Fakta Glikosuria, Arti dari Kondisi Gula dalam Urine

- Glikosuria adalah kondisi ketika urine mengandung gula darah atau gula lain dalam jumlah lebih tinggi dari normal.
- Glikosuria bisa disebabkan oleh hiperglikemia, gangguan pada ginjal, diabetes tipe 1 dan tipe 2, diabetes gestasional, serta sindrom Fanconi.
- Gejala glikosuria antara lain sering berkemih, lapar berlebihan, haus berlebihan, kulit kering, penurunan berat badan tanpa sebab, penglihatan kabur, dan mudah lelah.
Glikosuria (glycosuria), kadang disebut juga glukosuria (glucosuria) adalah kondisi ketika urine mengandung glukosa (gula darah) atau gula lain seperti laktosa, fruktosa, atau galaktosa dalam jumlah lebih tinggi dari normal.
Dalam keadaan biasa, tubuh menjaga kadar glukosa tetap seimbang. Terlalu banyak glukosa dapat merusak organ dan saraf, tetapi tubuh juga membutuhkan gula sebagai sumber energi. Di ginjal, glukosa yang ikut tersaring biasanya diserap kembali hampir seluruhnya ke dalam darah, sehingga hanya jejak kecil glukosa yang keluar bersama urine. Masalah muncul ketika kadar gula darah terlalu tinggi atau mekanisme penyaringan/penyerapan kembali di ginjal terganggu. Saat itu, kelebihan glukosa “bocor” ke urine—inilah yang disebut glikosuria.
Pada orang sehat, sedikit glukosa dalam urine masih dianggap normal. Namun, jika sampel urine menunjukkan >0,25 mg/mL, hasil tersebut sudah dianggap glikosuria. Kondisi ini bisa dipicu oleh hiperglikemia (gula darah tinggi), gangguan pada filter/penyerapan ginjal, atau penyakit seperti diabetes. Banyak orang tidak menyadari mengalaminya sampai tes urine dilakukan.
1. Jenis
Dalam praktiknya, glikosuria biasanya muncul lewat dua jalur utama, yaitu hiperglikemia atau gangguan reabsorpsi glukosa di ginjal. Pada sebagian orang, keduanya bisa terjadi bersamaan.
Glikosuria karena hiperglikemia
Saat kadar gula darah sangat tinggi, ginjal menyaring lebih banyak glukosa daripada yang sanggup diserap kembali. Akibatnya, kelebihan glukosa ikut bocor ke urine. Kondisi yang sering menimbulkan hiperglikemia antara lain:
Diabetes tipe 1.
Diabetes tipe 2.
Diabetes gestasional (gula darah tinggi saat hamil).
Penggunaan obat tertentu, misalnya steroid, yang dapat menaikkan gula darah.
Sebagai catatan, ada obat diabetes tertentu (misalnya golongan SGLT2 inhibitor) yang memang membuat glukosa keluar lewat urine. Ini menyebabkan glikosuria tanpa hiperglikemia, karena mekanismenya menghambat reabsorpsi glukosa di ginjal, bukan menaikkan gula darah.
Glikosuria karena kondisi ginjal
Di ginjal, tubulus bertugas membuang limbah ke urine sekaligus menyerap kembali zat penting seperti glukosa ke dalam darah. Jika tubulus rusak atau fungsinya menurun, glukosa tidak terserap optimal dan ikut terbuang dalam urine. Beberapa kondisi ginjal yang dapat menyebabkan glikosuria antara lain:
Penyakit ginjal kronis.
Glukosuria ginjal (glikosuria karena gangguan reabsorpsi glukosa di ginjal, meski gula darah normal).
Sindrom Fanconi (gangguan luas pada fungsi tubulus ginjal).
2. Penyebab
Ada beberapa penyebab utama glikosuria:
Tubuh tidak membuat atau tidak menggunakan insulin sebagaimana mestinya.
Asupan gula/karbohidrat melampaui kemampuan tubuh memprosesnya dalam satu waktu.
Ada gangguan pada ginjal.
Spesifiknya, glikosuria dapat muncul pada:
Diabetes tipe 1 dan tipe 2: Pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup, atau tubuh tidak merespons insulin dengan baik (resistansi insulin). Akibatnya, gula darah tinggi dan muncul glikosuria.
