Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puluhan Warga Keracunan Klorin, Mengapa Gas Klorin Berbahaya?

ilustrasi gas beracun (freepik.com/freepik)

Baru-baru ini beredar kabar mengenai puluhan warga yang diduga keracunan gas klorin. Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 14 September 2022 di Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Gas klorin diduga berasal dari pabrik yang berada dekat dengan pemukiman warga. Adanya insiden tersebut membuat warga dilarikan ke rumah sakit dan klinik. 

Klorin dapat bereaksi dengan air, termasuk cairan yang ada pada membran mukosa tubuh. Oleh karena itu, gas klorin dapat menimbulkan masalah pada kesehatan dalam jumlah tertentu. Mengapa gas klorin berbahaya bagi tubuh? Berikut penjelasannya!  

1. Mengenal gas klorin

ilustrasi gas beracun (freepik.com/freepik)

Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), klorin merupakan gas berwarna hijau kekuningan dalam suhu ruang. Gas klorin dapat dikenali dengan baunya yang kuat dan menyengat. Gas klorin yang ditekan dan didinginkan dapat disimpan dalam bentuk cairan.

Klorin merupakan unsur yang umum digunakan dalam industri. Klorin banyak digunakan sebagai pemutih dalam pembuatan kertas dan kain. Senyawa tersebut juga digunakan dalam pembuatan pelarut, pestisida, hingga karet sintetis.  

Menurut Medical News Today, klorin memiliki sifat antibakteri yang dapat membasmi dan mencegah pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, klorin dalam jumlah sedikit juga dimanfaatkan untuk mendesinfeksi air kolam renang. Selain itu, klorin juga dapat ditemukan pada beberapa produk rumah tangga. 

2. Bagaimana seseorang terpapar klorin?

ilustrasi menghirup udara (pexels.com/Spencer Selover)

Rute utama paparan gas klorin adalah melalui rute inhalasi atau dihirup. Menghirup gas klorin dalam jumlah tertentu dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Risiko seseorang terpapar klorin tergantung seberapa dekat dengan sumber klorin. Apabila gas klorin dilepaskan ke udara, orang lain dapat terpapar klorin melalui kontak dengan kulit, mata, atau terhirup.

3. Tingkat keparahan

ilustrasi berbahaya (pexels.com/Monstera)

WebMD menjelaskan bahwa tingkat keparahan keracunan klorin tergantung dari jumlah paparan klorin. Makin sedikit jumlah klorin, keluhan yang dialami lebih ringan atau tidak parah. Sebaliknya, makin besar paparan klorin, keluhan yang dialami bisa lebih berat. 

‌Faktor yang memengaruhi tingkat keparahannya yaitu:

  • Jumlah klorin.
  • Bagaimana terpapar klorin.
  • Durasi terpapar klorin.
  • Di mana gas atau cairan kontak dengan tubuh, misalnya mata, kulit, atau paru-paru.

4. Mengapa klorin berbahaya bagi tubuh?

ilustrasi posterior vitreous detachment (freepik.com/user18526052)

Masih mengutip penjelasan CDC, klorin merupakan gas beracun yang bersifat korosif. Selain bersifat korosif, gas klorin juga bersifat sangat larut dalam air. Oleh sebab itu, gas klorin sangat mengiritasi apabila kontak dengan jaringan yang lembab, misalnya mata, kulit, hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan atas. Menambahkan penjelasan Healthline, klorin dapat berinteraksi dengan cairan pada membran mukosa di tubuh, termasuk cairan di saluran pencernaan.

Ketika gas klorin berada di jaringan lembab tersebut, maka akan menghasilkan asam yang bersifat merusak jaringan tersebut. Dalam jumlah rendah, paparan klorin menyebabkan iritasi mata, hidung, sakit tenggorokan, dan batuk. Sementara paparan dalam jumlah tinggi menyebabkan iritasi saluran pernapasan atas dan menumpuknya cairan di paru-paru hingga menimbulkan sensasi tersedak.

5. Menangani keracunan klorin

ilustrasi sakit (pexels.com/RODNAE Productions)

Pertolongan pertama menangani keracunan klorin yaitu menjauhi sumber paparan klorin. Ketika paparan gas klorin terjadi di dalam ruangan, maka sebaiknya keluar ruangan. Begitu pula sebaliknya, ketika paparan terjadi di luar ruangan, segera menjauh ke tempat lain. Tujuannya adalah untuk mendapatkan udara segar dan menurunkan jumlah klorin yang masuk ke dalam tubuh.

Apabila gas mengiritasi mata, maka basuh mata dengan air mengalir setidaknya selama sepuluh menit. Jika ada kemungkinan paparan klorin mengenai pakaian, maka segera melepaskan pakaian dan basuh tubuh menggunakan air dan sabun. Setelah melakukan pertolongan pertama, segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Klorin bersifat korosif dan larut dalam air sehingga dapat mengiritasi apabila kontak dengan jaringan yang lembab. Gas tersebut berbahaya karena dapat berinteraksi dengan cairan pada membran mukosa tubuh, seperti mata atau tenggorokan membentuk asam yang bersifat merusak jaringan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us