Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gejala dan Pencegahan Aneurisma Otak, Penyebab dr Azmi Wafat

ilustrasi pindaian otak (pexels.com/Anna Shvets)

Seorang Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin yang juga influenser kesehatan, dr Azmi Fadhlih, dikabarkan meninggal pada Senin (16/12/2024). Kepergian dokter berusia 35 tahun tersebut dikatakan mendadak setelah sempat mengeluhkan sakit kepala hebat. Keluarga menyebutkan kematian sang dokter diakibatkan oleh pecah pembuluh darah di bagian otak.

Disebut sebagai aneurisma otak, kondisi yang dialami dr Azmi mungkin tidak dikenali. Berikut penjelasan gejala dan pencegahan aneurisma otak yang penting untuk diketahui.

Gejala dan pencegahan aneurisma otak

Aneurisma otak atau serebral aneurism diartikan sebagai tonjolan pada bagian arteri yang lemah di dalam atau sekitar otak. Ketika darah mengalir deras ke bagian tersebut, aneurisma akan meregang lebih besar. Seiring berjalannya waktu, tonjolan tersebut mungkin pecah dan dapat mengancam nyawa penderitanya.

Gejala aneurisma otak

ilustrasi sakit kepala (unsplash.com/@usmanyousaf)

Aneurisma serebral sangat mungkin dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, penyakit ini paling sering menyerang individu berusia 30—60 tahun. Individu dengan aneurisma tidak mengeluhkan gejala sama sekali, terlebih jika aneurisma tidak pecah.

Namun, tonjolan aneurisma dapat berkembang terlalu besar sehingga menekan saraf atau jaringan otak di sekitarnya. Ketika hal tersebut terjadi, seseorang mungkin mengalami:

  • sakit kepala
  • perubahan kemampuan penglihatan
  • pupil membesar (dilatasi)
  • mati rasa atau kesemutan di kepala atau bagian wajah
  • nyeri di atas dan belakang mata
  • kejang

Sementara itu, pecahnya aneurisma bisa memunculkan banyak gejala. Sakit kepala ekstrem menjadi salah satu tandanya. Saking sakitnya, kondisi ini digambarkan sebagai sakit kepala terburuk yang pernah siapa saja alami. 

Selain sakit kepala parah, gejala aneurisma otak pecah meliputi:

  • mual dan muntah
  • leher kaku
  • penglihatan kabur atau ganda
  • sensitivitas terhadap cahaya
  • kejang
  • penurunan kesadaran
  • kebingungan

Di satu sisi, individu mungkin mengeluhkan sakit kepala hebat, tetapi aneurisma otak tidak pecah. Dalam kasus tersebut, aneurisma mungkin bocor dan memunculkan gejala sakit kepala parah dalam beberapa hari bahkan sampai 2 minggu.

Pencegahan aneurisma otak

ilustrasi sakit kepala (freepik.com/stefamerpik)

Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa aneurisma dapat terbentuk ketika dinding arteri di otak menjadi tipis dan lemah. Kondisi tersebut bisa dsebabkan oleh banyak hal, termasuk kondisi lahir seperti kelainan pada dinding arteri. Memiliki orang tua biologis dan saudara kandung dengan riwayat aneurisma otak pun bisa menjadi penyebabnya. 

Akan tetapi, kebiasaan seperti merokok, tekanan darah tinggi, konsumsi zat berbahaya seperti kokain, dan alkohol dapat meningkatkan risiko munculnya aneurisma otak. Selain itu, adanya cedera kepala parah mungkin menyebabkan pembuluh darah otak rusak. 

Pencegahan aneurisma bisa sangat bergantung pada penyebabnya. Secara umum, cerebral aneurysm mungkin dicegah agar tidak pecah dan berakibat fatal dengan tindakan berikut. 

  • Berhenti merokok
  • Mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Termasuk dengan mengonsumsi makanan sehat, menjaga berat badan ideal, berolahraga teratur
  • Mengelola stres. Hindari stres berkelanjutan, ledakan kemarahan atau emosi kuat lainnya secara tiba-tiba
  • Hindari alkohol dan penyalahgunaan zat aditif.

Gejala aneurisma otak dan pencegahannya bisa sangat bergantung pada individu yang mengalami. Kalau kamu mengeluhkan tanda yang disebutkan, ada baiknya segera periksa, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Laili Zain Damaika
Delvia Y Oktaviani
3+
Laili Zain Damaika
EditorLaili Zain Damaika
Follow Us