- Kelelahan sedang hingga berat.
- Daya tahan tubuh menurun saat beraktivitas.
- Gangguan tidur pada malam hari.
- Perasaan murung atau depresi.
- Kecemasan.
- Sakit kepala.
- Gangguan pencernaan seperti nyeri perut, kembung, diare, atau sembelit (irritable bowel syndrome).
- Kaki gelisah.
- Nyeri saat menstruasi.
- Kesulitan berpikir jernih atau berkonsentrasi (fibro fog).
Fibromyalgia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

- Fibromialgia adalah kondisi kronis yang menimbulkan nyeri pada otot dan jaringan lunak di seluruh tubuh.
- Penyebabnya belum pasti, tetapi diduga terkait gangguan tidur, stres, serta masalah pada sistem imun, endokrin, atau biokimia. Gejalanya meliputi kelelahan, gangguan tidur, depresi, dan sakit kepala.
- Belum ada obat yang menyembuhkan, tetapi gejala dapat dikelola dengan kombinasi obat, olahraga, relaksasi, terapi, dan pijat.
Fibromyalgia atau fibromialgia adalah kondisi kronis yang ditandai dengan nyeri muskuloskeletal menyeluruh, disertai kekakuan dan kepekaan pada otot, tendon, serta sendi.
Pada orang dengan fibromialgia, mereka setiap hari harus berhadapan dengan rasa nyeri yang menyebar ke seluruh tubuh, mulai dari leher, bahu, punggung, dada, pinggul, bokong, lengan, hingga kaki.
Rasa sakitnya sering kali lebih parah di pagi hari saat baru bangun, atau pada malam hari ketika tubuh seharusnya beristirahat. Kadang, nyeri itu bertahan seharian penuh. Aktivitas fisik, cuaca dingin atau lembap, bahkan kecemasan dan stres bisa membuat rasa sakit makin menjadi-jadi.
Fibromialgia paling sering terdiagnosis pada usia 20 hingga 50 tahun. Dan meskipun laki-laki juga bisa mengalaminya, tetapi kondisi ini jauh lebih banyak ditemukan pada perempuan paruh baya. Fibromialgia bukan sekadar rasa sakit fisik, tetapi juga perjuangan panjang menjaga kualitas hidup di tengah serangan nyeri.
Kondisi ini tidak mengancam nyawa dan tidak menyebabkan kerusakan organ tubuh internal, meskipun dapat sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Fibromialgia juga dikenal sebagai sindrom fibromialgia (FMS), dan sebelumnya disebut fibrositis.
Prevalensi global fibromialgia diperkirakan sekitar 2–4 persen populasi dunia.
1. Gejala
Setiap orang dengan fibromialgia bisa mengalami gejala yang berbeda-beda. Namun, nyeri kronis adalah keluhan yang paling sering muncul. Rasa sakit ini biasanya mengenai otot serta titik perlekatan otot ke tulang, yaitu pada ligamen dan tendon.
Nyeri bisa bermula di satu bagian tubuh, misalnya leher atau bahu, lalu menyebar ke bagian lain. Tingkat keparahannya bervariasi—kadang ringan, kadang berat—dengan periode “flare up” (nyeri memburuk) dan masa perbaikan. Sensasi nyeri dapat terasa seperti terbakar, pegal, kaku, ngilu, atau seperti ditarik-tarik, sering kali disertai titik-titik otot yang sangat nyeri bila ditekan. Rasa sakit ini bisa menyerupai artritis, tetapi berbeda karena tidak merusak otot maupun tulang.
Selain nyeri, gejala lain yang umum dialami antara lain:
Gejala-gejala ini bisa menyerupai kondisi kesehatan lain. Karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis yang tepat.
2. Penyebab
Penyebab fibromialgia belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kondisi ini memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap rasa sakit, sehingga mereka merasakan nyeri ketika orang lain tidak. Studi pencitraan otak dan riset lain menemukan adanya perubahan sinyal pada jalur saraf yang menghantarkan dan menerima rasa sakit pada pasien fibromialgia. Perubahan ini juga diyakini berperan dalam munculnya kelelahan, gangguan tidur, dan fibro fog yang sering dialami.
