7 Dampak Mengganti ASI Eksklusif dengan Susu Formula

Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makan atau minuman yang lain.
Penjelasan di atas tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Namun, kenyataannya ada banyak kendala yang membuat pemberian ASI ekslusif tidak berjalan lancar, sehingga beberapa ibu beralih menggunakan susu formula atau pengganti ASI lainnya.
Walaupun susu formula adalah susu pengganti ASI yang diformulasikan khusus untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan, tetapi ada beberapa dampak kerugian jika bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif.
Berdasarkan laporan Risk of Formula Feeding yang diterbitkan oleh Infant Feeding Action Coalition (INFACT) Kanada tahun 2006, berikut ini tujuh kerugian yang bisa dialami bayi karena pemberian susu formula, sehingga para ibu mesti menimbang-nimbang risikonya.
1. Meningkatkan risiko asma
Asma adalah kondisi kronis yang memengaruhi saluran udara di paru-paru dengan beberapa gejala seperti mengi, batuk, dan sesak di dada.
Studi berjudul dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine meneliti 2.184 anak yang dilakukan di rumah sakit khusus anak di Toronto, Kanada.
Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa risiko asma dan kesulitan bernapas sekitar 50 persen lebih tinggi pada bayi yang diberikan susu formula, dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI selama 9 bulan atau lebih.
Sejalan dengan studi tersebut, penelitian dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology meneliti 2.602 anak di Australia untuk mengetahui perkembangan asma pada anak usia 6 tahun. Ditemukan bahwa anak yang tidak mendapat ASI berisiko 40 persen lebih tinggi terkena asma dan mengi, dibandingkan dengan anak yang diberi ASI eksklusif selama 4 bulan.
Studi tersebut juga merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama setidaknya 4 bulan untuk mengurangi risiko asma.