Warfarin: Kegunaan, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

Digunakan untuk mencegah pembekuan darah

Warfarin adalah obat pengencer darah atau antikoagulan yang digunakan untuk menurunkan kemampuan pembekuan darah. Obat ini merupakan obat resep yang tersedia dalam bentuk tablet.

Warfarin dipakai untuk mencegah pembekuan darah yang disebabkan berbagai kondisi jantung, operasi jantung terbuka, atau setelah serangan jantung. Simak selengkapnya tentang obat warfarin, yuk!

1. Kegunaan

Warfarin: Kegunaan, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi obat pengencer darah warfarin (consumerlab.com)

Sebagai obat yang termasuk ke dalam kelompok antikoagulan, warfarin banyak dimanfaatkan untuk mengobati pembekuan darah dan menurunkan kemungkinan terjadinya pembekuan darah dalam tubuh.

Bekuan atau gumpalan darah sendiri dapat mengakibatkan stroke, serangan jantung, dan berbagai kondisi serius lainnya terutama bila bekuan darah terbentuk di kaki atau paru-paru.

Dilansir Healthline, untuk lebih lengkapnya, warfarin dapat digunakan untuk kondisi berikut ini:

  • Mengurangi risiko serangan jantung, stroke, atau kematian
  • Mencegah dan mengobati pembekuan darah dengan fibrilasi atrium atau penggantian katup jantung
  • Mencegah dan mengobati pembekuan darah di bagian tubuh seperti kaki (deep vein thrombosis) dan di paru-paru (emboli paru)

Warfarin bekerja dengan cara menghalangi pembentukan faktor pembekuan darah yang diperlukan untuk membuat bekuan atau gumpalan darah. Obat ini akan menghentikan pembentukan bekuan darah dalam tubuh.

2. Peringatan sebelum menggunakan warfarin

Warfarin: Kegunaan, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi pemberian obat resep dari dokter (drfuhrman.com)

Mengutip Drugs, seseorang tidak boleh mengonsumsi warfarin apabila:

  • Punya alergi terhadap warfarin
  • Memiliki tekanan darah yang sangat tinggi
  • Baru saja atau akan menjalani operasi pada otak, tulang belakang, atau mata
  • Sedang menjalani spinal tap atau anestesi spinal (epidural)
  • Tidak mampu mengonsumsi warfarin tepat waktu setiap harinya

Kemudian, seseorang juga tidak boleh mengonsumsi obat ini jika mereka rentan mengalami pendarahan karena kondisi medis tertentu, termasuk:

  • Kelainan sel darah (seperti sel darah merah rendah atau trombosit rendah)
  • Ulkus atau pendarahan di perut, usus, paru-paru, atau saluran kemih
  • Aneurisme atau pendarahan di otak
  • Infeksi pada lapisan jantung

Ibu hamil sebaiknya tidak boleh mengonsumsi warfarin kecuali memang direkomendasikan oleh dokter. Sebab, obat ini bisa memicu cacat lahir pada bayi.

Untuk perempuan, saat mengonsumsi warfarin, gunakan kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan setidaknya satu bulan setelah dosis terakhir warfarin.

Perlu diketahui juga bahwa warfarin dapat membuat orang yang mengonsumsinya mudah mengalami pendarahan, terutama bila pernah mengalami:

  • Tekanan darah tinggi atau penyakit jantung serius
  • Penyakit ginjal
  • Kanker atau jumlah sel darah rendah
  • Kecelakaan atau operasi
  • Pendarahan di perut atau usus
  • Stroke
  • Berusia 65 tahun atau lebih

Sebelum mulai mengonsumsi warfarin, beri tahu dokter jika kamu pernah mengalami:

  • Diabetes
  • Gagal jantung kongestif
  • Penyakit hati
  • Pernah memiliki penyakit ginjal atau jika sedang menjalani dialisis (cuci darah)
  • Defisiensi pembekuan herediter
  • Trombosit darah rendah setelah menerima heparin

3. Penentuan dosis warfarin

Warfarin: Kegunaan, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi obat antikoagulan warfarin (choicemutual.com)

Dosis untuk warfarin dapat berbeda untuk setiap pasien tergantung pada kekuatan obat dan masalah medis apa yang ingin ditangani. Sangat penting untuk mengikuti arahan dari dokter dan membaca petunjuk pada kemasan obat.

Menurut Pusat Informasi Obat Nasional BPOM RI, pemberian warfarin harus diukur berdasarkan penetapan quick onestage prothrombin time atau thrombotest.

Dosis yang umum diberikan pada orang dewasa adalah 10 miligram (mg) sehari selama 2 sampai 4 hari, dengan penyesuaian setiap hari berdasarkan hasil penetapan waktu protombin. Setelah itu, melakukan terapi lanjutan akan diberikan dosis penunjang sekitar 2 hingga 10 mg sekali sehari.

Dosisnya mungkin sering berubah, terutama dalam beberapa minggu pertama pengobatan. Sebab, kepekaan orang terhadap obat ini bisa sangat individualistik.

Penetapan waktu protombin harus dilakukan secara berkala, terutama pada awal terapi. Dosis bisa mengalami perubahan sampai dokter akhirnya menemukan dosis yang tepat untuk pasien.

Baca Juga: Neuroma akustik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasi

4. Cara mengonsumsi

Warfarin: Kegunaan, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi warfarin (vienyhocungdung.vn)

Warfarin bisa saja digunakan sebagai bagian dari terapi kombinasi, sehingga obat ini perlu dikonsumsi bersama obat-obatan lainnya.