Diabetes gestasional (diabetes saat hamil). Sebagian orang mengalami hiperglikemia saat hamil. Seperti pada diabetes tipe 1 atau tipe 2, lonjakan gula darah ini bisa memicu glikosuria.
Sindrom Fanconi: Gangguan pada tubulus ginjal yang membuat ginjal kesulitan menyerap kembali zat tertentu, termasuk kalium, fosfor, dan glukosa, sehingga zat-zat ini terbuang lewat urine.
Glikosuria renal: Kondisi bawaan/diturunkan akibat perubahan genetik yang menimbulkan cacat pada tubulus ginjal. Hasilnya, glukosa keluar lewat urine meski kadar gula darah normal.
Glikosuria alimenter (sementara): Terjadi setelah mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah sangat besar sekaligus. Butuh waktu lebih lama bagi tubuh untuk menormalkan kembali kadar glukosa darah dan urine. Jika tidak ada gangguan pengatur gula darah, keluhan ini biasanya mereda dalam beberapa jam.
3. Gejala

Tidak semua orang dengan glikosuria punya gejala. Ada yang tidak merasakan apa pun, misalnya pada glikosuria renal (tipe yang jarang). Pada awal kemunculan penyakit ginjal kronis, glikosuria juga bisa nyaris tak terasa. Namun, jika glikosuria tidak terdeteksi, gejala dapat muncul bergantung pada penyebabnya.
Glikosuria paling sering terjadi karena hiperglikemia (misalnya diabetes). Keluhan yang mungkin muncul antara lain:
Sering berkemih, terutama malam hari.
Lapar berlebihan (polifagia).
Haus berlebihan (polidipsia).
Kulit sangat kering.
Penurunan berat badan tanpa berusaha.
Penglihatan kabur.
Kebas/kesemutan di tangan atau kaki.
Luka lama sembuh.
Mudah lelah.
Infeksi lebih sering dari biasanya.
Jika disebabkan oleh gangguan tubulus ginjal, misalnya sindrom Fanconi, gejalanya bisa berupa:
Sering berkemih dan dehidrasi.
Rasa haus meningkat.
Nyeri tulang dan risiko patah tulang lebih tinggi.
Kelemahan otot.
4. Diagnosis
Untuk memastikan apakah kamu mengalami glikosuria, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
Tes urine (urinalisis): Kamu diminta memberikan sampel urine. Sampel ini dikirim ke laboratorium untuk mengukur kadar glukosa dalam urine dan melihat apakah nilainya melebihi batas normal.
Tes A1c (HbA1c): Tes ini meliputi tusukan jari atau pengambilan darah yang akan memastikan rata-rata kadar gula darah selama tiga bulan.
Tes glukosa darah: Sampel darah diperiksa untuk melihat apakah ada kadar gula darah tinggi yang menyertai glikosuria. Pemeriksaan ini memberi gambaran kondisi saat itu dan melengkapi informasi dari urinalisis serta A1c.
5. Pengobatan
Pengobatan glikosuria akan menargetkan penyebabnya. Dokter akan mencari tahu penyebab glikosuria, apakah karena diabetes atau gangguan pada ginjal, lalu merencanakan pengobatan.
Jika glikosuria dipicu oleh diabetes, fokusnya adalah menurunkan dan menstabilkan gula darah. Rencana terapi bisa mencakup:
Pola makan lebih sehat: utamakan protein tanpa lemak dan kurangi makanan ultra proses.
Aktivitas kardio teratur: misalnya jalan cepat atau berenang.
Pemantauan gula darah rutin untuk melihat respons tubuh terhadap makan/aktivitas/obat.
Obat diabetes sesuai resep, seperti metformin atau insulin.
Jika glikosuria terjadi pada diabetes gestasional (saat hamil), tujuan pengobatan adalah menjaga gula darah tetap aman bagi ibu dan janin. Caranya dengan:
Memperbanyak makanan bernutrisi seimbang setiap waktu makan.
Menambahkan aktivitas fisik harian yang aman untuk kehamilan.
Obat diabetes bila diperlukan sesuai penilaian dokter kandungan/penyakit dalam.
Apabila penyebabnya adalah masalah pada ginjal, maka penanganan diarahkan ke penyakit ginjalnya:
Mengontrol tekanan darah dengan target yang disarankan dokter.
Menghindari obat yang dapat memperburuk fungsi ginjal (misalnya beberapa pereda nyeri tertentu), serta menyesuaikan dosis obat lain.
Jika ada kerusakan tubulus ginjal, kuncinya mengobati gangguan ginjal yang mendasari:
Glikosuria renal umumnya tidak memerlukan terapi khusus jika gula darah normal.
Pada sindrom Fanconi, karena belum ada terapi kuratif, dokter fokus mengelola gejala dan mencegah komplikasi:
Cukupi cairan untuk mencegah dehidrasi.
Ganti elektrolit yang hilang sesuai kebutuhan klinis.
6. Komplikasi yang dapat terjadi

Kadar gula yang tinggi dalam urine dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan infeksi jamur. Pada orang dengan diabetes, gula yang sering bocor ke dalam urine juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Jika ada kondisi yang mendasari tingginya gula dalam urine, kamu mungkin perlu dipantau lebih sering. Dokter akan menyusun rencana perawatan yang paling sesuai untuk kebutuhanmu. Mendapatkan penanganan sedini mungkin dapat membantu mengurangi kemungkinan komplikasi jika kondisimu memburuk.
Perlu diingat, beberapa kondisi bisa memicu komplikasi serius. Misalnya, kondisi yang berkaitan dengan kadar gula darah tinggi dapat menimbulkan komplikasi seperti:
Memburuknya penglihatan atau kehilangan penglihatan.
Luka yang sulit sembuh.
Kesulitan pulih dari infeksi.
Kerusakan saraf pada lengan dan kaki, yang bisa menyebabkan kelemahan, nyeri, atau gangguan kontrol otot.
Kerusakan ginjal.
7. Pencegahan
Tidak semua kondisi penyebab glikosuria bisa dicegah. Misalnya, glikosuria renal familial atau sindrom Fanconi yang bersifat keturunan. Demikian pula diabetes tipe 1 yang dianggap sebagai penyakit autoimun. Karena belum diketahui penyebab pastinya dan belum ada obatnya, kondisi ini tidak dapat dicegah.
Kabar baiknya, penyebab glikosuria lain terkadang bisa dicegah. Contohnya, kamu bisa mencegah pradiabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2. Cara menurunkan risikonya antara lain:
Menurunkan lemak tubuh berlebih bila kamu hidup dengan obesitas, karena berat badan berlebih meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.
Lebih aktif secara fisik, misalnya dengan berjalan kaki, latihan beban, atau olahraga.
Mengikuti pola makan bergizi, berfokus pada buah, sayur, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.
Berhenti merokok.
Sebelum hamil, menurunkan sebagian lemak tubuh bagi yang mengalami obesitas juga dapat membantu mencegah diabetes gestasional di kemudian hari. Ini menurunkan peluang terjadinya gula darah tinggi dan glikosuria selama kehamilan.
Untuk menghindari lonjakan gula darah sementara akibat makan karbohidrat dalam jumlah besar sekaligus, pertimbangkan menyusun menu yang lebih seimbang. Artinya, kurangi makanan tinggi karbohidrat berlebih dan perbanyak sayuran, protein tanpa lemak, serta biji-bijian utuh.
Glikosuria terjadi ketika ada gula berlebih dalam urine, biasanya akibat gula darah tinggi, gangguan fungsi ginjal, atau keduanya. Kondisi ini umumnya terdeteksi lewat tes urine, tetapi sering diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebabnya. Jika kamu khawatir atau curiga ada gula dalam urine, berkonsultasilah dengan dokter agar penyebabnya dapat diidentifikasi dan ditangani sesuai kondisimu.
Referensi
"Glycosuria: Causes, Symptoms, and Treatment." WebMD. Diakses Agustus 2025.
"Glucose in Urine Test." MedlinePlus. Diakses Agustus 2025.
Liman MNP, Jialal I. Physiology, Glycosuria. [Updated 2023 Mar 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557441/.
"What Causes Glycosuria and How Is It Treated?" Health. Diakses Agustus 2025.
"Renal Glucosuria." MSD Manual. Diakses Agustus 2025.
"Glycosuria." Cleveland Clinic. Diakses Agustus 2025.
"Your kidneys & how they work." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses Agustus 2025.
"Blood glucose." MedlinePlus. Diakses Agustus 2025.
"What Sugar in Urine Could Mean." Verywell Health. Diakses Agustus 2025.