World Rabies Day, Pentingnya Vaksin untuk Hewan Peliharaan

Menuju dunia bebas rabies tahun 2030

World Rabies Day atau Hari Rabies Sedunia diperingati tanggal 28 September setiap tahunnya sejak tahun 2007. Tanggal ini dipilih karena merupakan tanggal kematian Louis Pasteur, penemu vaksin rabies.

Hari Rabies Sedunia diperingati guna meningkatkan kesadaran dan advokasi eliminasi rabies secara global, juga bertujuan untuk menyatukan semua orang, organisasi, dan pemangku kepentingan agar dapat bersama-sama melawan rabies.

Rabies atau dijuluki penyakit anjing gila merupakan penyakit mematikan yang biasa ditemukan dalam air liur berbagai hewan, seperti anjing, kucing, monyet, kelelawar, sigung, musang, dan beberapa hewan mamalia berdarah panas lainnya.

Penyakit ini dapat menular ke manusia, bahkan bisa sangat mematikan bagi manusia yang terkena. Dalam acara media gathering virtual bertajuk "Pentingnya Vaksin Rabies untuk Anjing Kesayangan Kamu" pada 27 September 2021 oleh SmartHeart Indonesia, drh. Aulia Jasmine Maharani menyebut bahwa bila seseorang telah menunjukkan gejala klinis rabies, tingkat kematian bisa mencapai 100 persen, dan jarang sekali orang yang bisa selamat dari rabies pada fase ini.

Meski berbahaya, tetapi penyakit ini bisa dengan mudah dicegah dengan vaksin rabies yang memiliki tingkat efektivitas hingga 100 persen, baik vaksinasi untuk hewan maupun manusia.

1. Hari Rabies Sedunia 2021

World Rabies Day, Pentingnya Vaksin untuk Hewan Peliharaanilustrasi tema hari rabies sedunia (rabiesalliance.org)

Hari Rabies Sedunia 2021 mengusung tema “Rabies: Facts, not Fear”. Menurut keterangan dari Global Alliance of Rabies Control, tema ini berfokus pada fakta mengenai rabies dan berupaya untuk menumpas mitos atau kesalahpahaman terkait rabies yang beredar di masyarakat selama ini.

Singkatnya, tema ini diangkat agar dapat mengingatkan semua orang pada isu-isu global terkini yang memengaruhi eliminasi rabies. Berbagai disinformasi dapat berimbas negatif pada upaya eliminasi rabies. Untuk mengentaskannya, membagikan fakta yang akurat dan benar merupakan satu-satunya cara.

Di masa pandemik COVID-19, banyak disinformasi dan kesalahpahaman terkait vaksinasi, sehingga tidak sedikit orang yang ragu untuk mendapatkan vaksinasi, termasuk dalam pemberian vaksin bagi hewan peliharaan mereka.

Oleh karenanya, membagikan fakta mengenai manfaat vaksinasi hewan terhadap rabies sangat penting untuk membantu menghilangkan mitos negatif terkait vaksinasi rabies.

2. Menuju dunia bebas rabies pada 2030

World Rabies Day, Pentingnya Vaksin untuk Hewan PeliharaanMedia gathering "Pentingnya Vaksin Rabies untuk Anjing Kesayangan Kamu" yang diselenggarakan SmartHealth (IDNTimes/Enrico Gary Himawan)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahunnya rabies menyebabkan sekitar 59.000 kematian manusia di lebih dari 150 negara, dengan kasus yang 95 persennya terjadi di Afrika dan Asia. Ini merupakan perkiraan yang tidak pasti karena banyaknya kasus yang mungkin tidak dilaporkan. Menurut WHO, angka perkiraan tersebut mungkin masih lebih rendah dari angka yang sebenarnya.

Rabies juga dilaporkan lebih banyak terjadi pada penduduk miskin di pedesaan, dengan sekitar setengah dari kasus penyakit ini dialami oleh anak-anak berusia 15 tahun ke bawah.

Hari Rabies Sedunia dianggap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebagai kesempatan untuk merenungkan bagaimana dampak rabies pada dunia.

Meski rabies merupakan penyakit yang mematikan dan mengancam nyawa, tetapi penyakit ini 100 persen dapat dicegah. Caranya adalah dengan melakukan vaksinasi terhadap hewan, terutama hewan peliharaan seperti anjing, yang merupakan perantara utama infeksi rabies kepada manusia.

“Rabies ini sangat mematikan, tetapi jangan khawatir, rabies dapat dicegah. Satu-satunya pencegahan yang efektif adalah melalui vaksinasi. Dunia sudah memiliki program, yaitu menuju dunia bebas rabies di 2030,” jelas drh. Aulia.

Hingga saat ini, berbagai organisasi kesehatan termasuk CDC, Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA), WHO, Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE), dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terus berupaya bekerja sama untuk mereduksi kematian manusia akibat rabies yang ditularkan anjing, serta menargetkan kematian manusia akibat rabies dapat berhenti pada tahun 2030.

