Kenapa Batu Ginjal Sering Kambuh? Ternyata Gara-gara Ini!

- Batu ginjal terbentuk dari endapan zat limbah yang gagal dibuang.
- Batu ginjal gak selalu menimbulkan gejala.
- Pengobatan sangat tergantung pada ukuran batu ginjal itu sendiri.
Saat ini, banyak orang mengalami masalah yang berhubungan dengan ginjal. Mirisnya, gak sedikit dari mereka yang merupakan anak-anak muda. Selain gagal ginjal, batu ginjal juga jadi penyakit yang diderita oleh banyak orang. Dilansir Bass Medical Group, 1 dari 10 orang berusia 30–40 tahun diperkirakan pernah mengalami masalah batu ginjal setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Masalahnya, meski sudah dikeluarkan, gak jarang batu ginjal akan terbentuk lagi beberapa waktu kemudian. Ini membuat penderitanya harus berulang kali berhadapan dengan rasa sakit dan pengobatan untuk mengeluarkannya. Pertanyaannya, bagaimana batu ginjal terbentuk dan kenapa batu ginjal sering kambuh? Berikut jawabannya!
1. Batu ginjal terbentuk dari endapan zat limbah yang gagal dibuang

Sebagai orang awam, banyak dari kita bertanya-tanya bagaimana sebuah batu bisa masuk ke dalam ginjal. Well, batu ginjal gak sama seperti kuman atau bakteri yang bisa masuk melalui mulut. Alih-alih masuk dari mulut, batu ginjal justru terbentuk di ginjal.
Dilansir Cleveland Clinic, seperti yang kita tahu, salah satu fungsi utama ginjal ialah membuang zat limbah yang gak dibutuhkan oleh tubuh. Zat ini nantinya akan dibuang dalam bentuk urine. Namun, pada penderita batu ginjal, urine gak mampu melarutkan zat limbah sehingga zat-zat, seperti mineral dan garam, ikut mengendap. Lambat laun, endapan ini akhirnya membentuk kristal padat dengan ukuran bervariasi.
Mayoritas batu ginjal berukuran gak lebih besar dari butiran pasir. Namun, dalam kasus yang parah, batu ginjal bisa tumbuh hingga lebih besar dari batu golf. Batu ginjal sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari dehidrasi; diet tinggi protein, gula, dan natrium; obesitas; infeksi saluran kemih; genetik; bahkan obat-obatan tertentu yang memicu terbentuknya batu ginjal.
2. Batu ginjal gak selalu menimbulkan gejala

Mengingat ukurannya yang kecil, batu ginjal biasanya gak menimbulkan gejala. Gak jarang batu ginjal keluar bersama urine tanpa disadari. Namun, itu hanya berlaku untuk batu ginjal yang kecil. Dilansir Mayo Clinic, batu ginjal yang berukuran lebih besar dapat masuk ke ureter, yang merupakan saluran penghubung antara ginjal dan kandung kemih. Ketika ini terjadi, batu ginjal akan menghambat aliran urine dan memicu berbagai gejala yang menyakitkan.
Gejala yang paling umum ialah munculnya nyeri tajam di bagian sisi perut dan punggung, di bawah tulang rusuk. Gak jarang, rasa nyeri ini menyebar ke daerah perut bawah dan selangkangan. Selain itu, penderita gagal ginjal juga sering kali mengalami rasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil, urine berwarna merah muda atau coklat, urine terlihat keruh dan berbau busuk, buang air kecil terus-menerus, sakit perut, hingga muntah. Jika terjadi infeksi pada ginjal, penderita juga akan mengalami demam tinggi dan tubuh yang menggigil.
3. Pengobatan sangat tergantung pada ukuran batu ginjal itu sendiri

