal jadi lebih tinggi.

Untuk mengatasinya, rajin-rajinlah rehat sejenak dari pekerjaan, misalnya setiap 40 menit sekali. Selain itu, buatlah jadwal pasti kapan waktunya untuk bekerja dan beristirahat. Pastikan waktu istirahatmu ideal dan tercukupi.

5. Soul exhaustion

5 Jenis Capek Menurut Psikologi, Bukan Cuma Fisik, lhoilustrasi seseorang sedang termenung (pexels.com/Engin Akyurt)

Pasti banyak di antara kamu yang pernah mengalami perasaan capek yang sulit untuk dijelaskan. Tiba-tiba saja kamu merasa malas untuk melakukan apapun, termasuk kegiatan sederhana seperti mandi atau makan. Jika iya, mungkin saat itu kamu sedang mengalami yang namanya soul exhausion.

Eits, jangan panik dulu! Hal ini bukanlah sesuatu yang menakutkan dan harus dipermasalahkan, kok. Justru hal ini masih tergolong situasi yang normal.

Soul exhaustion dapat menjadi jembatan agar kamu bisa kembali ke versi dirimu yang lebih fresh dan baru. Meski cukup sulit untuk dipahami dan diatasi, kamu bisa melakukan pendekatan spiritual seperti banyak beribadah dan berdoa, melakukan refleksi diri, serta merawat dirimu sebaik mungkin.

Pada umumnya, rasa capek yang kita rasakan dapat diatasi dengan istirahat. Namun, sayangnya sekedar istirahat saja tidak cukup mampu mengatasi beberapa jenis capek lain, seperti capek emosional atau soul exhaustion.

Untuk itu, kita harus lebih memahami tubuh, pikiran, dan perasaan kita dengan lebih baik. Dengan begitu, kita dapat memilih cara self-healing yang tepat agar perasaan capek, frustrasi, dan sedih yang kita rasakan dapat teratasi dengan tuntas.

Baca Juga: 5 Sebab Penggunaan Media Sosial Bisa Bikin Capek Hati dan Pikiran

Lina Yasmin Photo Verified Writer Lina Yasmin

Pembaca novel jika sedang mood. Pemakan segala (yang halal), dan petidur ulung.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya