5 Gejala Tinnitus yang Perlu Kamu Tahu dan Waspadai

Tinnitus atau tinitus atau telinga berdenging adalah suatu kondisi yang membuatmu mendengar suara yang tidak ada sumbernya, seperti denging, desis, atau auman.
Suara-suara itu bisa kamu dengar pada satu atau kedua telinga, atau terasa seperti mendengarnya di kepala. Suara ini bisa datang dan pergi atau terus-menerus ada.
Tinitus bisa mengganggu konsentrasi, tidur, atau aktivitas sehari-hari. Kondisi ini juga bisa memengaruhi suasana hati dan kesehatan mentalmu.
Tinitus bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi lain, seperti gangguan pendengaran, infeksi telinga, atau masalah pembuluh darah. Bisa juga disebabkan oleh paparan suara bising, obat-obatan, atau penyakit tertentu.
Untuk mengetahui penyebab tinitus, kamu perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes pendengaran, dan tes penunjang lainnya yang dibutuhkan.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa gejala tinitus yang perlu kamu ketahui dan waspadai.
1. Denging di telinga

Denging di telinga adalah gejala tinitus yang paling umum. Denging ini bisa berupa suara tinggi atau rendah, lembut atau keras, dan bisa kamu dengar pada satu atau kedua telinga. Denging ini bisa mengganggu kemampuanmu untuk mendengar suara lain, atau membuatmu sulit berkonsentrasi.
Telinga berdenging bisa disebabkan oleh kerusakan pada sel rambut halus di dalam telinga bagian dalam (koklea), yang mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak.
Dilansir Mayo Clinic, kerusakan ini bisa terjadi karena penuaan, paparan suara bising, atau penyakit tertentu.
2. Bunyi seperti berdenyut atau mengalir sesuai dengan detak jantung

Suara berdenyut atau mengalir sesuai dengan detak jantung adalah gejala tinitus yang jarang terjadi, tetapi bisa menunjukkan adanya masalah serius. Suara ini disebut sebagai pulsatile tinnitus, dan bisa didengar oleh dokter dengan menggunakan stetoskop.
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), suara ini bisa disebabkan oleh adanya kelainan pada pembuluh darah di dekat telinga, seperti penyempitan, pengerasan, atau pembengkakan.
Suara ini juga bisa disebabkan oleh adanya tumor di kepala atau leher, atau anemia.
3. Suara berisik seperti mengklik, geretak, atau gesekan

Suara berisik, seperti mengklik, geretak, atau gesekan adalah gejala tinitus yang disebabkan oleh kontraksi otot di sekitar telinga. Suara ini disebut sebagai tinitus somatosensori, dan bisa dipengaruhi oleh gerakan mata, rahang, atau leher.
Dijelaskan dalam laman Healthline, suara ini bisa disebabkan oleh stres, kecemasan, atau gangguan temporomandibular (TMJ), yaitu gangguan pada sendi yang menghubungkan rahang bawah dengan tulang tengkorak.
4. Suara berdengung seperti bunyi kipas angin, mesin, atau alat elektronik

Suara berdengung seperti suara kipas angin, mesin, atau alat elektronik adalah gejala tinitus yang disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf pusat.
Jenis suara ini disebut sebagai tinitus neurologis, dan bisa terjadi karena adanya kerusakan pada saraf pendengaran, otak, atau sumsum tulang belakang.
Penyebabnya bisa karena cedera kepala, tumor otak, penyakit neurodegeneratif, atau obat-obatan tertentu.
5. Suara berubah-ubah seperti melodi, suara binatang, atau suara manusia

Suara berubah-ubah seperti melodi, suara binatang, atau suara manusia adalah gejala tinitus yang sangat jarang terjadi, tetapi bisa sangat mengganggu.
Suara ini disebut sebagai tinitus musikal atau halusinasi pendengaran, dan bisa terjadi karena adanya gangguan pada korteks auditori, yaitu bagian otak yang bertanggung jawab atas pengolahan suara.
Jenis suara ini bisa disebabkan oleh gangguan pendengaran yang parah, epilepsi, skizofrenia, atau demensia.
Jika kamu mengalami salah satu atau lebih gejala tinitus yang telah disebutkan tadi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jangan biarkan tinitus mengganggu kualitas hidupmu.
Ada banyak cara untuk mengatasi tinitus, seperti menggunakan alat bantu dengar, terapi suara, terapi perilaku, atau obat-obatan.
Kamu juga bisa mencegahnya dengan menjaga kesehatan telinga, menghindari suara bising, dan mengelola stres dengan baik.