- Gas air mata yang disemprotkan di ruang tertutup berisiko lebih besar menimbulkan efek serius daripada ruang terbuka
- Terpapar dalam jumlah yang sangat banyak
- Semakin dekat jarak seseorang dengan semprotan gas air mata, dampaknya semakin fatal
- Memiliki masalah kesehatan yang memperparah kondisi
Apakah Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kebutaan?

Banyak orang mengenal gas air mata sebagai senjata yang dipakai aparat untuk mengendalikan atau membubarkan massa. Saat dilepaskan, zat ini akan menyebar layaknya asap dan bisa langsung memengaruhi orang-orang di sekitarnya. Hal penting yang menjadi perhatian adalah efek yang bisa ditimbulkan dari penggunaan gas air mata.
Meskipun tidak bersifat mematikan, gas air mata kerap menimbulkan kekhawatiran, terutama terhadap kesehatan mata. Meskipun banyak yang percaya efeknya hanya sesaat, ada kasus-kasus yang menunjukkan komplikasi serius. Sebenarnya, apakah gas air mata dapat menyebabkan kebutaan? Berikut penjelasannya!
1. Apa bahan kimia yang terkandung dalam gas air mata?

Gas air mata di sebut juga fuli, semprotan merica, semprotan capsicum, atau agen anti huru-hara. Pada mulanya, zat ini digunakan sebagai senjata kimia dalam bidang militer, terutama di area perang. Wujudnya bukan gas, melainkan semprotan atau bubuk yang berasal dari bahan kimia padat atau cair.
Bahan kimia yang terkandung di dalamnya antara lain kloroasetofenon (CN), klorobenzilidenemalononitril (CS), kloropikrin (PS), bromobenzilsianida (CA), dan dibenzoksazepin (CR). Saat bersentuhan dengan kelembapan, zat tersebut menimbulkan rasa perih dan iritasi. Karena itu, bagian tubuh yang lembap seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru menjadi area yang paling terdampak ketika terpapar gas air mata.
2. Gas air mata dapat menimbulkan dampak serius

Ketika gas air mata dilepaskan dan mengenai seseorang, efeknya bisa langsung terasa. Mata biasanya akan berair, terasa perih, memerah, hingga penglihatan menjadi kabur. Umumnya, gejala ini akan berlangsung selama 15–20 menit.
Walau sering kali dampaknya sementara, ada beberapa kondisi di mana gas air mata dapat menyebabkan efek serius untuk jangka panjang, di antaranya:
Dalam keadaan tersebut, risiko mengalami gangguan serius pada mata meningkat drastis. Beberapa kondisi yang mungkin terjadi adalah pendarahan, erosi kornea, glaukoma, katarak trauma, hingga kerusakan saraf.
Sementara itu, kebutaan juga bisa terjadi jika paparan gas air mata terjadi dalam jangka panjang atau jarak yang sangat dekat. Kebutaan itu tidak serta-merta terjadi, tapi disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti katarak, erosi kornea, dan glaukoma. Fakta ini juga diperkuat oleh penelitian pada tahun 2017 yang mencatat adanya 58 orang yang mengalami disabilitas permanen akibat paparan gas air mata.
Namun perlu digarisbawahi, dampak serius di atas bisa dibilang cukup jarang terjadi, apalagi dalam kasus demonstrasi di ruang terbuka dan jika ditembakkan dalam jarak jauh. Pada umumnya, efek gas air mata hanya sementara.
3. Efek gas air mata terhadap kesehatan

Gas air mata tidak hanya berbahaya untuk mata, tetapi juga bagian tubuh lainnya. Terhirupnya gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Efeknya mungkin bisa lebih serius pada seseorang dengan kondisi pernapasan bawaan.
Jika bersentuhan dengan kulit, gas air mata dapat menyebabkan iritasi, gatal, kemerahan, lepuh, hingga dermatitis. Iritasi bisa berlangsung berhari-hari pada kasus yang parah. Bahkan paparan gas air mata berkepanjangan bisa menimbulkan gejala gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD), menurut Physicians for Human Rights.
Selain zat kimianya yang berbahaya, tabung gas air mata juga bisa menimbulkan risiko cedera. Saat ditembakkan, tabung ini bisa saja menjadi sangat panas dan berpotensi menyebabkan luka bakar pada siapa saja yang terkena. Jika mengenai tubuh dengan keras, benturannya bisa mengakibatkan cedera serius pada wajah, mata, bahkan kepala.
4. Apa langkah terbaik untuk menghindari efek buruk gas air mata?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), cara terbaik untuk menghindari efek buruk gas air mata adalah menghindar. Jika berada di dalam ruangan atau gedung, segera tinggalkan ruangan atau gedung. Ketika berada di luar, maka carilah tempat yang tinggi karena gas air mata akan mengendap di tanah.
Jika pakaian terkena paparan, sebaiknya segera dilepas lalu diganti dengan yang bersih. Setelah sampai di rumah, mandi menggunakan air dingin dan sabun untuk membersihkan sisa uap yang menempel di tubuh. Untuk meminimalkan paparan gas air mata, lindungi area mata, mulut, hidung, serta kulit. Jangan lupa gunakan kacamata pelindung bersama syal atau bandana untuk menutupi hidung dan mulut.
Jadi, apakah gas air mata bisa sebabkan kebutaan? Jawabannya mungkin saja, tapi kasus ini sangat jarang terjadi. Kerusakan permanen bisa dialami jika gas air mata ditembakkan dalam jarak yang sangat dekat dengan mata atau dalam jangka panjang. Biasanya kondisi ini juga terakumulasi dan dipicu oleh kondisi medis lain, seperti glaukoma hingga katarak. Risiko cedera akibat gas air mata lebih besar di dalam ruangan daripada di luar ruangan. Oleh sebab itu, penting untuk segera menghindari gas air mata sejauh mungkin.
Referensi
“Tear gas effects: Short- and long-term symptoms”. Healthline. Diakses Agustus 2025. “Effects of tear gas on the body: Treatment and prevention”. Medical News Today. Diakses Agustus 2025."Riot Control Agents". CDC. Diakses Agustus 2025.