Penyakit batu ginjal memang terdengar cukup serius, tetapi gak semua pasien batu ginjal perlu menjalani perawatan intensif. Batu ginjal yang berukuran kecil umumnya bisa keluar secara alami bersama urine dalam waktu 2–4 minggu. Dokter akan menyarankan pasien untuk minum air sebanyak 2–3 liter per hari, memberikan obat pereda nyeri, dan obat-obatan lain untuk mempercepat keluarnya batu ginjal. Namun, dilansir Mayo Clinic, jika dalam beberapa minggu setelahnya batu ginjal belum keluar atau ukurannya besar, dokter mungkin akan melakukan prosedur medis untuk mengeluarkannya.
Prosedur medis untuk mengeluarkan batu ginjal sendiri terdiri dari beberapa cara, salah satunya extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Adapun, cara kerja ESWL: dokter akan menggunakan gelombang kejut untuk memecah batu ginjal menjadi lebih kecil agar bisa keluar bersama urine secara alami. Ada pula operasi percutaneous nephrolithotomy (PCNL) dengan membuat sayatan kecil di punggung dan memasukkan teleskopik tipis yang disebut nefroskop untuk memecah serta mengangkat batu ginjal.
Prosedur lain disebut ureteroskopi. Ureteroskopi dilakukan dengan cara memasukkan alat bernama ureteroskop, sebuah tabung tipis yang dilengkapi kamera ke ginjal melalui kandung kemih. Saat batu ditemukan, batu akan diambil menggunakan penjepit kecil bernama stone basket. Jika batu ginjal yang ditemukan berukuran besar, batu tersebut akan dipecah dengan laser holmium. Prosedur medis lainnya dengan melakukan operasi terbuka. Namun, dengan banyaknya prosedur lain, operasi terbuka kini jarang dilakukan, kecuali batu ginjal sudah berukuran sangat besar sehingga sulit untuk dihancurkan.
5. Kenapa batu ginjal sering kambuh?

Batu ginjal umumnya tidak mematikan, tetapi proses mengeluarkan batu ginjal, bahkan secara alami, bisa terasa menyakitkan. Kabar buruk lainnya, sekitar 50 persen penderita batu ginjal kemungkinan akan mengalami kejadian yang sama dalam kurun waktu 5–7 tahun. Dilansir Bass Medical Group, biasanya hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebiasaan hidrasi yang buruk, mengonsumsi makanan yang tinggi natrium, konsumsi makanan tinggi protein/rendah serat, menderita diabetes atau infeksi saluran kemih, obesitas, hingga kondisi bawaan seperti sistinuria, kondisi kadar asam amino dalam urine tinggi dan akhirnya membentuk batu ginjal.
Kabar baiknya, gak semua orang yang pernah menderita batu ginjal akan mengalami hal serupa. Gimana caranya? Mereka yang memiliki gaya hidup baik, menghidrasi tubuh dengan minum air 2–3 liter per hari, menjaga pola makan dengan memperbanyak konsumsi serat dan mengurangi makanan asin, hingga mengonsumsi obat yang diresepkan dokter memiliki risiko batu ginjal kambuh yang lebih rendah pada masa mendatang.
Batu ginjal memang gak mengancam nyawa, tetapi keberadaannya tetap patut untuk diwaspadai. Semakin cepat batu ginjal keluar, akan semakin baik. Jika pernah memiliki riwayat batu ginjal pada masa lalu, kamu wajib memiliki pola hidup yang baik dan menjaga hidrasi di tubuh agar batu ginjal gak kembali lagi.
Referensi
“Kidney Stones”. Cleveland Clinic. Diakses Oktober 2025.
“Kidney Stones”. Healthline. Diakses Oktober 2025.
“Kidney Stones”. Mayo Clinic. Diakses Oktober 2025.
“Kidney Stones”. NHS UK. Diakses Oktober 2025.
“Recurrent Kidney Stones”. Bass Medical Group. Diakses Oktober 2025.
“Recurrent Kidney Stones”. Kidney Centre Mumbai. Diakses Oktober 2025.
“Recurrent Kidney Stones”. UPMC. Diakses Oktober 2025.
“Surgery for Kidney Stone”. WebMD. Diakses Oktober 2025.
“What’s Causing Your Recurring Kidney Stones?”. Urology Center of Florida. Diakses Oktober 2025.