Baca Juga: 6 Fakta dan Sejarah Rabies di Indonesia, Terus Waspada!

3. Gejala rabies pada hewan

World Rabies Day, Pentingnya Vaksin untuk Hewan Peliharaanilustrasi anjing yang galak, salah satu gejala rabies (pixabay.com/simonocampo999)

Rabies adalah penyakit zoonosis atau menular dari hewan ke manusia. Disebabkan oleh Rabies lyssavirus, virus ini bisa menyebabkan peradangan yang progresif dan fatal pada otak serta sumsum tulang belakang. Menurut WHO, secara klinis rabies memiliki dua bentuk, yaitu rabies bentuk ganas (furious rabies) dan juga bentuk tenang (paralytic rabies).

Menurut drh. Aulia, gejala klinis rabies pada hewan dapat berupa:

Rabies bentuk tenang (dumb rabies atau paralytic rabies)

  • Hipersalivasi atau mengeluarkan air liur yang berlebihan
  • Suara hewan berubah menjadi parau
  • Terjadi kelumpuhan pada bagian wajah dan rahang bawah
  • Lumpuh dan kejang yang berujung pada kematian

Rabies bentuk ganas (furious rabies)

  • Sangat galak, gelisah, dan hiperaktif
  • Sering bersembunyi di tempat gelap dan dingin
  • Nafsu makan hewan menjadi berkurang
  • Menjadi lebih sensitif terhadap suara dan cahaya
  • Kerap mengonsumsi benda-benda asing seperti batu, kayu, dan lain sebagainya
  • Lumpuh dan kejang yang berujung pada kematian

4. Gejala rabies pada manusia

World Rabies Day, Pentingnya Vaksin untuk Hewan Peliharaanilustrasi anak yang digigit hewan dengan rabies (texaschildrens.org)

Mengutip Mayo Clinic, gejala pertama dari rabies mungkin bisa mirip flu, dan gejalanya juga bisa berlangsung selama berhari-hari. Kemudian, gejala juga bisa makin parah. Gejalanya-gejalanya pada manusia dapat mencakup:

  • Batuk
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Agitasi
  • Kecemasan
  • Kebingungan
  • Hiperaktif
  • Kesulitan menelan
  • Kesulitan bernapas
  • Air liur berlebihan (hipersalivasi)
  • Ketakutan pada air (hidrofobia)
  • Ketakutan pada udara (aerofobia)
  • Ketakutan pada cahaya (fotofobia)
  • Halusinasi
  • Insomnia
  • Berkeringat yang berlebihan
  • Kejang-kejang
  • Kelumpuhan sebagian

“Tidak semua manusia yang digigit hewan yang terinfeksi rabies itu bisa terjangkit rabies. Tetapi, jika manusia tersebut sudah menunjukkan gejala klinis, maka tingkat kematiannya itu mencapai 100 persen. Di seluruh dunia ini, hanya ada beberapa orang saja yang sembuh setelah terjangkit penyakit rabies,” drh. Aulia menegaskan.

Ia juga mengatakan kalau gejala rabies pada manusia juga bisa mirip dengan gejala yang dialami oleh hewan peliharaan seperti anjing. Seperti halnya pada hewan, manusia juga hampir bisa dipastikan akan meninggal dunia bila telah mengembangkan gejala-gejala klinis.

Baca Juga: Apakah Hewan Kurban Bisa Tularkan COVID-19? Ini Kata Ahli!

5. Penyebab rabies

World Rabies Day, Pentingnya Vaksin untuk Hewan Peliharaanilustrasi gigitan anjing (health.clevelandclinic.org)

Rabies disebabkan oleh virus rabies yang menginfeksi hewan ataupun manusia. Virus ini dapat menyebar pada manusia melalui air liur hewan yang terinfeksi. Transmisi virus terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi, sehingga hewan dengan rabies yang menggigit hewan lain atau manusia dapat berpotensi menularkan virus ini.

“Jangan khawatir kalau tidak ada luka (luka terbuka), virusnya tidak dapat berpenetrasi ke tubuh, sehingga cukup dicuci saja bagian tubuh yang terkena air liur anjing rabies,” ucap drh. Aulia.

Virus rabies dapat menular bila terdapat luka terbuka. Penularan juga dapat terjadi ketika air liur masuk ke luka terbuka atau selaput lendir seperti mulut ataupun mata. Terutama, bila hewan dengan rabies menjilati luka terbuka yang ada di kulit manusia, mengutip Mayo Clinic.

6. Pentingnya vaksin sebagai upaya pencegahan rabies

World Rabies Day, Pentingnya Vaksin untuk Hewan Peliharaanilustrasi vaksinasi rabies pada anjing peliharaan (zooplus.ie)

Melakukan vaksinasi terhadap peliharaan, terutama anjing, adalah strategi yang paling hemat biaya sekaligus paling efektif untuk mencegah rabies menjangkit manusia. Vaksin rabies sendiri juga sudah tersedia untuk memberikan rasa aman yang lebih besar bagi manusia. Seseorang yang sering berinteraksi dengan hewan, seperti dokter hewan misalnya, juga sebaiknya mendapatkan vaksinasi rabies.

