Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Dehidrasi, 5 Penyakit Ini Sebabkan Urine Berwarna Cokelat

ilustrasi penyakit yang menyebabkan urine berwarna cokelat (flickr.com/Agan Pendopo)

Kebanyakan orang menganggap bahwa urine yang tidak jernih disebabkan oleh kurangnya cairan atau minum air putih. Memang benar dehidrasi bisa memengaruhi warna urine dari kuning hingga kecokelatan. Akan tetapi, selain dehidrasi, ada beberapa penyakit yang bisa membuat urine berwarna cokelat.

Penasaran apa saja? Inilah beberapa di antaranya!

1. Hepatitis

ilustrasi penyebab urine berwarna cokelat (flickr.com/Diverse Stock Photos)

Urine berwarna cokelat adalah salah satu tanda pertama dan paling umum dari hepatitis, yang merupakan nama lain untuk peradangan hati. Ada lebih dari satu jenis penyakit ini, termasuk hepatitis A, B, dan C.

Saat seseorang memiliki hepatitis, organ hati jadi tidak dapat membersihkan darah dengan benar. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan zat oranye-kuning yang disebut bilirubin dalam darah dan urine dan dapat mengubah urine menjadi cokelat.

Jika memang benar hepatitis penyebabnya, maka kemungkinan akan mengalami gejala lainnya seperti:

  • Demam.
  • Kelelahan.
  • Kehilangan selera makan.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit perut.
  • Tinja berwarna seperti tanah liat.
  • Nyeri sendi.
  • Kulit atau mata kuning.

Apabila kamu mencurigai hepatitis, segera temui dokter.

2. Sirosis

ilustrasi tes sampel urine (freepik.com/drobotdean)

Urine berwarna cokelat juga bisa menjadi gejala sirosis. Sirosis adalah sebutan untuk jaringan parut pada hati yang terbentuk setelah seseorang hidup bertahun-tahun dengan hepatitis atau penyakit hati lainnya.

Sirosis pada tahap awal mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi pada stadium lanjut dapat menyebabkan urine berwarna cokelat.

Sirosis juga bisa menyebabkan seseorang sulit berkonsentrasi, sulit tidur, memiliki daya ingat yang buruk, serta mengalami kulit dan mata berwarna kekuningan (jaundice). 

3. Anemia

ilustrasi warna urine (commons.wikimedia.org/www.scientificanimations.com)

Salah satu bentuk anemia yang disebut anemia hemolitik menghancurkan sel darah merah dan ini bisa mengubah urine menjadi cokelat.

Beberapa orang mendapatkan jenis anemia dari orang tua mereka. Orang lain mungkin mendapatnya karena disebabkan oleh kondisi lain, seperti gangguan autoimun seperti lupus, artritis reumatoid, atau kolitis ulseratf.

Selain urine berwarna cokelat, anemia hemolitik dapat menyebabkan gejala seperti:

  • Kulit pucat tidak normal.
  • Kulit atau mata kuning.
  • Demam.
  • Kelemahan.
  • Pusing.
  • Kebingungan.
  • Kesulitan melakukan aktivitas fisik.
  • Detak jantung lebih cepat.

4. Kanker kulit

ilustrasi kanker kulit melanoma (commons.wikimedia.org/Simone Trovato Monastra)

Melanoma adalah jenis kanker kulit yang jarang terjadi. Kanker kulit jenis ini terkadang dapat menyebabkan pigmen kulit bocor ke dalam aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan urine berwarna cokelat.

Tanda-tanda melanoma yang lebih umum adalah perubahan pada tahi lalat. Segera temui dokter untuk kelainan kulit yang tumbuh atau berubah dengan cepat dan tidak hilang.

5. Penyakit akibat kutu

ilustrasi penyakit Lyme (bristolpost.co.uk)

Kutu dapat terinfeksi bakteri, virus, atau parasit. Kutu yang menggigit dan memasuki area kulit dapat menginfeksi dan menghancurkan sel darah merah. Beberapa penyakit tick-borne yang paling umum di Amerika Serikat meliputi penyakit Lyme, babesiosis, ehrlichiosis, Rocky Mountain spotted fever, anaplasmosis, southern tick-associated rash illness (STARI), tick-borne relapsing fever (TBRF), dan tularemia.

Beberapa kutu membawa bakteri yang menyebabkan infeksi serius yang disebut babesiosis, meskipun ini jarang. Salah satu gejalanya adalah urine berwarna gelap. Selain perubahan pada warna urine, infeksi yang disebabkan oleh kutu juga bisa menyebabkan:

  • Demam atau gejala seperti flu.
  • Sakit kepala atau nyeri otot.
  • Mual.
  • Sakit perut.

Jika merasa sudah memenuhi asupan air putih harian yang cukup namun warna urine menunjukkan warna yang tidak jernih bahkan kecokelatan, maka kamu perlu mewaspadainya. Bisa jadi itu adalah tanda ada penyakit yang mendasarinya. Untuk memastikannya, temui dokter.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
jejaknarasi
Editorjejaknarasi
Follow Us