Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siapa Saja yang Harus Minum Obat Kolesterol?

ilustrasi obat kolesterol (unsplash.com/James Yarema)
ilustrasi obat kolesterol (unsplash.com/James Yarema)
Intinya sih...
  • Ada beberapa golongan orang yang sangat direkomendasikan untuk minum obat kolesterol statin, walaupun sudah menjalani gaya hidup sehat.
  • Golongan orang yang dimaksud: orang dengan riwayat stroke dan serangan jantung, orang yang kadar kolesterolnya sangat tinggi, orang usia 40–75 tahun dengan diabetes tipe 1 atau 2, serta individu tanpa diabetes yang usia 40–75 tahun dengan kadar kolesterol LDL 70–189 mg/dL.
  • Tujuan utama rekomendasi ini adalah menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) hingga mencapai target.

Perubahan gaya hidup, seperti pola makan yang lebih sehat dan rutin berolahraga, dapat mencegah atau mengobati kadar kolesterol yang tidak sehat bagi sebagian orang. Namun, bagi orang lain yang memiliki kolesterol tinggi, pengobatan mungkin juga diperlukan.

Ketahui siapa saja kelompok individu yang direkomendasikan untuk menggunakan obat penurun kolesterol (statin) berdasarkan pedoman dari American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA), dengan tujuan utamanya adalah menurunkan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein/kolesterol jahat) hingga mencapai target.

1. Pasien ASCVD klinis

Individu dengan atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD) atau penyakit kardiovaskular aterosklerotik klinis—termasuk individu yang telah mengalami serangan jantung, stroke iskemik, atau penyakit arteri perifer—direkomendasikan untuk mengonsumsi obat kolesterol. Tujuannya adalah untuk pencegahan sekunder (mencegah kejadian ulang yang bisa mematikan).

Kelompok orang ini direkomendasikan untuk menjalani terapi statin intensitas tinggi guna menurunkan kadar kolesterol LDL sebesar ≥50 persen.

Jika kadar LDL tetap ≥70 mg/dL meskipun sudah menjalani terapi statin maksimal, dokter mungkin akan mempertimbangkan penambahan obat lain.

2. Individu yang kadar kolesterolnya sangat tinggi

ilustrasi kolesterol tinggi (freepik.com/pch.vector)
ilustrasi kolesterol tinggi (freepik.com/pch.vector)

Individu dengan hiperlipidemia primer berat (kondisi ketika kadar lemak dalam darah—terutama kolesterol dan trigliserida—sangat tinggi akibat faktor genetik atau bawaan, dengan kolesterol LDL ≥190 mg/dL), juga direkomendasikan untuk mengonsumsi obat kolesterol. Tujuannya adalah pencegahan primer agresif sebelum timbul gejala atau kejadian jantung.

Orang dengan LDL ≥190 mg/dL memiliki risiko kejadian jantung lebih tinggi dibanding populasi normal jika tidak diobati.

Terapi statin dapat menurunkan kadar kolesterol LDL hingga ≥50 persen dan secara signifikan mengurangi risiko jangka panjang.

Jika kadar kolesterol LDL tetap ≥100 mg/dL setelah terapi statin, dokter mungkin akan mempertimbangkan penambahan obat lain.

3. Orang usia 40–75 tahun dengan diabetes tipe 1 atau 2

Dokter juga akan merekomendasikan statin untuk pasien dengan diabetes yang usianya 40–75 tahun. Alasannya, diabetes dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah secara sistemik, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Jadi, tujuan pemberian statin di sini adalah pencegahan primer intensif karena risiko jantung sangat tinggi meskipun tanpa gejala.

Dokter biasanya merekomendasikan pasien ini terapi statin intensitas sedang. Jika ada faktor risiko tambahan (misalnya, durasi diabetes ≥10 tahun, retinopati, nefropati, neuropati, atau eGFR <60 ml/menit/1,73 m²), dokter mungkin akan mempertimbangkan terapi statis intensitas tinggi.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa statin menurunkan risiko kardiovaskular secara bermakna pada pasien diabetes, bahkan jika kadar LDL-nya tidak terlalu tinggi.

