Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bisa Ganggu Aktivitas, Ini 5 Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial

ilustrasi perempuan sedang cemas (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Gangguan kecemasan sosial, atau yang kadang disebut sebagai fobia sosial, adalah jenis gangguan kecemasan yang menyebabkan ketakutan ekstrem saat seseorang berada di lingkungan sosial.

Akibatnya, orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan berbicara dengan orang, bertemu orang baru, dan menghadiri pertemuan sosial. Meskipun mereka mengerti bahwa ketakutan yang mereka rasakan tidak rasional, tetapi mereka merasa tidak berdaya untuk mengatasinya.

Perlu diketahui, kecemasan sosial tidak sama dengan rasa malu. Rasa malu umumnya hanya berlangsung dalam jangka pendek dan tidak mengganggu kehidupan. Sementara itu, kecemasan sosial dapat terjadi terus-menerus dan memengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain.

Jika kamu didiagnosis dengan gangguan kecemasan sosial, kamu mungkin bertanya-tanya apa yang menyebabkan kamu mengembangkan gangguan tersebut. Biasanya, gangguan kecemasan sosial terjadi karena kombinasi dari hal-hal berikut ini.

1. Genetika

ilustrasi keluarga (pexels.com/Victoria Borodinova)

Individu yang didiagnosis dengan kecemasan sosial mungkin juga memiliki gen spesifik yang membuat orang tersebut lebih rentan mengembangkan gangguan tersebut. Jika kamu memiliki kerabat tingkat pertama dengan kecemasan sosial, kamu mungkin juga dua hingga enam kali lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan tersebut, menurut American Psychiatric Association (APA).

Komponen genetik dari gangguan kecemasan sosial juga dikenal sebagai heritabilitas dari gangguan tersebut. Heritabilitas merupakan proporsi variasi dalam fenotipe, seperti sifat, ciri, atau ciri fisik yang diduga disebabkan oleh variasi genetik antar individu.

2. Lingkungan

ilustrasi keluarga (pexels.com/Migs Reyes)

Faktor lingkungan yang memengaruhi individu saat ia tumbuh dewasa juga bisa menjadi penyebab gangguan kecemasan sosial. Menurut APA, bila seseorang punya orang tua dengan gangguan kecemasan sosial, kemungkinan besar orang tersebut juga akan mengembangkan gangguan tersebut.

Cara seseorang diasuh juga berpengaruh dalam kemungkinan mengembangkan kecemasan sosial. Seorang anak lebih mungkin mengembangkan gangguan tersebut jika:

  • Tidak dihadapkan pada situasi sosial yang cukup dan tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial yang sesuai
  • Memiliki orang tua yang terlalu mengontrol dan protektif

3. Struktur otak

ilustrasi perempuan sedang cemas (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Peneliti medis menggunakan teknik yang disebut neuroimaging untuk membuat gambar otak. Teknik ini dapat digunakan untuk melihat struktur otak serta fungsi di wilayah tertentu di otak. Pada gangguan mental, peneliti mungkin melihat perbedaan aliran darah di area tertentu di otak untuk individu dengan gangguan tertentu.

Studi tentang aliran darah di otak yang diterbitkan di American Journal of Psychiatry menemukan perbedaan di otak pada individu dengan fobia sosial saat berbicara di depan umum.

Pada studi tersebut, para peneliti menggunakan jenis neuroimaging Positron Emission Tomography (PET). Gambar PET menunjukkan bahwa individu dengan gangguan kecemasan sosial mengalami peningkatan aliran darah di amigdala mereka, bagian dari sistem limbik yang terkait dengan rasa takut. Sebaliknya, gambar PET individu yang tidak memiliki gangguan kecemasan sosial menunjukkan peningkatan aliran darah ke korteks serebral, area yang terkait dengan pemikiran dan evaluasi.

4. Neurotransmiter

ilustrasi laki-laki sedang cemas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pada individu dengan gangguan kecemasan sosial, kemungkinan terdapat ketidakseimbangan bahan kimia tertentu di otak, yang dikenal sebagai neurotransmiter. Neurotransmiter ini digunakan otak untuk mengirim sinyal dari antar sel.

Menurut penelitian yang dilaporkan pada Psychiatric Clinics of North America, individu dengan masalah kecemasan sosial telah terbukti memiliki beberapa ketidakseimbangan neurotransmiter yang sama seperti orang dengan agorafobia dan gangguan panik. Memahami hubungan bahan kimia otak ini dengan gangguan kecemasan sosial penting untuk menentukan pengobatan terbaik.

5. Adanya hambatan perilaku di masa kecil

ilustrasi anak sedang marah (pexels.com/RODNAE Production)

Kamu mungkin pernah melihat anak kecil yang menjadi sangat kesal saat dihadapkan pada situasi baru atau orang yang tidak dikenal? Ketika dihadapkan pada situasi seperti ini, biasanya anak tersebut akan menangis, menarik diri, atau terus ingin bersama orang tuanya.

Jenis perilaku seperti ini dikenal sebagai behavioral inhibition atau hambatan perilaku. Orang yang menunjukkan hambatan perilaku saat masih anak-anak memiliki risiko lebih besar mengembangkan gangguan kecemasan sosial di kemudian hari.

Jika kamu mengamati anak terlalu menarik diri atau selalu merasa ketakutan dalam situasi baru, sebaiknya diskusikan hal ini dengan profesional. Ini untuk mengantisipasi agar anak tidak tumbuh menjadi orang dewasa yang fobia secara sosial, segala jenis intervensi dini dapat membantu mencegah masalah yang lebih serius di kemudian hari.

Pada kebanyakan pasien, gangguan kecemasan sosial disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor di atas. Ahli kesehatan mental harus mendiskusikan dengan pasien terlebih dahulu kemungkinan faktor penyebab kecemasan sosial untuk bisa melakukan diagnosis atau menentukan pengobatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bayu Aditya Suryanto
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us