Rekomendasi Pola Tidur untuk Bayi Baru Lahir, Catat Bun!

Untuk bayi yang baru lahir, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memastikan keselamatan dan kesehatannya. Mereka membutuhkan perhatian khusus karena masih dalam fase yang sangat rentan.
Penelitian dari American Academy of Pediatrics (AAP) memberikan rekomendasi terbaru tentang pola tidur bayi baru lahir dan hal-hal yang harus diperhatikan. Rekomendasi ini dilakukan untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak atau suddent infant death syndrome (SIDS).
1. Sindrom kematian bayi mendadak

Sindrom kematian bayi mendadak adalah kondisi yang tidak bisa dijelaskan dan umumnya terjadi pada saat tidur. Dilansir Mayo Clinic, ada kemungkinan kematian disebabkan oleh kecacatan pada bagian otak bayi yang mengontrol pernapasan dan bangun dari tidur.
Para peneliti telah menemukan beberapa faktor yang bisa memperbesar risiko SIDS. Ada langkah-langkah tertentu yang bisa dilakukan untuk membantu melindungi bayi baru lahir dari sindrom ini.
2. Permukaan tidur

Penelitian terbaru AAP merekomendasikan untuk menggunakan permukaan tidur yang kokoh, datar, dan tidak miring. Permukaan tidur yang memiliki kemiringan lebih dari 10 derajat dianggap tidak aman untuk bayi.
Dalam keadaan darurat, perangkat alternatif dengan permukaan yang kokoh, datar, dan tidak miring (contohnya kotak atau keranjang) dengan bantalan yang tipis bisa digunakan untuk sementara. Namun, perangkat alternatif tersebut harus diganti sesegera mungkin dengan perangkat yang sudah lolos uji.
3. Lokasi tidur

Bayi baru lahir direkomendasikan untuk tidur di ruangan yang sama dengan orang tua, dekat dengan tempat tidur orang tua. Tempat tidur yang dirancang khusus untuk bayi baru lahir direkomendasikan digunakan setidaknya selama 6 bulan pertama.
Walaupun berbagi tempat tidur diperlukan untuk beberapa kasus, tetapi bayi yang baru lahir tidak disarankan untuk tidur di satu tempat tidur dengan orang tua dalam kondisi apa pun. Menempatkan bayi di satu tempat khusus yang dekat dengan orang tua dinilai lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi.
4. Pentingnya pemberian ASI

Pemberian air susu ibu (ASI) sangat direkomendasikan karena bisa mengurangi risiko SIDS. Rekomendasinya adalah pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan melanjutkannya hingga 1 tahun atau lebih sesuai keinginan orang tua dan kebutuhan bayi.
Karena bayi yang lahir prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki risiko SIDS lebih tinggi, pemberian ASI pada kelompok tersebut memiliki peran yang sangat penting.
Pemahaman keluarga terkait manfaat dan pemberian ASI juga tak penting agar bisa memberikan bantuan yang tepat untuk bayi prematur dan bayi dengan BBLR.
5. Hal yang harus dihindari

Alat deteksi detak jantung atau yang biasa disebut dengan cardiorespiratory monitor tidak disarankan untuk mengurangi risiko SIDS. Malahan, studi menyebut bahwa penggunaan monitor bisa meningkatkan faktor risiko walaupun belum terbukti.
Di samping itu, orang tua dan pengasuh bayi harus menghindari merokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang saat hamil maupun setelah melahirkan.
Untuk menghindari risiko kepanasan dan hipotermia, disarankan untuk tidak mengenakan topi pada bayi saat berada dalam ruangan, kecuali pada jam-jam pertama kehidupan atau saat bayi dirawat di NICU.
Walaupun orang tua dan pengasuh biasanya yang akan menidurkan bayi, tetapi informasi mengenai SIDS serta pola tidur bayi yang direkomendasikan juga perlu diketahui oleh orang lain yang ada di sekitar bayi. Selalu tempatkan bayi di tempat yang aman dan serta dalam pengawasan orang dewasa.