4. Individu tanpa diabetes, usia 40–75 tahun, dengan kolesterol LDL 70–189 mg/dL

ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/pressfoto)

Rekomendasi penggunaan statin lainnya adalah untuk individu tanpa diabetes yang berusia 40–75 tahun, dengan kolesterol LDL 70–189 mg/dL, dengan risiko ASCVD ≥7,5 persen (berdasarkan kalkulator risiko). Tujuannya adalah pencegahan primer berbasis risiko sebelum kejadian jantung pertama.

Kalkulator risiko ASCVD memperkirakan kemungkinan terkena serangan jantung atau stroke dalam 10 tahun ke depan. Jika risiko ≥7,5 persen, berarti peluang kejadian jantung dalam sepuluh tahun ke depan cukup tinggi dan layak diturunkan dengan terapi statin.

Studi menunjukkan bahwa bahkan pada individu dengan kolesterol sedang nmun risiko tinggi, statin dapat secara signifikan menurunkan kejadian kardiovaskular.

Pilihan obat kolesterol

Obat yang diberikan pilihan utamanya adalah golongan statin, contohnya atorvastatin dan rosuvastatin. Ini adalah obat yang penting untuk pengobatan LDL karena sudah terbukti dari banyak penelitian, bukan hanya menurunkan kadar LDL namun juga mencegah serangan jantung.

Jika penggunaan statin tidak berhasil untuk menurunkan kolesterol LDL sesuai target, obat lain yang digunakan adalah ezetimibe. Obat ini bekerja dengan cara mencegah penyerapan kolesterol di usus.

Terakhir, jika statin dan ezetimibe masih tidak berhasil untuk menurunkan kolesterol LDL sesuai target, maka obat suntik inhibitor PCSK9 dapat diberikan.

Kesimpulannya, obat penurun kolesterol, terutama statin, direkomendasikan bagi individu dengan risiko tinggi penyakit jantung, termasuk mereka yang sudah mengalami penyakit jantung, memiliki tingkat kolesterol yang sangat tinggi, memiliki diabetes, atau memiliki risiko 10 tahun terkena penyakit jantung. Prinsip umumnya adalah, makin rendah kadar kolesterol LDL, makin rendah risiko penyakit jantung.

Referensi

Scott M. Grundy et al., “2018 AHA/ACC/AACVPR/AAPA/ABC/ACPM/ADA/AGS/APhA/ASPC/NLA/PCNA Guideline on the Management of Blood Cholesterol: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines,” Circulation 139, no. 25 (January 17, 2019), https://doi.org/10.1161/cir.0000000000000625.

Donna K. Arnett et al., “2019 ACC/AHA Guideline on the Primary Prevention of Cardiovascular Disease: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines,” Circulation 140, no. 11 (March 17, 2019), https://doi.org/10.1161/cir.0000000000000678.

Salim S. Virani et al., “2023 AHA/ACC/ACCP/ASPC/NLA/PCNA Guideline for the Management of Patients With Chronic Coronary Disease: A Report of the American Heart Association/American College of Cardiology Joint Committee on Clinical Practice Guidelines,” Circulation 148, no. 9 (July 20, 2023), https://doi.org/10.1161/cir.0000000000001168.

"Comparing Guideline Recommendations of Statin Use For the Primary Prevention of ASCVD." American College of Cardiology. Diakses Juni 2025.

Paul M Ridker, “The JUPITER Trial,” Circulation Cardiovascular Quality and Outcomes 2, no. 3 (May 1, 2009): 279–85, https://doi.org/10.1161/circoutcomes.109.868299.

"Collaborative Atorvastatin Diabetes Study - CARDS." American College of Cardiology. Diakses Juni 2025.

"Simulation of Lipid-Lowering Therapy Intensification in a Population with Atherosclerotic Cardiovascular Disease: A Case for Improved Guideline Adherence. American College of Cardiology. Diakses Juni 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us