Kabar Gembira! Olahraga Ringan Bisa Bantu Cegah Stroke

Olahraga ringan sekalipun manfaatnya besar

Olahraga rutin adalah salah satu bagian dari gaya hidup sehat. Sedari kecil, kita sudah diajarkan bahwa berolahraga adalah kunci dari tubuh yang kuat dan jiwa yang sehat. Dengan kata lain, selain meningkatkan mood, olahraga rutin juga adalah kunci untuk angka harapan hidup yang lebih panjang.

Meski begitu, tentu saja ada banyak alasan yang dibuat untuk menghindari olahraga. Padahal, studi terbaru menemukan bahwa olahraga dengan intensitas ringan pun tetap bermanfaat untuk kesehatan hingga mencegah stroke. Sebelum mulai olahraga, yuk, simak fakta penelitiannya berikut ini!

1. Jenis intensitas olahraga

Kabar Gembira! Olahraga Ringan Bisa Bantu Cegah Strokeilustrasi bermain piano (pexels,com/Charles Parker)

Sebelum menyelami penelitian ini, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu jenis-jenis intensitas olahraga, dari ringan, sedang, hingga berat. Ketiga intensitas tersebut dikelompokkan menjadi:

  • Ringan: Jalan santai, peregangan, push-up di dinding, berdiri, mencuci piring atau pakaian, hingga bermain piano.
  • Sedang: Jalan cepat, main tenis (ganda), bersepeda, voli, naik tangga, menggendong anak, mengepel lantai, mencuci kamar mandi atau mobil, hingga berkebun.
  • Berat: Joging, berenang, berdansa, lompat tali, main tenis (tunggal), bermain basket atau sepak bola, hingga bermain dengan anak atau hewan peliharaan.

2. Studi libatkan ribuan partisipan

Dimuat dalam jurnal JAMA Network Open pada awal Juni 2022, sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) ingin meneliti bagaimana waktu olahraga dan durasi gaya hidup sedenter bisa memengaruhi risiko stroke pada masyarakat dewasa AS bagian tenggara.

Penelitian ini menggunakan data Reasons for Geographic and Racial Differences in Stroke (REGARDS) pada 2003 hingga 2007. Hasilnya, sebanyak 7.607 partisipan berusia 45 ke atas direkrut antara 2009–2013. Setelah dipantau selama 7,4 tahun, data akselerometer dari para partisipan dianalisis dari tahun 2020–2021.

"Pengukuran menggunakan akselerometer tak pernah digunakan untuk meneliti hubungan antara variabel tersebut. Aktivitas fisik intensitas ringan tak secara rutin diamati," ujar salah satu peneliti, Dr. Stephen P. Hooker.

Baca Juga: Olahraga saat Kualitas Udara Buruk Picu Penyakit Kardiovaskular

3. Hasil: Aktivitas fisik ringan sekali pun bisa mencegah stroke dan penyakit kardiovaskular

Kabar Gembira! Olahraga Ringan Bisa Bantu Cegah Strokeilustrasi jalan santai (unsplash.com/areksan)

Selama periode tersebut, penelitian ini mencatat 286 insiden stroke yang terbagi menjadi 244 stroke iskemik (kurangnya aliran darah) dan 42 stroke hemoragik (pecah pembuluh darah). Para peneliti menemukan bahwa risiko stroke lebih rendah pada partisipan yang berolahraga berintensitas ringan hingga berat.

Meski berintensitas ringan, para peneliti menemukan bahwa aktivitas fisik tersebut tetap bermanfaat. Tiap 1 jam peningkatan aktivitas fisik ringan, terlihat pengurangan risiko penyakit jantung koroner hingga 14 persen, risiko penyakit kardiovaskular hingga 8 persen, dan risiko stroke 16 persen.

Lalu, bagaimana dengan intensitas ringan ke berat? Para peneliti menemukan bahwa 175 menit aktivitas sedang ke berat per minggu (25 menit/hari) mengurangi risiko stroke hingga 43 persen.

4. Pokoknya, jangan mager!

Selain olahraga, para peneliti juga menganalisis pengaruh durasi gaya hidup sedenter terhadap stroke, baik jangka panjang atau jangka pendek. Menurut Dr. Stephen, kebanyakan orang di usia paruh baya menghabiskan lebih dari 65 persen waktunya tidak berolahraga.

"Sampel kami menunjukkan proporsi durasi gaya hidup sedenter yang lebih parah, 71 hingga 84 persen," kata Dr. Stephen. 

Dalam penelitian tersebut, jika waktu sedenter lebih dari 13 jam, risiko stroke meningkat 44 persen. Bahkan, waktu sedenter lebih dari 17 menit juga dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke hingga 54 persen.

5. Saran aktivitas ringan

Kabar Gembira! Olahraga Ringan Bisa Bantu Cegah Strokeilustrasi berolahraga (unsplash.com/Kate Trifo)

Istirahat memang penting untuk kesehatan, tetapi jika ini membuat gaya hidup jadi sedenter, akibatnya adalah penyakit kardiovaskular dan stroke. Jadi, Dr. Stephen menyarankan untuk menyisipkan aktivitas fisik berintensitas ringan, karena bisa mencegah stroke.

"Bangun dan meluangkan 4–5 jam sehari melakukan aktivitas ringan amat bermanfaat. Lebih baik lagi jika menggabungkan aktivitas sedang ke berat, jika memungkinkan," kata Dr. Stephen, dilansir Medical News Today.

Jadi, aktivitas ringan apa yang bisa dilakukan? Kamu disarankan untuk berjalan santai mengelilingi rumah, mengatur timer untuk bergerak setiap 20–30 menit, dan meluangkan lebih banyak waktu untuk berolahraga.

Meski sudah lanjut usia, alangkah baiknya untuk tetap melakukan aktivitas fisik. Untuk mencegah risiko cedera, para peneliti menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik atau berolahraga dengan panduan atau ditemani.

Baca Juga: 8 Manfaat Berdiam Diri untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya