Penyebab Batuk pada Malam Hari dan Cara Mengatasinya

- Batuk bisa bersifat kering atau produktif, serta dapat bersifat akut, subakut, atau kronis.
- Penyebab batuk pada malam hari meliputi kondisi lingkungan, postnasal drip, GERD, efek samping obat, gagal jantung, asma, kondisi pernapasan lainnya, termasuk posisi tidur yang buruk.
- Mengatasi batuk pada malam hari akan tergantung pada penyebabnya.
Batuk pada malam hari bisa sangat mengganggu. Kondisi ini sering kali membuat tidur terasa tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan kelelahan saat terbangun esok harinya.
Ada berbagai penyebab batuk pada malam hari, mulai dari alergi, asma, hingga kondisi udara yang kering. Mengetahui penyebab batuk pada malam hari sangat penting agar pengobatannya tepat sasaran.
Pengertian batuk

Batuk adalah pengeluaran udara secara tiba-tiba dari paru-paru melalui epiglotis dengan kecepatan yang sangat cepat (diperkirakan 100 mil per jam). Dengan kekuatan udara yang begitu kuat, batuk merupakan mekanisme tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari zat pengiritasi yang tidak diinginkan.
Agar batuk terjadi, beberapa peristiwa perlu terjadi secara berurutan. Pertama, pita suara terbuka lebar, memungkinkan udara tambahan masuk ke paru-paru. Kemudian, epiglotis menutup tenggorokan (laring), dan secara bersamaan, otot perut dan tulang rusuk berkontraksi, meningkatkan tekanan di belakang epiglotis. Dengan peningkatan tekanan, udara dikeluarkan dengan kuat, dan menciptakan suara berdesing saat bergerak sangat cepat melewati pita suara. Udara yang berdesing tersebut mengeluarkan zat pengiritasi, sehingga memungkinkan untuk bernapas dengan nyaman lagi.
Beberapa batuk bersifat kering, sementara lainnya bersifat produktif (mengeluarkan lendir atau dahak atau sputum).
Batuk dapat bersifat akut atau kronis:
- Batuk akut biasanya dimulai dengan cepat dan sering kali disebabkan oleh pilek, flu, atau infeksi sinus. Batuk biasanya hilang setelah 3 minggu.
- Batuk subakut berlangsung selama 3 hingga 8 minggu.
- Batuk kronis berlangsung lebih dari 8 minggu.
Pemicu umum batuk pada malam hari

Beberapa masalah kesehatan dikaitkan dengan batuk pada malam hari. Berikut ini adalah beberapa yang paling umum:
- Lingkungan
Lingkungan sekitar mungkin menjadi penyebab batuk pada malam hari. Udara kering, seperti saat suhu dingin, dapat mengiritasi hidung, tenggorokan, dan saluran napas, sehingga terasa gatal dan membuat kamu batuk.
- Postnasal drip
Ini digambarkan sebagai kondisi tetesan lendir yang terus menerus dari saluran napas bagian atas—sinus dan tenggorokan. Pada pagi/siang/sore hari, ketika berdiri tegak, cairan ini mengalir secara alami dengan bantuan gravitasi, kemudian tertelan.
Ketika berbaring, tubuh kehilangan kemampuan untuk menelan dan terkumpul di bagian belakang tenggorokan. Jika lendir mendarat di pita suara tenggorokan atau menghirup lendir dan masuk ke paru-paru, hal ini akan memicu batuk yang menghasilkan dahak atau lendir.
- Penyakit refluks gastroesofagus (GERD)
Asam lambung umumnya tertekan ke dalam usus ketika perut berkontraksi atau ditarik ke bawah oleh gravitasi. Namun, ketika otot melingkar antara perut dan kerongkongan (tabung yang membawa makanan dari mulut ke perut) gagal mengencang dengan benar, asam dapat kembali naik, mengiritasi lapisan kerongkongan dan struktur di tenggorokan. Keadaan ini disebut refluks.
Ketika berbaring, asam lambung tidak mengalir secara alami ke dalam usus dan dapat mengalami refluks dengan lebih mudah. Ketika asam masuk ke pita suara, kamu akan mulai batuk. Pada kasus yang parah, asam masuk ke tenggorokan dan menyebabkan mengi.
