Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Gonta-ganti Pasangan Seks Bisa Meningkatkan Risiko Kanker

ilustrasi seks (unsplash.com/Womanizer Toys)

Tidak semua orang bisa menjalani hidup dengan satu pasangan seks. Ada orang-orang yang sering bergonta-ganti pasangan seks. Padahal, memiliki banyak pasangan seks dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah meningkatkan risiko kanker.

Temuan ini berasal dari studi yang dipublikasikan dalam BMJ Sexual & Reproductive Health pada bulan April 2020. Simak penjelasannya, yuk!

1. Risiko kanker lebih besar pada orang yang memiliki 10 pasangan seks atau lebih

Penelitian ini melibatkan 3.185 perempuan dan 2.537 laki-laki berusia 50 tahun atau lebih yang berpartisipasi dalam English Longitudinal Study of Ageing. Peserta diminta melaporkan jumlah pasangan seksual yang mereka miliki selama mereka hidup.

Hasilnya, perempuan yang memiliki 10 pasangan seksual atau lebih 91 persen lebih mungkin didiagnosis kanker daripada perempuan yang memiliki 0–1 pasangan seksual. Sementara itu, laki-laki yang memiliki 10 pasangan seksual atau lebih 69 persen lebih mungkin didiagnosis kanker daripada laki-laki yang memiliki 0–1 pasangan seksual.

2. Risiko terinfeksi HPV lebih besar pada orang yang bergonta-ganti pasangan seksual

ilustrasi seks (unsplash.com/We-Vibe Toys)

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Asian Pacific Journal of Cancer Prevention pada tahun 2015, makin banyak pasangan seksual yang dimiliki, makin besar kemungkinan terinfeksi human papillomavirus (HPV).

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), HPV tidak hanya menyebabkan kanker serviks (leher rahim), tetapi juga kanker vagina, kanker vulva (permukaan luar vagina), kanker penis, kanker anus, dan kanker orofaring (bagian belakang tenggorokan).

3. Mengapa perempuan lebih berisiko dibandingkan laki-laki?

Masih mengacu pada studi yang sama, diketahui bahwa perempuan yang memiliki 10 pasangan seksual atau lebih 91 persen lebih mungkin didiagnosis kanker, sedangkan laki-laki hanya 69 persen. Mengapa perempuan lebih berisiko?

Menurut riset dalam Journal of the National Cancer Institute tahun 2016, HPV lebih mungkin berkembang menjadi kanker serviks (91 persen) dan lebih kecil kemungkinannya berkembang menjadi kanker penis (63 persen).

Risiko kanker bisa diturunkan dengan beberapa cara, seperti menggunakan kondom dan mendapatkan vaksinasi HPV. Selain itu, orang yang sering bergonta-ganti pasangan harus menjalani tes infeksi menular seksual setiap 3–6 bulan sekali.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nena Zakiah
Nurulia R F
Nena Zakiah
EditorNena Zakiah
Follow Us