Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Komplikasi Sembelit yang Perlu Diwaspadai, Jangan Terus Dibiarkan

ilustrasi sakit perut (freepik.com/Freepik)
Intinya sih...
  • Sembelit adalah kondisi umum, terjadi pada 12% populasi dunia dengan risiko komplikasi serius jika terjadi berkepanjangan.
  • Komplikasi sembelit yang umum meliputi wasir, prolaps rektum, fisura ani, impaksi tinja, inkontinensia usus, dan enkopresis.
  • Prevalensi sembelit meningkat seiring bertambahnya usia dan dapat menyebabkan obstruksi usus jika tidak diatasi dengan tepat.

Sembelit adalah kondisi yang sangat umum terjadi. Bahkan, sekitar 12 persen orang di dunia melaporkan sembelit yang mereka alami sendiri; orang-orang di kawasan Asia Pasifik dan Amerika mengalaminya dua kali lipat dari populasi Eropa.

Sering kali, sembelit bisa sembuh sendiri dengan beberapa perubahan pada pola makan atau asupan air. Namun, jika terjadi secara berkepanjangan, ini dapat meningkatkan risiko mengalami komplikasi yang lebih serius. Sembelit dikatakan kronis jika buang air besar kurang dari tiga kali per minggu, tinja keras, atau kesulitan dan nyeri saat buang air besar.

Di sini, kita akan melihat beberapa komplikasi sembelit yang paling umum.

1. Wasir

Wasir ialah pembengkakan dan peradangan pembuluh darah di rektum atau anus. Wasir dapat terjadi di dalam atau di luar dan biasanya tidak serius.

Wasir eksternal biasanya disertai rasa gatal atau sakit saat buang air besar. Sementara itu, wasir internal biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi mungkin kamu akan mengalami buang air besar disertai darah.

2. Prolaps rektum

ilustrasi masalah pada dubur (pixabay.com/Darko Djurin)

Sembelit yang berkepanjangan dapat menyebabkan prolaps rektum. Ini terjadi saat bagian usus besar yang dikenal sebagai rektum jatuh dari posisi normalnya dan sebagian keluar dari anus.

Gejala potensial prolaps rektum meliputi:

  • Sensasi kenyang di perut.
  • Sensasi tidak dapat mengosongkan isi perut sepenuhnya.
  • Gatal, iritasi, atau nyeri di sekitar anus.
  • Keluar tinja, lendir, atau darah dari anus.
  • Tampak jaringan merah menonjol dari anus.

Dalam kasus yang ringan, dokter mungkin menyarankan perubahan pola makan, latihan Kegel, atau perawatan rumahan lainnya. Namun, sering kali pembedahan diperlukan untuk mengatasi kondisi ini.

3. Fisura ani

Fisura ani ialah robekan kecil pada jaringan tipis dan lembap yang melapisi anus. Kondisi ini dapat disebabkan karena mengejan terlalu kuat saat buang air besar atau mengeluarkan tinja yang keras. Fisura ani umumnya memicu nyeri dan pendarahan saat buang air besar.

Fisura ani dapat dialami individu segala usia, tetapi paling umum terjadi pada bayi. Sebagian besar kasus fisura ani membaik dengan perawatan sederhana, seperti dengan meningkatkan asupan serat atau berendam dalam bak air hangat. Namun, pada beberapa orang, obat-obatan dan pembedahan mungkin diperlukan.

4. Impaksi tinja

ilustrasi perempuan sedang buang air besar (pexels.com/Miriam Alonso)

Sembelit kronis juga dapat menyebabkan impaksi tinja. Ini terjadi saat tinja yang keras tersangkut di usus besar.

Gejala dari impaksi tinja meliputi:

  • Ketidaknyamanan, kram, atau nyeri di perut, terutama setelah makan.
  • Perut kembung atau bengkak.
  • Kesulitan buang air besar atau bergas.
  • Feses cair.
  • Kehilangan selera makan.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Sakit kepala.

Tanpa pengobatan, impaksi tinja dapat menyebabkan robekan pada dinding usus besar. Ini bisa memicu infeksi yang berpotensi mengancam jiwa.

5. Inkontinensia usus

Inkontinensia usus ialah ketidakmampuan untuk mengontrol pergerakan usus, yang menyebabkan keluarnya kotoran secara tidak disengaja. Ini juga dikenal sebagai inkontinensia feses.

Inkontinensia usus dapat menyebabkan seseorang tiba-tiba merasa perlu buang air besar atau keluar sedikit feses saat buang angin. Diperkirakan 1 dari 10 orang akan mengalami inkontinensia usus pada suatu saat dalam hidup mereka. Ini dapat terjadi pada individu dari segala usia, tetapi lebih mungkin dialami lansia dan perempuan.

6. Enkopresis

Encopresis dapat terjadi pada anak-anak (freepik.com/author/freepik)

Enkopresis adalah kondisi yang menyebabkan anak buang air besar berulang di celananya. Bukan karena sengaja, tetapi ini terjadi karena kebocoran tinja yang tak tertahan.

Pada anak-anak, rasa nyeri akibat sembelit dapat membuat mereka merasa takut buang air besar dan mulai menahan keinginan untuk buang air besar. Akibatnya, kotoran mulai menumpuk di rektum dan dapat kembali ke usus besar.

Pada waktunya, rektum dan bagian bawah usus besar menjadi penuh dengan kotoran sehingga sulit bagi sfingter untuk menahan kotoran. Akibatnya, anak mungkin buang air besar di waktu dan tempat yang tidak tepat, atau yang disebut encopresis.

Buang air besar sembarangan ini terjadi di luar kehendak anak, bahkan mereka tidak menyadari hal ini karena saraf tidak mengirimkan sinyal yang mengatur buang air besar.

7. Obstruksi usus

Menurut studi dalam Clinical Interventions in Aging tahun 2010, prevalensi sembelit meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada individu berusia di atas 65 tahun. Pada kasus yang parah, sembelit dapat menyebabkan obstruksi usus.

Obstruksi usus ialah penyumbatan yang mencegah makanan atau cairan melewati usus kecil atau usus besar. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, bagian usus yang tersumbat bisa mati dan memicu masalah serius. Namun, dengan perawatan medis segera, obstruksi usus sering kali berhasil diobati.

Sembelit sering kali mudah diatasi dengan memperbanyak asupan serat, minum lebih banyak cairan, dan berolahraga setiap hari. Namun, jika terus dibiarkan, sembelit bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

Referensi

"Constipation." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses Februari 2025.
Brigida Barberio et al., “Global Prevalence of Functional Constipation According to the Rome Criteria: A Systematic Review and Meta-analysis,” the Lancet. Gastroenterology & Hepatology 6, no. 8 (June 5, 2021): 638–48, https://doi.org/10.1016/s2468-1253(21)00111-4.
"Everything You Need to Know About Constipation." Verywell Health. Diakses Februari 2025.
"Rectal Prolapse." Healthline. Diakses Februari 2025.
"Anal fissure." Mayo Clinic. Diakses Februari 2025.
"Bowel Incontinence." NHS Inform. Diakses Februari 2025.
"What's Encopresis?" KidsHealth. Diakses Februari 2025.
Satish Rao and None Go, “Update on the Management of Constipation in the Elderly: New Treatment Options,” Clinical Interventions in Aging, June 1, 2010, 163, https://doi.org/10.2147/cia.s8100.
"Intestinal obstruction." Mayo Clinic. Diakses Februari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us