GERD dapat menyebabkan batuk kering yang mungkin disertai atau tidak disertai heartburn atau nyeri di dada.
- Efek samping obat
Beberapa obat, contohnya ACE inhibitor seperti lisinopril atau enalapril, yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan penyakit jantung dapat menyebabkan batuk kering yang sering terjadi sebagai efek samping.
Pada siang hari mungkin terasa lebih seperti ingin berdehem, tetapi pada malam hari itu bisa memburuk.
- Gagal jantung
Gagal jantung adalah istilah untuk penurunan kemampuan jantung secara bertahap dalam memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ketika jantung tidak memompa dengan baik, cairan akan terkumpul dan merembes ke jaringan lain.
Pada siang hari, ketika tubuh dalam posisi tegak, gravitasi akan memaksa cairan masuk ke ekstremitas bawah. Ketika berbaring, sejumlah cairan akan terkumpul di paru-paru, yang memicu batuk. Batuk kering pada malam hari mungkin merupakan salah satu tanda awal gagal jantung.
- Asma
Individu dengan asma, sangat lazim dengan batuk malam hari. Seseorang dengan asma, gejala biasanya lebih buruk di malam hari, menyebabkan mereka terbangun sehingga berakibat mempengaruhi kualitas hidup karena tidur yang tidak nyenyak.
Parameter batuk malam hari dapat menjadi indikator yang valid untuk pengendalian asma. Namun, diperlukan lebih banyak informasi mengenai hubungan sebab-akibat dan tren longitudinal batuk malam hari pada individu yang memiliki asma.
- Kondisi pernapasan
Kondisi kesehatan terkait paru-paru, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pertusis (batuk rejan), dan pneumonia dapat menyebabkan batuk pada malam hari.
Seseorang mungkin batuk karena iritan udara pada kasus asma, atau karena lendir pada kasus PPOK.
- Posisi tidur
Posisi tidur juga dapat memperburuk batuk pada malam hari. Posisi berbaring telentang dapat mempersulit tubuh membersihkan saluran pernapasan.
Kiat mengatasinya

Cara mengatasi batuk pada malam hari akan tergantung pada penyebabnya. Berikut di antaranya:
- Hindari penyebab alergi
Jika memiliki alergi atau asma, singkirkan alergen dari rumah. Jauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur. Gunakan AC untuk menyaring udara selama musim serbuk sari. Mandi sebelum tidur untuk menghilangkan alergen dari luar rumah yang mungkin menempel.
- Gunakan filter udara untuk membuat kamar tidur bebas alergi
Filter udara high efficiency particulate air (HEPA) dapat membantu kamar tidur bebas tungau. Strategi lainnya termasuk:
- Menggunakan sarung bantal, selimut, kasur dan alas kasur (bed base) guna membantu mengurangi dan mencegah tungau debu.
- Mencuci seprai dengan air panas.
- Menjauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur.
- Mengelola asma
Jika batuk terasa kering dan terkadang sulit bernapas, konsultasikan dengan dokter. Kamu mungkin memerlukan inhaler untuk mengobati asma.
- Tutup jendela
Ini dapat membantu menurunkan kemungkinan batuk saat banyaknya serbuk sari atau saat ada banyak debu beterbangan.
- Hindari polutan udara jika memungkinkan
Polutan udara, seperti asap kendaraan, emisi industri, dan bahkan bau menyengat dari produk pembersih atau parfum dapat memicu batuk.
Kamu dapat mengunduh aplikasi tracker kualitas udara sehingga kamu dapat mengambil tindakan untuk meminimalkan paparan terhadap polutan udara.
- Mengatasi GERD
Tips mengelola gejala GERD termasuk mendapatkan perawatan dari dokter, mengikuti saran dokter, termasuk membuat catatan harian makanan untuk mengidentifikasi jenis makanan yang memperburuk gejala.
- Tidur miring
Berbaring akan membuat asam lambung lebih mudah mengalir kembali ke kerongkongan. Jadi, sebaiknya tunggu setidaknya 2,5 jam setelah makan untuk berbaring. Untuk lebih optimal, kamu juga bisa meninggikan bantal kepala 6-8 inci.
- Membasmi kecoak
Air liur, kotoran, dan bagian tubuh kecoa dapat menyebabkan batuk dan gejala alergi lainnya.
