Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jenis Tes untuk Mengidentifikasi Kondisi Kesehatan Mental

ilustrasi tes kondisi kesehatan mental (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi tes kondisi kesehatan mental (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Ada beberapa jenis tes yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mental, seperti PHQ-9, GAD-7, dan HAM-A.
  • PHQ-9 merupakan alat yang banyak digunakan untuk skrining depresi.
  • MMPI adalah salah satu alat paling komprehensif untuk menilai struktur kepribadian dan mendeteksi berbagai kondisi psikologis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kesejahteraan secara keseluruhan, dan memahami berbagai kondisi kesehatan mental sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Untuk membantu profesional kesehatan menilai masalah kesehatan mental, tersedia beberapa tes standar. Berbagai tes dan alat membantu mengidentifikasi gejala, tingkat keparahan, dan sifat khusus dari kondisi kesehatan mental seseorang.

Berikut ini beberapa jenis tes yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mental seseorang.

1. PHQ-9 (Patient Health Questionnaire-9)

PHQ-9 merupakan alat yang banyak digunakan untuk skrining depresi. Kuesioner ini berisi sembilan soal yang sederhana dan cepat, biasanya cuma butuh waktu kurang dari 5 menit untuk menyelesaikannya.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut didasarkan pada kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) untuk depresi dan menilai tingkat keparahan gejala seperti suasana hati, tidur, energi, dan nafsu makan. Pasien diminta untuk menilai seberapa sering mereka mengalami gejala-gejala ini selama dua minggu terakhir.

PHQ-9 membantu dokter menentukan apakah perawatan lebih lanjut, seperti terapi atau pengobatan, diperlukan.

2. GAD-7 (Generalized Anxiety Disorder-7)

ilustrasi berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com/SHVETS production)

GAD-7 (Generalized Anxiety Disorder-7) secara khusus dirancang untuk menyaring gangguan kecemasan umum.

GAD-7 terdiri dari tujuh pertanyaan yang menilai gejala umum kecemasan, seperti kegelisahan, kekhawatiran, dan mudah tersinggung.

Seperti PHQ-9, GAD-7 menggunakan skala Likert untuk mengukur frekuensi gejala selama dua minggu terakhir. Tes ini berguna dalam pengaturan klinis dan penilaian diri untuk mengidentifikasi gangguan kecemasan sejak dini.

3. HAM-A (Hamilton Anxiety Rating Scale)

HAM-A adalah salah satu skala penilaian pertama yang dikembangkan untuk menilai tingkat keparahan kecemasan seseorang. Tidak seperti GAD-7, yang dilaporkan sendiri, HAM-A biasanya diberikan oleh penyedia layanan kesehatan. 

HAM-A mengevaluasi gejala kecemasan psikologis dan fisik, seperti suasana hati dan ketegangan, beserta masalah fisik, seperti masalah gastrointestinal dan pusing. Terdiri dari 14 soal, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih parah.

4. PTSD Checklist (PCL)

ilustrasi konsultasi dengan psikolog (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi konsultasi dengan psikolog (pexels.com/Alex Green)

PCL digunakan untuk menyaring gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD). Daftar periksa ini mencakup 17 soal, yang mengeksplorasi keberadaan dan tingkat keparahan gejala PTSD. 

PCL membantu dalam mendiagnosis PTSD dengan menanyakan kepada individu seberapa besar mereka terganggu oleh pengalaman tertentu dalam sebulan terakhir, seperti menghidupkan kembali peristiwa traumatis, menghindari pengingat, dan hiperarousal. Alat ini dapat memandu keputusan pengobatan untuk kondisi yang berhubungan dengan trauma.

5. Beck Depression Inventory (BDI)

Beck Depression Inventory (BDI) adalah alat laporan diri populer yang dirancang untuk mengukur keberadaan dan tingkat keparahan depresi. Terdiri dari 21 soal, yang masing-masing berhubungan dengan gejala depresi, seperti perasaan bersalah, mudah tersinggung, dan perubahan nafsu makan atau pola tidur. 

Tidak seperti PHQ-9, yang berfokus pada pengalaman yang lebih baru, BDI memeriksa berbagai gejala depresi yang lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama. Tes ini sangat efektif untuk melacak kemajuan pengobatan.

6. Yale-Brown Obsessive-Compulsive Scale (Y-BOCS)

ilustrasi konseling dengan psikolog (freepik.com/freepik)
ilustrasi konseling dengan psikolog (freepik.com/freepik)

Y-BOCS adalah standar emas untuk menilai gangguan obsesif-kompulsif atau obsessive-compulsive disorder (OCD). Skala ini mengevaluasi tingkat keparahan dan jenis obsesi dan kompulsi yang mungkin dialami seseorang. 

Dokter menggunakan skala ini untuk menentukan dampak OCD pada kehidupan sehari-hari, dan membantu dalam melacak efektivitas pengobatan dari waktu ke waktu. Dengan 10 soal, skala ini memberikan wawasan terperinci tentang seberapa besar tekanan yang disebabkan oleh gejala-gejala ini.

7. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)

MMPI adalah salah satu alat paling komprehensif untuk menilai struktur kepribadian dan mendeteksi berbagai kondisi psikologis. Terdiri dari ratusan pertanyaan benar/salah yang mencakup berbagai topik, mulai dari fungsi emosional hingga kecenderungan perilaku. 

Tes ini umumnya digunakan tidak hanya untuk mendiagnosis kondisi kesehatan mental, tetapi juga dalam pengaturan, seperti penyaringan pekerjaan dan evaluasi forensik. Ini adalah salah satu penilaian psikologis yang paling banyak diteliti dan divalidasi yang tersedia.

8. Structured Test for the Evaluation of Personality Integration (STEPI)

ilustrasi konseling dengan psikolog (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi konseling dengan psikolog (pexels.com/Alex Green)

Tes STEPI relatif kurang dikenal dibandingkan dengan MMPI, tetapi keduanya sama-sama dirancang untuk mengevaluasi integrasi kepribadian.

Alat ini menilai organisasi dan fungsi kepribadian, terutama pada individu dengan gangguan kepribadian atau gangguan emosional yang parah.

Ini memberikan wawasan tentang seberapa terintegrasi atau terfragmentasinya kepribadian seseorang, dan dapat membantu memandu intervensi psikoterapi jangka panjang.

Semua jenis tes ini memberikan wawasan berharga tentang berbagai kondisi psikologis. Penting untuk dicatat bahwa meskipun tes ini berguna, tetapi tes ini bukanlah alat diagnostik yang berdiri sendiri.

Diagnosis dan perawatan yang tepat memerlukan evaluasi komprehensif oleh profesional kesehatan mental, yang sering kali menggabungkan tes ini dengan wawancara klinis dan penilaian lainnya.

Dengan deteksi dini, pasien bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang lebih efektif, yang meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Referensi

Butcher, James N. “Minnesota Multiphasic Personality Inventory.” The Corsini Encyclopedia of Psychology, January 18, 2010, 1–3.
"Patient health questionnaire." Patient. Diakses Oktober 2024. 
Spitzer, Robert L, Kurt Kroenke, et al. “A Brief Measure for Assessing Generalized Anxiety Disorder.” Archives of Internal Medicine 166, no. 10 (May 22, 2006): 1092.
"List of Tests for Diagnosing Specific Mental Health Conditions." Sunrise House Treatment Center. Diakses Oktober 2024.
"Is There a Mental Illness Test?" Verywell Mind. Diakses Oktober 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us