Anak Perempuan Jadi Tomboi, Mungkin Ini 5 Penyebabnya

Kebanyakan ibu ingin mendandani anak perempuannya dengan pakai yang girly, lengkap dengan berbagai aksesori yang tak kalah imut. Namun, terkadang anak inginnya tampil lebih simpel atau beraktivitas layaknya anak laki-laki alias tomboi.
Mungkin banyak orang tua yang penasaran, apa, sih, yang membuat anak perempuan jadi tomboi? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Dinamika keluarga
Dinamika dalam keluarga memberi pengaruh besar dalam susunan psikologis anak perempuan dan keinginannya untuk menjadi seorang tomboi. Keluarga adalah tempat pengasuhan dimulai.
Salah satu contoh utama anak perempuan menolak feminitas adalah ketika mereka tidak melihat ibu atau perempuan di sekitar mereka sebagai panutan yang layak.
Beberapa anak perempuan sulit untuk berhubungan dengan ibunya sebagai panutan. Kemungkinan karena mereka memandang ibunya sebagai korban yang tunduk kepada laki-laki.
Sang anak bisa juga memandang ibunya memiliki kehidupan yang membosankan, lemah, kurang suka bertualang, tidak ambisius, kurang pintar, terlalu banyak bekerja, tidak dihargai, dan terlalu bergantung pada suami.
Dibandingkan dengan ayahnya yang mereka pikir adalah pemberi nafkah, kuat, ramah, suka bertualang, kehadirannya dinantikan, dan dilayani bak raja.
Hal-hal tersebut membuat seorang anak perempuan mengidolakan sang ayah, menghormatinya, serta mengidentifikasi dirinya agar nantinya kelak seperti ayahnya.
Ketika tumbuh dewasa, anak perempuan akan mulai menjauhkan diri dari peran stereotip perempuan seperti melakukan pekerjaan rumah, memasak, menjahit, dan lainnya.
Pengaruh keluarga lainnya adalah ketika seorang anak tumbuh besar dan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak lain dari jenis kelamin yang sama.