Obat ini cenderung tidak membuat perut sakit, sehingga bisa dikonsumsi baik sebelum maupun sesudah makan. Yang jelas, penting untuk meminumnya sesuai arahan dokter dan sebaiknya obat ini diminum setiap hari pada waktu yang sama.

Biasanya, warfarin diambil di malam hari. Hal ini bertujuan agar ketika pasien memerlukan perubahan dosis setelah tes darah rutin, pasien mampu melakukannya di hari yang sama dibandingkan harus menunggu hari berikutnya.

Untuk mengatasi pembekuan darah di kaki atau paru-paru, warfarin mungkin harus dikonsumsi dengan jangka waktu 6 minggu sampai 6 bulan. Sementara itu, bila digunakan untuk mengurangi risiko pembekuan darah di masa depan karena pasien terus mengalami pembekuan darah, waktu pengobatan bisa lebih dari 6 bulan, bahkan mungkin perlu dilakukan seumur hidup pasien, dilansir National Health Service.

5. Overdosis, dosis yang terlewat, dan penyimpanan

Warfarin: Kegunaan, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi warfarin (bmj.com)

Mengalami overdosis warfarin dapat memicu gejala tinja berdarah, berwarna hitam, atau tekstur tinja lembek. Selain itu, urine juga bisa berubah warna menjadi merah muda atau menggelap. Gejala lainnya adalah pendarahan yang tidak biasa atau pendarahan berkepanjangan.

Untuk mendapatkan manfaat terbaik dari warfarin, jangan sampai melewatkan jadwal dosis sekalipun. Namun, bila terlanjur satu dosis di hari yang sama, segera minum setelah ingat. Bila sudah beda hari, lewatkan dosis yang terlewat dan pastikan untuk mengambil dosis berikutnya pada waktu yang teratur. 

Seumpama sudah berbeda hari, lewatkanlah dosis yang terlewat dan pastikan untuk mengambil dosis berikutnya pada waktu yang teratur. Jangan pernah mengambil dosis ekstra untuk mengejar ketertinggalan dosis, karena ini akan meningkatkan risiko pendarahan. Catat dosis yang terlewat dan beri tahu dokter atau apoteker. Segera beri tahu dokter jika kamu sudah melewatkan dua dosis atau lebih berturut-turut, mengutip WebMD.

Simpan obat di suhu ruangan sekitar 15 sampai 30 derajat Celcius dan jauhkan dari cahaya serta kelembapan. Jauhkan pula obat dari jangkauan anak kecil dan hewan peliharaan. Buang produk semisal sudah tidak lagi digunakan atau sudah kedaluwarsa sesuai arahan petunjuk obat, dokter, atau apoteker.

6. Interaksi obat

Warfarin: Kegunaan, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Beri tahu dokter tentang semua produk obat yang sedang digunakan sebelum mengonsumsi warfarin. Jika dokter meresepkan obat ini untuk mengatasi kondisi kesehatan tertentu, dokter kemungkinan sudah mengetahui potensi interaksi obat dan akan memantau pasien.

Jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apa pun sebelum berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya!

Menurut RxList, interaksi yang parah bisa terjadi bila warfarin dikonsumsi bersamaan dengan obat lain seperti: apixaban, defibrotida, atau mifepristone.

Selain itu, warfarin juga bisa berinteraksi serius dengan setidaknya 123 obat yang berbeda: berinteraksi moderat dengan sekitar 290 obat serta memiliki interaksi ringan dengan kurang lebih 52 jenis obat.

7. Efek samping

Warfarin: Kegunaan, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi mimisan (health.clevelandclinic.org)

Warfarin berpotensi menimbulkan efek samping ringan seperti diare dan kerontokan rambut yang umumnya tidak butuh perhatian medis, kecuali bila berkelanjutan dan mengganggu. 

Seperti dijelaskan di laman Cleveland Clinic, segera laporkan ke dokter bila mengalami efek samping yang meliputi:

  • Reaksi alergi seperti ruam kulit, gatal-gatal atau gatal-gatal, pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah.
  • Sakit perut.
  • Merasakan kelemahan atau kelelahan yang tidak biasa.
  • Pendarahan menstruasi yang berat atau pendarahan vagina.
  • Jari kaki yang terasa sakit, berubah warna menjadi biru atau ungu.
  • Adanya borok di kulit yang terasa sangat menyakitkan dan tidak kunjung hilang.
  • Tanda dan gejala pendarahan seperti tinja berdarah atau hitam, urine berwarna merah atau cokelat tua, muntah darah atau bahan berwarna cokelat yang terlihat seperti bubuk kopi, muncul bintik-bintik merah pada kulit, memar atau pendarahan yang tidak biasa dari mata, gusi, atau hidung.
  • Tanda dan gejala bekuan darah seperti nyeri dada, sesak napas, rasa sakit, bengkak, atau kehangatan di kaki.
  • Tanda dan gejala stroke seperti perubahan penglihatan, kebingungan, kesulitan berbicara atau memahami, sakit kepala parah, mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki yang terjadi secara tiba-tiba, kesulitan berjalan, pusing, dan kehilangan koordinasi.

Penggunaan warfarin butuh perhatian khusus agar dosis hariannya tidak lupa diminum. Melewatkan dosisnya akan mengurangi efektivitas dari obat antikoagulan ini, sehingga pembekuan darah berpotensi tetap terjadi. Bila kamu atau orang di rumah diresepkan obat ini, pastikan untuk selalu mematuhi arahan dokter, ya!

Baca Juga: Abciximab: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya