Kenapa Obat dengan Pelepasan Terkendali Tak Boleh Digerus?

Beberapa orang mungkin merasa kesulitan ketika menelan obat sehingga akan membelah obat menjadi bagian yang lebih kecil atau menggerusnya. Padahal, ada beberapa obat yang tidak boleh digerus, contohnya obat yang dibentuk pelepasan terkendali atau pelepasan termodifikasi. Mengapa tidak boleh digerus? Jika kamu penasaran, yuk, baca artikel ini sampai habis ya!
1. Obat dengan pelepasan terkendali

Pada umumnya, obat tablet atau kapsul yang diminum begitu masuk ke lambung, maka akan langsung pecah dan diserap oleh tubuh. Namun, ada beberapa obat yang tersedia di pasaran mempunyai teknologi yang didesain sehingga obat yang diminum terserap perlahan-lahan.
Melansir Verywell Health, obat dengan formulasi sustained release dikembangkan agar obat terserap dalam jangka waktu yang panjang, jadi tidak terlarut sekaligus. Sehingga, membelah atau menggerus bentuk sediaan obat ini akan merusak teknologi yang telah didesain sedemikian rupa oleh formulator obat.
2. Tujuan obat dibentuk pelepasan terkendali

Beberapa obat memerlukan pemakaian 3 kali sehari sehingga hal ini mungkin membuat sebagian orang tidak patuh dalam menjalankan pengobatannya. Maka, formulator obat mendesain obat yang mampu terlarut secara perlahan di tubuh sehingga hanya diperlukan sekali atau dua kali minum saja dalam sehari.
Obat dengan pelepasan yang dimodifikasi ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga obat tidak perlu diminum terlalu sering. Dengan demikian, kepatuhan untuk menggunakan obat menjadi meningkat.
3. Efek jika obat dihancurkan

Obat dengan formulasi pelepasan terkendali dibuat dengan tujuan penyerapan obat terjadi perlahan-lahan dalam jangka waktu lama. Apabila obat ini dibelah atau digerus, maka akan menghancurkan teknologi yang ada di dalam obat tersebut.
Akibatnya, obat yang hancur akan langsung terserap seluruhnya oleh tubuh, melansir Verywell Health. Hal ini akan mengganggu efektifitas obat. Pada awalnya konsentrasi obat di dalam darah akan tinggi yang justru dapat meningkatkan efek samping. Kemudian, konsentrasi obat akan menurun drastis sehingga obat menjadi tidak berefek lagi.
4. Contoh obat pelepasan terkendali

Tidak semua obat diformulasi dengan teknologi sustained release atau pelepasan terkendali. Untuk mengetahui obat atau vitamin yang kamu konsumsi mempunyai teknologi ini, biasanya akan tertulis di belakang nama merek sebagai “-CR” (controlled release), “-DA” (delayed action), “-ER” atau “-XR” (extended release), “-SR” (sustained release), “-TR” (time release), dan sebagainya, mengutip laman Drugs.
Contoh sediaan yang dibentuk dengan perlepasan terkendali yaitu Metformin XR dan vitamin C lepas berkala atau lepas lambat. Jika obat atau vitaminmu mempunyai teknologi lepas lambat, maka jangan memotong atau menggerusnya ya.
5. Saran penggunaan

Obat-obat yang didesain pelepasan terkendali tidak boleh dibelah atau digerus. Obat-obat ini disarankan ditelan langsung dengan segelas air.
Namun, beberapa orang mungkin mengalami kesulitan dalam menelan obat, maka disarankan mengatakan permasalahan tersebut kepada dokter. Dengan begitu, dokter dapat mencarikan obat yang sesuai sehingga memudahkan pasien dalam menggunakan obatnya.
Jadi, obat yang diformulasi dengan pelepasan terkendali tidak boleh dibelah atau digerus. Jika digerus, maka tujuan formulasi agar obat terlarut perlahan-lahan menjadi tidak tercapai. Obat dengan formulasi tersebut justru melarut seluruhnya sehingga dapat menimbulkan efek samping.