Anoreksia Nervosa Bisa Merusak Struktur Otak? Ini Faktanya!

Bukan cuma mental dan fisik, otak pun terdampak

Sering kali salah kaprah sebagai diet, anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang membuat pasiennya kurus kering karena tak berani makan. Bukan hanya untuk mental, anoreksia nervosa yang didiamkan bisa berbahaya untuk nyawa seseorang.

Selain untuk kesehatan, ternyata anoreksia nervosa juga ditemukan bisa mengubah organ tubuh. Bukan berat badan, studi terbaru mencatat bahwa anoreksia nervosa berpotensi mengubah struktur otak penderitanya. Benarkah begitu? 

1. Libatkan ribuan partisipan

Anoreksia Nervosa Bisa Merusak Struktur Otak? Ini Faktanya!ilustrasi anoreksia nervosa (eatingdisorderhope.com)

Berbagai penelitian mencatat dampak anoreksia terhadap materi abu-abu dan ketebalan kortikal otak, tetapi hasil disebut tidak konsisten dalam penelitian lain. Oleh karena itu, dimuat dalam jurnal Biological Psychiatry pada akhir Mei 2022, para peneliti Eropa dan Amerika Serikat (AS) ingin mengetahui bagaimana pengaruh anoreksia nervosa terhadap materi abu-abu otak.

Untuk hal tersebut, para peneliti memindai otak 1.648 partisipan perempuan dari 22 lokasi di seluruh dunia. Partisipan terdiri dari 685 pasien anoreksia nervosa dan 963 partisipan sehat. Kemudian, para peneliti menganalisis para partisipan ke dalam tiga kelompok:

  • Partisipan sehat.
  • Pasien anoreksia nervosa dengan kekurangan berat badan akut (466 partisipan).
  • Pasien anoreksia nervosa yang menerima perawatan dengan berat badan yang berangsur-angsur pulih (251 partisipan).

2. Hasil: Anoreksia nervosa menyebabkan penyusutan otak

Hasilnya, para peneliti membenarkan bahwa kondisi anoreksia nervosa—jika dibiarkan—bisa menyebabkan penyusutan otak. Hal ini terlihat dari penyusutan pada ketebalan kortikal, volume sub-kortikal, dan daerah permukaan kortikal.

Anoreksia nervosa diketahui memang bisa membuat indeks massa tubuh (BMI) menurun secara signifikan dan pasien mengalami kekurangan nutrisi. Oleh sebab itu, para peneliti juga mengonfirmasi bahwa temuan ini lebih nyata pada pasien anoreksia nervosa dengan BMI rendah dibanding pasien yang menjalani perawatan.

Menurut para peneliti, perubahan struktur otak pada pasien anoreksia nervosa 2–4 kali lebih besar dibanding gangguan kesehatan lainnya. Dikhawatirkan, hal ini bisa menyebabkan serangkaian gangguan mental, seperti depresi, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), atau obsessive compulsive disorder (OCD).

Baca Juga: Anoreksia Nervosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

3. Konfirmasi dari studi sebelumnya

Hasil penelitian mengenai otak dan anoreksia nervosa ini bukanlah kejutan. Berbagai penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa anoreksia nervosa memang menyebabkan penyusutan otak.

Dimuat dalam jurnal Translational Psychiatry tahun 2021, para peneliti Jerman dan Australia mengintip otak 27 pasien anoreksia nervosa. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa terjadi penipisan kortikal atau berkurangnya materi abu-abu pada otak pasien.

4. Belum terlambat untuk pulih dari anoreksia

Anoreksia Nervosa Bisa Merusak Struktur Otak? Ini Faktanya!ilustrasi psikoterapi pada pasien anoreksia nervosa (womenshealth.gov)

Kepala peneliti dari University of Bath, Inggris, Dr. Esther Walton, mengatakan bahwa studi ini melibatkan kerja keras bertahun-tahun dan kolaborasi peneliti di seluruh dunia. Dengan menggabungkan berbagai hasil pindaian otak pasien anoreksia, maka gangguan struktur otak bisa terlihat lebih jelas.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para peneliti menekankan pentingnya perawatan pasien anoreksia nervosa untuk menghindari kerusakan otak permanen. Dengan psikoterapi yang tepat dan program penambahan berat badan terpadu oleh ahli gizi, banyak pasien berhasil pulih.

Hal ini juga terbukti dari penelitian sebelumnya. Dimuat dalam jurnal Psychoneuroendocrinology tahun 2021, para peneliti Jerman memantau otak 55 pasien anoreksia nervosa yang menjalani pemulihan. Hasilnya, otak mereka pulih seperti sedia kala, serupa orang sehat pada umumnya.

"Kami menemukan bahwa penyusutan struktur otak pada pasien tidak terlalu terlihat pada pasien dalam proses pemulihan. Ini pertanda baik yang menandakan penyusutan otak ini tidak permanen. Dengan perawatan yang tepat, otak bisa kembali pulih," tulis Dr. Esther dalam pernyataan resmi.

Baca Juga: 20 Penyakit yang Bikin Berat Badan Turun Drastis, Bukan karena Diet!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya