Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Body Mass Index? Ini Cara Hitung hingga Manfaatnya

ilustrasi body mass index atau BMI (pexels.com/Moe Magners)
ilustrasi body mass index atau BMI (pexels.com/Moe Magners)

Body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kondisi kesehatan dengan perbandingan berat badan dan tinggi badan seseorang.

Mempelajari BMI akan membuat kamu lebih mudah untuk mengetahui apakah berat badan kamu termasuk dalam kategori sehat, terlalu kurus, atau memiliki berat badan berlebihan.

Mengetahui BMI penting karena bisa memberikan gambaran awal tentang status gizi dan risiko kesehatan seseorang. Baca terus artikel ini untuk memahami pengertian BMI, cara hitung, dan manfaat dari mengetahui BMI.

1. Pengertian BMI

ilustrasi pria mengukur lingkar pinggang (freepik.com/drobotdean)
ilustrasi pria mengukur lingkar pinggang (freepik.com/drobotdean)

BMI adalah alat skrining medis untuk memastikan apakah berat badan kamu berada pada kisaran underweight, normal, overweight, atau obesitas.

Namun, penting untuk dicatat bahwa BMI tidak membedakan antara massa otot dan lemak tubuh, sehingga mungkin tidak akurat untuk semua individu, terutama atlet atau orang-orang dengan massa otot yang tinggi.

2. Cara menghitung BMI dan kategorinya

Ilustrasi Timbangan Berat badan (pexels.com/foto oleh SHVETS production)
Ilustrasi Timbangan Berat badan (pexels.com/foto oleh SHVETS production)

BMI menjadi hal yang penting untuk dipelajari demi mengetahui kesimbangan gizi dan berat badan tubuh yang sesuai dengan tinggi badan.

Berikut rumus menghitung BMI:

BMI = BB/(TB x TB) 

Keterangan:

  • BB: Berat badan.
  • TB: Tinggi badan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan kategori standar berat badan ideal laki-laki dan perempuan dewasa berdasarkan BMI. Kategori internasionalnya adalah:

  • Kurang dari 18,5 berarti berat badan kurang (underweight).
  • Antara 18,5–24,9 berarti berat badan normal.
  • Antara 25–29,9 berarti kelebihan berat badan (overweight).
  • Antara 30,0–34,9 berarti obesitas kelas I.
  • Antara 35,0–39,9 berarti obesitas kelas II.
  • Di atas 40 berarti obesitas kelas III (morbid).

WHO juga mengeluarkan kategori BMI Asia-Pasifik, yang berbeda dengan kategori global, mempertimbangkan bahwa populasi Asia memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit metabolik seperti diabetes dan penyakit jantung pada nilai BMI yang lebih rendah dibandingkan dengan populasi Eropa. Berikut kategorinya:

  • Kurang dari 18,5 berarti berat badan kurang (underweight).
  • Antara 18,5–22,9 berarti berat badan normal.
  • Antara 23,0–24,9 berarti kelebihan berat badan (berisiko).
  • Antara 25,0–29,9 berarti obesitas kelas I (moderat).
  • Di atas 30 berarti obesitas kelas II (parah).

3. Manfaat dari BMI

ilustrasi body mass index (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi body mass index (pexels.com/Anna Shvets)

Walaupun tidak 100 persen akurat, tetapi mengetahui BMI memiliki beberapa manfaat kesehatan, seperti:

  • Deteksi dini risiko penyakit

BMI dapat digunakan sebagai alat skrining awal untuk mengidentifikasi risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi.

Individu dengan BMI tinggi memiliki kemungkinan lebih besar mengembangkan kondisi ini, memungkinkan intervensi dini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

  • Panduan untuk perubahan gaya hidup

Mengetahui BMI dapat membantu kamu menetapkan tujuan kesehatan dan kebugaran yang realistis.

Contohnya, orang dengan BMI tinggi dapat merencanakan program penurunan berat badan yang sesuai, sementara seseorang dengan BMI rendah dapat fokus pada peningkatan massa tubuh secara sehat.

  • Alat skrining kesehatan yang sederhana dan terjangkau

BMI mudah dihitung menggunakan berat dan tinggi badan, menjadikannya alat yang efisien untuk penilaian awal status gizi dalam berbagai situasi, termasuk klinik dan survei kesehatan masyarakat.

  • Pemantauan kesehatan jangka panjang

Dengan memantau BMI secara berkala, individu dan penyedia layanan kesehatan dapat mengidentifikasi tren perubahan berat badan yang mungkin menunjukkan peningkatan risiko kesehatan, memungkinkan tindakan preventif yang tepat waktu.

Walaupun merupakan alat skirining yang berguna, tetapi BMI memiliki keterbatasan. BMI tidak membedakan antara massa otot dan lemak tubuh, sehingga mungkin tidak akurat untuk individu dengan massa otot tinggi. Jadi, untuk hasil terbaik BMI sebaiknya digunakan bersama dengan pengukuran lain, seperti lingkar pinggang, untuk penilaian kesehatan yang lebih komprehensif.

Referensi

Ardyansyah, Dhany. "Gizi Seimbang". Jakarta: Bumi Aksara, 2023.
FORUM TENTOR INDONESIA. "The King Master Biologi SMA". Maret 2018. Jakarta: Buku Edukasi.
Taufiqurrohman, M.Si. "Diet Sehat & Barokah". Jakarta: Pusat Ilmu, 2015.
"Cara Menghitung Berat Badan Ideal yang Benar dan Mempertahankannya." Mitra Keluarga. Diakses Mei 2025.
“Appropriate Body-mass Index for Asian Populations and Its Implications for Policy and Intervention Strategies,” The Lancet 363, no. 9403 (January 1, 2004): 157–63, https://doi.org/10.1016/s0140-6736(03)15268-3.
"How useful is the body mass index (BMI)?" Harvard Health Publishing. Diakses Mei 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Delvia Y Oktaviani
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us