Fibromialgia cenderung muncul dalam suatu keluarga, sehingga faktor genetik diduga berkontribusi, meskipun gen spesifik yang terlibat belum diketahui dengan jelas. Para peneliti juga percaya bahwa faktor lingkungan (nongenetik) turut memengaruhi risiko seseorang mengalami kondisi ini. Pemicu lingkungan tersebut dapat berupa penyakit yang menimbulkan nyeri, seperti artritis reumatoid, atau masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
3. Diagnosis

Tidak ada tes darah atau X-ray yang secara khusus dapat memastikan diagnosis fibromialgia. Pemeriksaan laboratorium atau radiologi biasanya hanya dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dengan gejala serupa.
Diagnosis fibromialgia pada akhirnya ditegakkan secara klinis, berdasarkan anamnesis menyeluruh dan pemeriksaan fisik. Pada pasien dengan nyeri kronis menyeluruh (chronic widespread pain), dokter akan menilai pola nyeri, durasi gejala, serta adanya keluhan lain seperti kelelahan, gangguan tidur, atau kesulitan konsentrasi.
Kriteria lama ACR (1990) menggunakan identifikasi tender points (setidaknya 11 dari 18 titik nyeri klasik). Namun, kriteria terbaru ACR (2010, dimodifikasi 2016) lebih menekankan pada:
- Widespread Pain Index (WPI) dan Symptom Severity Scale (SSS).
- Gejala yang menetap selama ≥3 bulan.
- Tidak adanya kondisi medis lain yang lebih menjelaskan keluhan pasien.
Kesimpulannya, diagnosis fibromialgia ditegakkan bila pasien mengalami nyeri menyeluruh lebih dari tiga bulan, disertai gejala khas, dan setelah penyebab lain disingkirkan.
4. Pengobatan
Tidak ada obat yang benar-benar menyembuhkan fibromialgia, pengobatan berfokus pada meringankan gejala.
Rencana terapi biasanya mencakup kombinasi terapi psikologis dan perilaku, penggunaan obat-obatan, serta pendekatan swakelola seperti olahraga fisik dan terapi gerak lain, misalnya yoga atau taici.
Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT)
CBT bertujuan mengubah cara seseorang memandang dan merespons rasa sakit. Terapi ini dapat membantu, terutama bila dikombinasikan dengan metode lain. CBT bisa dilakukan secara individu dengan konselor atau dalam kelompok. Bentuk konseling kesehatan mental lainnya juga dapat bermanfaat.
Obat-obatan
Beberapa jenis obat dapat membantu meredakan nyeri dan memperbaiki kualitas tidur. Dokter mungkin meresepkan lebih dari satu jenis obat, antara lain:
- Antidepresan. Obat untuk depresi juga dapat efektif pada fibromialgia, bahkan bila pasien tidak mengalami depresi. Dokter dapat memilih dari beberapa kelas antidepresan.
- Obat antikejang. Obat ini dapat mengurangi nyeri dan memperbaiki tidur dengan cara mengganggu transmisi sinyal nyeri ke otak.
- Analgesik (obat pereda nyeri). Dapat digunakan bila pasien membutuhkan tambahan pereda nyeri. Obat antiinflamasi biasanya tidak efektif karena fibromialgia tidak menimbulkan peradangan jaringan, tetapi bisa membantu bila pasien juga memiliki kondisi nyeri lain.
Sering kali diperlukan percobaan kombinasi dan dosis obat yang berbeda sebelum gejala membaik, dan perbaikan biasanya terjadi secara bertahap.
Terapi komplementer dan integratif
Sebagian orang mencoba terapi seperti akupunktur, pijat, atau hipnosis. Namun, banyak dari metode ini belum diuji secara menyeluruh pada pasien fibromialgia.
Sebelum mencoba terapi tambahan, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan pilihan yang paling sesuai.
5. Perubahan gaya hidup yang diperlukan
Mengalami fibromialgia dapat sangat memengaruhi kualitas hidup dan kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu menjalani hidup dengan kondisi ini, antara lain:
Berolahraga
Olahraga adalah bagian penting dari terapi fibromialgia. Walaupun rasa nyeri dan lelah sering membuat olahraga terasa sulit, tetap penting untuk aktif secara fisik sebisa mungkin. Olahraga teratur adalah salah satu cara paling efektif untuk melawan fibromialgia, bahkan pada tingkat ringan sekalipun. Aktivitas aerobik juga dapat memperbaiki kualitas tidur serta mengurangi kecemasan dan depresi.
Mulailah dengan olahraga ringan, lalu tingkatkan secara bertahap. Aktivitas aerobik berdampak rendah—seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, atau senam air—sangat bermanfaat. Aktivitas yang melibatkan tubuh dan pikiran, seperti yoga dan taici, juga membantu. Fisioterapis atau ahli olahraga dapat merancang program latihan yang sesuai dan memberikan dukungan berkelanjutan.
Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga baru.
Bekali diri dengan pengetahuan dan dapatkan dukungan
Pelajari sebanyak mungkin tentang fibromialgia, dan pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok dukungan bersama orang lain yang juga menghadapinya. Memiliki jaringan dukungan dapat membantu melewati masa-masa sulit.
Jika muncul masalah emosional, temui tenaga profesional kesehatan jiwa. Penelitian menunjukkan bahwa CBT dapat sangat membantu.
Mengatasi kelelahan
Kelelahan yang menetap adalah salah satu gejala fibromialgia yang paling mengganggu. Beberapa strategi berikut dapat membantu tidur lebih nyenyak dan merasa lebih segar:
- Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan buat rutinitas tidur.
- Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari.
- Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur. Hindari menonton TV, membaca, atau menggunakan laptop/HP di tempat tidur.
- Jaga kamar tidur tetap nyaman: gelap, tenang, dan sejuk.
- Hindari stimulan seperti kafein dan nikotin, serta batasi konsumsi alkohol.
- Tenangkan diri sebelum tidur. Hindari bekerja atau berolahraga menjelang waktu tidur. Cobalah aktivitas relaksasi seperti mendengarkan musik lembut, meditasi, atau mandi air hangat.
- Atur ritme aktivitas harian. Kamu mungkin tidak bisa melakukan semua hal seperti dulu, atau tidak dalam waktu yang sama. Jangan menghabiskan seluruh energi dalam satu hari, karena aktivitas berlebihan dapat memperburuk gejala.
6. Komplikasi yang dapat terjadi

Fibromialgia meningkatkan risiko sindrom metabolik, terutama akibat berkurangnya aktivitas fisik. Selain itu, pasien mengalami tingkat disabilitas dan bunuh diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya peningkatan risiko kematian akibat kecelakaan dan infeksi.
Fibromialgia adalah kondisi kronis atau jangka panjang. Akan tetapi, dengan perawatan yang tepat, banyak pasien yang bisa mengalami periode remisi, yang mana rasa sakit dan kelelahan dirasakan membaik.
Bila kamu mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi, sebaiknya periksakan ke dokter agar mendapat diagnosis dan perawatan yang tepat, ya.
Referensi
"Fibromyalgia." Johns Hopkins Medicine. Diakses Oktober 2025.
"Fibromialgia: Penyebab, Diagnosis, Gejala & Pengobatan." Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diakses Oktober 2025.
"Fibromyalgia: Diagnosis, Treatment, and Steps to Take." National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Diakses Oktober 2025.
Juhi Bhargava and Jennifer Goldin, “Fibromyalgia,” StatPearls - NCBI Bookshelf, January 31, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540974/.



















