Sindrom Havana, Kondisi Misterius yang Pernah Menyerang Pejabat AS

Sindrom Havana adalah kondisi medis yang kontroversial dan banyak diperdebatkan yang pertama kali menjadi perhatian publik pada akhir tahun 2016. Kondisi ini pertama kali dilaporkan oleh diplomat AS dan pejabat pemerintah yang ditempatkan di Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba, yang tiba-tiba mengalami berbagai gejala neurologis, sering kali disertai dengan suara keras. Gejala yang dilaporkan meliputi pusing, sakit kepala, telinga berdenging, kesulitan kognitif, dan dalam beberapa kasus yang parah, kehilangan ingatan dan gangguan pendengaran.
Hingga kini, fenomena ini masih menjadi misteri medis yang belum terpecahkan. Peneliti dan ilmuwan di seluruh dunia telah berusaha mencari jawaban, mencoba menghubungkan berbagai faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, dari serangan senjata microwave hingga paparan zat kimia atau bahkan teori konspirasi yang lebih ekstrem. Semakin banyaknya kasus yang dilaporkan, ketegangan pun meningkat di kalangan para ahli, pemerintah, dan masyarakat internasional. Namun, apa yang sebenarnya terjadi pada mereka yang terkena sindrom Havana?
1. Asal mula dan gejala

Istilah "sindrom Havana" berasal dari lokasi kasus pertama yang dilaporkan. Kala itu, pada akhir tahun 2016, petugas Central Intelligence Agency (CIA) yang ditempatkan di Kedutaan Besar AS di Havana melaporkan serangkaian gejala yang aneh dan sangat mengganggu. Orang-orang yang terkena dampak melaporkan mendengar suara-suara aneh, seperti kicauan, jeritan, dan suara bor, sebelum akhirnya mengalami gejala akut seperti tekanan hebat di kepala, vertigo, kecemasan, pusing, masalah ingatan, dan mual.
Seiring berjalannya waktu, banyak dari orang-orang ini melaporkan masalah kronis yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, termasuk insomnia dan masalah kognitif yang terus-menerus. Pemindaian otak kemudian menunjukkan adanya kerusakan jaringan dan kehilangan volume yang mirip dengan yang ditemukan pada sindrom gegar otak persisten. Setelah banyaknya laporan, sebagian besar staf kedutaan AS segera dievakuasi.
2. Penyebab sindrom Havana

Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sindrom Havana. Namun, ada beberapa teori tentang penyebabnya:
- Agen infeksius: Komite Departemen Luar Negeri AS yang dirancang untuk menyelidiki gejala sindrom Havana melihat semua penyakit yang muncul selama kasus awal sindrom Havana dan mencatat bahwa Zika dapat menimbulkan gejala neurologis seperti sindrom Havana. Namun, komite menganggap Zika bukanlah penyebabnya.
- Insektisida: Ditemukannya organofosfat dan metabolit piretroid dalam sampel darah warga Kanada yang menunjukkan gejala kondisi ini mengarah pada keterkaitan zat-zat insektisida. Organofosfat, jenis bahan kimia insektisida, dan insektisida piretroid yang umum digunakan untuk melindungi tanaman, menjadi sorotan utama. Meski demikian, temuan ini belum cukup untuk memberikan kepastian.
- Faktor psikologis: Faktor psikologis—seperti adanya kecemasan, kesedihan, masalah ingatan, atau masalah tidur—dianggap sebagai penyebab potensial sindrom Havana.
- Energi frekuensi radio berdenyut: Komite merasa bahwa banyak tanda, gejala, dan pengamatan khas dan akut yang dilaporkan oleh pegawai pemerintah Amerika konsisten dengan efek energi frekuensi radio terarah dan berdenyut. Namun, studi yang dilakukan oleh pemerintah Uni Soviet menyebut bahwa senjata gelombang mikro atau perangkat berenergi terarah kemungkinan besar menyebabkan sindrom Havana.
3. Pengobatan untuk sindrom Havana

Tidak ada pengobatan khusus untuk pasien sindrom Havana. Sebaliknya, pengobatan mungkin didasarkan pada gejala. Bagi beberapa individu, rencana perawatan mencakup rujukan dan evaluasi di area berikut:
- Audiologi untuk masalah pendengaran atau keseimbangan
- Neuro-optometri untuk masalah penglihatan terkait cedera otak
- Neuropsikologi untuk evaluasi hubungan otak-perilaku
- Terapi okupasi untuk masalah dengan indra, kognisi, atau gerakan tubuh
- THT untuk masalah dengan telinga, hidung, atau tenggorokan
- Obat tidur
- Terapi wicara
- Terapi fisik vestibular untuk masalah keseimbangan dan pusing.
4. HAVANA Act untuk membantu korban

Pada tanggal 6 Juli 2021, Senat AS dengan suara bulat mengesahkan undang-undang untuk mendukung pegawai negeri Amerika yang mengalami cedera otak akibat sindrom Havana. Undang-undang ini kemudian dikenal sebagai HAVANA Act (Helping American Victims Afflicted by Neurological Attacks). Undang-undang ini berencana memberikan dukungan finansial kepada individu yang terkena sindrom Havana.
CIA dan Departemen Luar Negeri bertanggung jawab dalam membuat peraturan yang menguraikan kriteria yang adil dan setara dalam memberikan kompensasi kepada para korban. HAVANA Act adalah langkah konkret pemerintah AS untuk mengakui penderitaan yang dialami oleh para pejabat publik Amerika yang terdampak, baik melalui bantuan keuangan maupun perubahan kebijakan legislatif. Undang-undang ini juga bertujuan untuk memberikan dukungan jangka panjang dalam membantu mereka mengatasi dampak dari kondisi yang dialami.
Jadi, sindrom Havana adalah penyakit yang menyerang sejumlah diplomat atau pegawai dari Amerika Serikat atau bagian lain dunia. Beberapa gejala kondisi tersebut meliputi mual, pusing, dan gangguan mental, biasanya setelah mendengar suara keras. Tidak seorang pun tahu apa yang menyebabkan sindrom Havana, dan pengobatan tampaknya difokuskan pada gejalanya dan bukan sindrom Havana itu sendiri. Meskipun kasus ini belum jelas, tetapi pemerintah Amerika bertanggung jawab dengan memberikan dukungan finansial dan legislaif untuk membantu pegawai yang terdampak.
Referensi
“What Is Havana Syndrome? Symptoms and Theories”. Health. Diakses Februari 2025.
“What Is Havana Syndrome?”. Medicine Net. Diakses Februari 2025.
“What Is Havana Syndrome? A New Report Links the Illness to Russia”. Time. Diakses Februari 2025.