Mengenal Food Neophobia pada Anak: Definisi, Penyebab, dan Dampaknya

Sebagai orangtua, terkadang dibuat kelimpungan jika anak pilih-pilih makan, bukan? Biasanya, si kecil suka menolak makanan yang diberikan dan enggan untuk memakannya. Tetapi, orangtua juga harus mengetahui alasan di balik anak suka menolak makanan.
Bisa jadi, anak mengidap food neophobia. Mungkin, masih jarang diketahui mengenai salah satu phobia ini. Untuk itu, di artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai food neophobia, penyebab, dan dampak terhadap anak. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Definisi food neophobia

Food neophobia berasal dari kata neo (baru) dan phobia (ketakutan berlebih). Jika didefinisikan yang berarti sebuah ketakutan berlebih dengan hal baru terutama makanan. Ketakutan untuk mengonsumsi makanan baru ini sering dialami oleh anak-anak, terutama anak yang sering menolak mengonsumsi buah dan sayur.
Sebuah jurnal Child-reported vegetable neophobia is associated with risk avoidance for distaste in children aged 4–15 years (2024) menyampaikan bahwa phobia ini rentan terjadi pada anak saat berusia 2 sampai 6 tahun. Biasanya, anak-anak pada usia tersebut selalu menolak beberapa jenis makanan sehat terutama buah dan sayur.
Jika dilihat, phobia ini mirip dengan seseorang yang picky eater atau pilih-pilih makanan. Tetapi, food neophobia ini tidak sama dengan picky atau fussy eater, meskipun termasuk dalam tanda-tanda eating disorder. Bahkan, salah satu jurnal menyatakan bahwa food neophobia ini melebihi ketakutannya akan makanan daripada picky eater.
2. Penyebab anak mengidap food neophobia

Lantas, apa penyebab dari food neophobia ini? Menurut Child-reported vegetable neophobia is associated with risk avoidance for distaste in children aged 4–15 years (2022), penelitian beranggapan bahwa anak mengidap food neophobia karena tingginya tingkat kepekaan indra perasa mereka, salah satunya indra perasa pahit di lidah.
Berdasarkan hasil studi tersebut menyampaikan bahwa, rasa pahit dan getir menjadi salah satu faktor anak menolak makanan dan dapat menjadi pencetus food neophopia. Terutama, pada buah dan sayur yang memiliki rasa pahit dan banyak tidak disukai oleh anak-anak. Oleh sebab itu, adanya kepekaan indra perasa pada lidah memiliki kecenderungan penolakan makanan pada anak.
Tidak hanya itu, penyebab lain dari anak mengidap food neophobia, bisa karena sensitivitas aspek sensori, kurangnya variasi makanan, perkembangan naluri alami anak, ketakutan akan tekstur, warna, maupun rasa baru, dan adanya paksaan dari orangtua. Dari penyebab tersebut dapat menyebabkan anak takut untuk mencoba beragam jenis makanan baru.
3. Dampak buruk dari food neophobia bagi anak

Jika anak terus menerus mengalami ketakutan berlebih untuk mengonsumi makanan, ini dapat berdampak bahaya pada anak. Apa saja dampak buruk yang dialami oleh anak? Dampak yang terlihat adalah rendahnya asupan serat harian pada anak.
Salah satu penelitian, Food neophobia across the life course: Pooling data from five national cross-sectional surveys in Ireland (2022) menyatakan, anak mengidap food neophobia akan mengalami kekurangan kecukupan serat hariannya.
Tidak hanya itu, kurangnya asupan serat harian ini juga berdampak pada perkembangan dan pertumbuhan anak ke depannya. Oleh sebab itu, anak-anak yang mengidap food neophobia akan mengidap kekurangan gizi. Sebab, kurangnya asupan yang harus terpenuhi selama proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, food neophobia ini tidak bisa di tanggapi remeh, terutama pleh orangtua. Di mana orangtua harus mendampingi anak jika anak menolak untuk mengonsumsi makanan baru, dengan tidak memaksa anak untuk mengonsumsi makanan yang belum dikenal anak. Agar anak tidak takut pada makanan baru dan demi perkembangan buah hati tercinta.
Referensi:
Anouk EM Hendriks-Hartensveld, Chantal Nederkoorn, Anouk JP van den Brand, Remco C. Havermans, Neofobia sayuran yang dilaporkan oleh anak-anak dikaitkan dengan penghindaran risiko karena ketidaksukaan pada anak-anak berusia 4–15 tahun, Appetite, Volume 189, 2023, 106993, ISSN 0195-6663.
Daniel Hazley, Mairead Stack, Janette Walton, Breige A. McNulty, John M. Kearney, Neofobia makanan sepanjang perjalanan hidup: Menggabungkan data dari lima survei lintas sektor nasional di Irlandia, Appetite, Volume 171, 2022, 105941, ISSN 0195-6663.
Jérémie Lafraire, Camille Rioux, Agnès Giboreau, Delphine Picard, Penolakan makanan pada anak-anak: Faktor kognitif dan sosial/lingkungan yang terlibat dalam neophobia makanan dan perilaku makan pilih-pilih/rewel, Appetite, Volume 96, 2016, Halaman 347-357, ISSN 0195-6663.
Anak-anak makan dengan warna. Apa itu Food Neophobia & Bagaimana Pengaruhnya terhadap Picky Eating?. Diakses pada tanggal 07 November 2024.