“Jadi, efektivitas vaksin itu mencapai 100 persen, sangat efektif sekali. Makanya, satu-satunya pencegahan efektif adalah melalui vaksinasi baik pada hewan maupun manusianya,” kata drh. Aulia.

Menurut WHO, rabies dapat sepenuhnya dihindari dengan vaksinasi. Namun demikian, rabies masih menyebabkan kematian pada puluhan ribu orang setiap tahunnya. Dari semua kasus tersebut, sekitar 99 persen disebabkan oleh gigitan anjing yang memiliki rabies. Oleh sebab itu, menyadarkan masyarakat tentang cara menghindari gigitan anjing rabies, mencari pengobatan saat digigit, dan memvaksinasi hewan sangat penting guna memutus siklus penularan rabies.

Rabies lebih sering menjangkit anak-anak, karena anak-anak umumnya lebih sering berinteraksi dengan anjing. Karenanya, selain mendapat vaksinasi, tindakan pencegahan rabies juga dapat dilakukan dengan menghindari kontak dan hal-hal yang menyebabkan seseorang tergigit anjing atau hewan lain yang mungkin membawa rabies. Salah satunya adalah dengan tidak mengganggu hewan atau anjing liar, karena kita tak pernah tahu hewan liar tersebut memiliki rabies atau tidak.

7. Langkah yang harus dilakukan bila digigit hewan yang mengidap rabies

World Rabies Day, Pentingnya Vaksin untuk Hewan Peliharaanilustrasi gigitan anjing (www.nyoooz.com)

Bila digigit oleh hewan yang mengidap rabies, pengobatan untuk mencegah virus rabies menginfeksi tubuh manusia adalah dengan pemberian serangkaian suntikan.

Pengobatan mungkin bisa sangat efektif menyelamatkan seseorang yang terinfeksi rabies bila pengidapnya belum mengalami tingkat infeksi yang lebih dari 50 persen. Kalau tingkat infeksinya sudah lebih dari 60 persen, kemungkinan besar pasien tidak bisa diselamatkan.

“Hewan atau manusia yang terkena rabies itu bisa diupayakan kesembuhannya dengan memberikan serum antirabies. Jika vaksin itu adalah antigen, virus yang dimasukkan ke tubuh. Sementara itu, serum ini adalah antibodi yang sudah memiliki kekebalan terhadap rabies,” drh. Aulia menjelaskan.

Dilansir WHO, apabila digigit atau dicakar oleh hewan hingga timbul luka terbuka, terutama bila digigit anjing liar, segeralah lakukan:

  • Cuci luka dengan sabun atau detergen.
  • Bilas luka secara menyeluruh selama sekitar 15 menit dengan banyak air.
  • Oleskan obat yang mengandung yodium atau antivirus ke luka 15 menit setelah dicuci dan dibilas atau berikan antiseptik berupa iodin atau alkohol 70 persen pada luka.
  • Hindari mengoleskan bubuk cabai, jus tanaman, asam, dan alkali pada luka.
  • Hindari menutupi luka dengan perban atau plester.
  • Segera pergi ke fasilitas perawatan kesehatan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut oleh profesional kesehatan.
  • Bila memungkinkan, tangkap kemudian serahkan hewan yang menggigit untuk diserahkan ke pusat kesehatan hewan atau dokter hewan.

Selain itu, drh. Aulia juga mengingatkan bahwa anjing rabies yang menggigit jangan dibunuh untuk menghindari kontak dan jika anjing sudah mati, bawalah anjing mati tersebut dalam kondisi dingin (dinginkan terlebih dahulu) ke pusat kesehatan hewan untuk diperiksa.

Sebagai penyakit yang sangat mematikan, siapa saja yang memiliki risiko tertular rabies sebaiknya menerima vaksinasi rabies untuk perlindungan. Tentunya, vaksinasi pada hewan peliharaan, terutama pada anjing peliharaan, juga amat penting guna memutus siklus rabies dan membantu mewujudkan dunia bebas rabies pada tahun 2030.

"Momen peringatan ini sebagai pengingat bahwa manusia itu tidak hidup sendiri, ya. Bahwa manusia itu hidup berdampingan dengan alam, sehingga memiliki kewajiban untuk saling menjaga hubungan harmonis dengan seluruh makhluk hidup ciptaan Tuhan, termasuk salah satunya adalah satwa,” tutup Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Barat, Iwan Indriyanto, STp, MSi, yang juga hadir dalam acara media gathering tersebut.

Baca Juga: 10 Penyakit Ini Bisa Ditularkan Hewan ke Manusia, Lebih Waspada ya!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya