Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aktif Gerak Cegah Kanker Payudara? Ini Kata Studi!

ilustrasi duduk santai (pexels.com/drobotdean)

Bersantai memang enak. Namun, gaya hidup sedenter sama sekali tidak bermanfaat. Panduan umum olahraga adalah 150 menit per minggu intensitas sedang. Dan, bukan rahasia kalau gaya hidup aktif bisa mendatangkan berbagai manfaat untuk tubuh.

Salah satu manfaatnya bisa dirasakan perempuan. Gaya hidup aktif disebut-sebut dapat membantu mencegah kanker payudara

1. Libatkan puluhan studi dan ratusan ribu partisipan

ilustrasi kanker payudara (pexels.com/Anna Tarazevich)

Dimuat dalam jurnal British Journal of Sport Medicine pada awal September 2022, sebuah penelitian gabungan ingin mencari tahu apakah waktu aktivitas fisik dan waktu duduk atau berbaring bisa memengaruhi risiko kanker payudara. Untuk itu, para peneliti dari penjuru dunia menganalisis 76 studi dari Breast Cancer Association Consortium (BCAC).

Secara total, studi ini melibatkan 130.957 partisipan perempuan dengan garis keturunan Eropa. Para partisipan ini terbagi menjadi tiga grup:

  • 9.838: Pasien kanker payudara invasif (yang sudah menyebar secara lokal).
  • 6.667: Pasien kanker payudara in situ (yang belum menyebar).
  • 54.452: Partisipan tidak terdiagnosis kanker payudara.

Dalam studi ini, para peneliti menggunakan metode statistik yang dikenal sebagai "randomisasi Mendelian". Metode ini mencari tahu hubungan antara jenis kanker dan faktor genetik yang terkait dengan aktivitas fisik dan perilaku sedenter.

2. Hasil: daripada duduk, aktif gerak kurangi risiko kanker payudara

Bukan kejutan, para peneliti menemukan bahwa menambah waktu aktivitas fisik dan mengurangi waktu sedenter bisa mengurangi risiko kanker payudara.

"Bahkan, sedikit saja penambahan aktivitas fisik bisa mengurangi jumlah kasus baru kanker payudara tiap tahunnya," ujar salah satu peneliti dari Cancer Council Victoria di Australia, Dr. Brigid Lynch, dilansir Medical News Today.

Terlepas dari status menopause hingga kondisi tumor, para peneliti menemukan bahwa aktivitas fisik bisa mengurangi risiko kanker payudara invasif hingga 41 persen. Selain itu, mereka yang berolahraga minimal tiga hari seminggu terlindungi dari kanker payudara pada masa pra dan perimenopause.

Bagaimana dengan yang terbiasa duduk atau tak aktif bergerak? Para peneliti membawa kabar buruk bahwa terlalu banyak duduk atau menerapkan gaya hidup sedenter meningkatkan risiko kanker payudara hingga 104 persen.

3. Mengapa begitu?

ilustrasi berolahraga (pexels.com/RODNAE Productions)

Aktivitas fisik yang meningkat bisa mengurangi risiko kanker payudara karena beberapa mekanisme. Dari mengurangi jaringan lemak, berdampak baik terhadap kadar hormon seksual, memperbaiki metabolisme, hingga mengurangi inflamasi, semua ini dikaitkan dengan pengurangan risiko kanker payudara.

"Alasan utama mengapa aktivitas fisik mengurangi risiko kanker payudara adalah dengan menekan kadar hormon steroid seksual. Kadar estrogen dan androgen rendah berbanding lurus dengan rendahnya risiko kanker payudara," ujar Dr. Brigid.

Menurut Dr. Brigid, studi-studi selama ini membuahkan hasil yang bertentangan satu sama lain mengenai waktu yang dihabiskan duduk dengan risiko kanker payudara. Dengan studinya, Dr. Brigid dan tim berharap meluruskan bahwa terlalu lama duduk bisa meningkatkan risiko kanker payudara.

"Hasil penelitian kami menjamin manfaat meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi perilaku sedenter terhadap risiko kanker," tambah Dr. Brigid.

4. Kelemahan studi ini

Meski hasil penelitian ini menjanjikan, para peneliti mencatat bahwa bukti yang menghubungkan antara gaya hidup sedenter dengan risiko kanker payudara masih amat lemah. Lumrah untuk menemukan kelemahan dalam semua studi, termasuk studinya dan tim.

Walaupun begitu, Dr. Brigid meluruskan bahwa instrumen genetik yang digunakan dalam penelitian ini hanya memiliki sedikit kesalahan dan relevan dengan aktivitas fisik dalam skenario dunia nyata. Dengan kata lain, kelemahan ini dijamin tidak mengganggu hasil penelitian.

"Karena hasil studi metode randomisasi Mendelian kami mirip (dan lebih andal) dengan yang dilaporkan studi observasi, kamu yakin ada efek sebab-akibat antara aktivitas fisik dan risiko kanker payudara," ujar Dr. Brigid.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Alfonsus Adi Putra
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us