- Gunakan pelembap udara (humidifier)
Udara yang pengap dapat mengeringkan tenggorokan dan saluran udara, membuat kamu lebih rentan terhadap batuk. Menggunakan humidifier akan membantu menjaga udara di kamar tidur, dan tenggorokan akan tetap lembap.
- Mengobati infeksi sinus
Infeksi sinus dapat menyebabkan postnasal drip, terutama saat berbaring. Hal ini dapat menyebabkan batuk.
Temui dokter jika kamu mengalami gejala infeksi sinus seperti hidung tersumbat, hidung meler, nyeri atau tekanan pada wajah, sakit kepala, postnasal drip, batuk, dan bau mulut.
- Gunakan irigasi nasal
Irigasi nasal akan sangat membantu dalam membersihkan saluran hidung, yang dapat membantu meringankan hidung tersumbat. Pastikan untuk mengikuti petunjuk karena penggunaan yang salah dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Konsumsi madu
Minum 2 hingga 3 sendok teh madu sebelum tidur dapat membantu melonggarkan lendir di tenggorokan. Pilihan lainnya adalah mencampurkan 2 sendok teh madu ke dalam teh bebas kafein, seperti teh herbal.
- Makan nanas
Sebuah studi menunjukkan bahwa bromelain—enzim yang ditemukan dalam nanas—dapat membantu mengencerkan lendir dan mengurangi batuk.
- Kumur air garam
Berkumur dengan larutan air garam dapat membantu membersihkan saluran napas yang tersumbat dan membantu menghentikan batuk karena asma, alergi, dan infeksi.
Untuk membuat obat kumur air garam, campurkan setengah sendok teh garam ke dalam air hangat.
- Minum dekongestan untuk pilek
Pilek dapat menyebabkan batuk. Tidak ada obat untuk pilek, tetapi istirahat dan banyak cairan dapat membantu kamu merasa lebih baik.
Jika batuk terasa parah dan kamu adalah orang dewasa atau anak di atas 6 tahun, semprotan dekongestan dan obat batuk dapat membantu.
- Dapatkan vaksinasi
Vaksin untuk mencegah flu dan COVID-19 dapat membantu mencegah infeksi virus ini, yang mana keduanya dapat menyebabkan batuk.
- Berhenti merokok
Tidak merokok dapat bermanfaat untuk mengurangi batuk. Penelitian menemukan bahwa, dibandingkan dengan orang yang pernah atau tidak pernah merokok, mereka yang merokok lebih mungkin melaporkan batuk kronis. Selain itu, mereka yang berhenti merokok mungkin mulai batuk lebih jarang dalam beberapa minggu.
Sebaiknya hubungi dokter jika mengalami batuk dan salah satu gejala berikut:
- Demam.
- Batuk terus-menerus.
- Batuk berdarah.
- Mengi.
- Nyeri dada.
- Kesulitan bernapas.
- Gejala yang parah atau memburuk.
Disarankan juga untuk menghubungi dokter jika batuk memburuk atau tidak kunjung sembuh.
Referensi
"Cough". Penn Medicine. Diakses November 2024.
"Nocturnal Cough". National Library of Medicine. Diakses pada November 2024.
"Why are you coughing at night?" Harvard Health Publishing. Diakses pada November 2024.
"How to Stop Coughing at Night: 20 Tips and Tricks." Healthline. Diakses pada November 2024.
Peixoto, Décio Medeiros, José Angelo Rizzo, et al. “Use of Honey Associated With Ananas Comosus (Bromelin) in the Treatment of Acute Irritative Cough.” Revista Paulista De Pediatria (English Edition) 34, no. 4 (August 23, 2016): 412–17.
"Is Rinsing Your Sinuses With Neti Pots Safe?" US Food & Drug. Diakses pada November 2024.
"Harms of cigarette smoking and health benefits of quitting". National Cancer Institute. Diakses November 2024.
Chung, Kian Fan, Lorcan McGarvey, et al. “Cough hypersensitivity and chronic cough.” Nature Reviews Disease Primers 8, no. 1 (June 30, 2022).
"Uncontrollable Coughing at Night: Why It Happens and How To Treat It". Health. Diakses November 2024.
"22 ways to relieve a nighttime cough". Medical News Today. Diakses November 2024.