10 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Mati Muda, Cegah dari Sekarang

- Banyak potensi penyebab kematian pada usia berapa pun berada di luar kendali kamu. Namun, dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mempraktikkan langkah-langkah keamanan, banyak penyebab kematian pada usia muda bisa dicegah.
- Beberapa kondisi penyebab meninggal dunia pada usia muda meliputi kanker, penyakit jantung, penyakit hati, penyakit paru-paru, stroke, pola makan yang tidak sehat, pneumonia, dan kecelakaan.
Di dunia, cukup banyak orang meninggal dunia sebelum waktunya akibat banyak kondisi kesehatan yang sebetulnya bisa dihindari. Kematian itu pasti, tetapi mati muda tentu mengkhawatirkan.
Ada beberapa kebiasaan yang jika terus dilakukan dapat menyebabkan kematian dini. Mengetahui hal-hal tersebut dan memperhatikan gejalanya merupakan langkah penting untuk bisa mencegah kematian dini.
Inilah beberapa penyebab mati muda paling umum yang perlu kamu ketahui.
1. Kanker
Kanker terjadi ketika sel membelah tanpa henti yang menyebabkan produksi sel abnormal membanjiri darah. Ketika sel kanker dilepaskan, kadang dapat menyebar ke bagian tubuh lain.
Kanker adalah penyakit mematikan yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, sistem hormon, sistem limfatik, dan sirkulasi darah.
Kanker membunuh, tetapi bisa dikelola ketika didiagnosis pada tahap awal. Itu melemahkan tubuh dan membuatnya tidak berdaya untuk melawan penyakit.
Kanker dapat menyebabkan masalah berat yang mengancam jiwa seperti penurunan berat badan yang berlebihan, perdarahan abnormal, perubahan pada payudara, kelemahan, kematian, sesak napas, batuk terus-menerus, heartburn berlebihan, dan banyak lagi.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, menyebabkan hampir 10 juta kematian pada tahun 2020, atau hampir 1 dari 6 kematian.
Ada lebih dari 200 jenis kanker. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan kanker. Skrining dini dapat membantu mengungkap sel kanker pada tahap awal.
2. Penyakit jantung

Penyakit jantung adalah kondisi yang menyebabkan kerusakan permanen pada jantung. Ini muncul saat sel otot jantung kekurangan darah yang kaya akan oksigen.
Penyebab umum penyakit jantung meliputi kelebihan berat badan, pola makan tidak sehat, jarang olahraga, tekanan darah tinggi, serta merokok dan minum alkohol secara berlebihan.
Penyakit jantung bisa menyebabkan seseorang mati muda. Kalau usia kamu di atas 40 tahun, kamu disarankan untuk cek tekanan darah dan kolesterol secara rutin.
Perempuan disarankan untuk menjalani pemindaian mamografi digital, yaitu alat yang dapat mengungkap gangguan jantung pada dengan menemukan tanda-tanda kalsium di arteri payudara.
Latihan fisik adalah tip bermanfaat yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 30 persen.
Pembunuh terbesar di dunia adalah penyakit jantung iskemik, yang menyebabkan 16 persen dari total kematian di dunia. Sejak tahun 2000, peningkatan kematian terbesar disebabkan oleh penyakit ini, meningkat lebih dari 2 juta menjadi 8,9 juta kematian pada tahun 2019, menurut WHO.
3. Penyakit hati
Penyakit hati menyebabkan kematian dini karena tidak menunjukkan gejala yang serius hingga terlambat untuk dicegah. Sebagian besar orang dengan penyakit hati hampir tidak tahu bahwa mereka mengidap penyakit tersebut sampai telah berkembang menjadi gagal hati.
Penyebab penyakit hati antara lain konsumsi alkohol berlebihan, virus hepatitis, sirosis, penyalahgunaan obat, hemokromatosis dan masih banyak lagi. Gejala awal gagal hati termasuk kehilangan nafsu makan, mual, diare, mengantuk dan kelelahan.
Penyakit hati bisa dirawat di rumah sakit sampai efeknya berkurang. Jika tidak memungkinkan untuk diobati, maka transplantasi hati bisa menjadi pilihan.
Menurut laporan studi tahun 2023, penyakit hati menyebabkan 2 juta kematian setiap tahunnya dan bertanggung jawab atas 4 persen dari seluruh kematian (1 dari setiap 25 kematian di dunia); sekitar dua pertiga dari seluruh kematian terkait hati terjadi pada laki-laki. Kematian sebagian besar disebabkan oleh komplikasi sirosis dan karsinoma hepatoseluler, sedangkan hepatitis akut merupakan penyebab kematian yang lebih kecil.
4. Penyakit paru-paru

Penyakit paru-paru terdiri dari kondisi kesehatan mulai dari bronkitis akut hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Penyakit paru-paru terjadi ketika paru-paru tidak dapat lagi melakukan fungsi normal untuk membawa oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh merokok berat, kontak yang terlalu lama dengan bahan kimia, debu, asap dan infeksi.
Tanda-tanda peringatan penyakit paru-paru termasuk sesak napas, batuk kronis, produksi dahak kronis, mengi, batuk darah dan nyeri dada kronis.Temui dokter kalau kamu mengalami gejala-gejala tersebut.
PPOK merupakan penyebab kematian ketiga di seluruh dunia, menyebabkan 3,23 juta kematian pada tahun 2019, menurut WHO.
5. Stroke
Stroke adalah penyebab paling umum dari kecacatan permanen daripada penyakit lain di antara orang dewasa. Ini adalah penyebab utama kematian dini kelima di seluruh dunia.
Stroke terjadi ketika darah yang mengalir ke otak terhenti karena tersumbat oleh gumpalan. Ketika bekuan menyumbat aliran darah ke otak, hal itu dapat mengakibatkan kematian sel-sel otak karena tidak adanya oksigen dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk menjalankan fungsi normalnya.
Stroke sering terjadi pada orang dewasa berusia di atas 55 tahun dan bahkan pada orang dewasa paruh baya. Gejalanya meliputi kelemahan tiba-tiba pada wajah, lengan, ketidakmampuan tiba-tiba untuk melihat pada satu atau kedua mata, kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba, sakit kepala parah yang tiba-tiba, dan ketidakmampuan tiba-tiba untuk berbicara atau memahami pembicaraan.
Segera temui dokter setiap kali mengalami salah satu atau beberapa gejala stroke. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah stroke. Kalau memiliki tekanan darah tinggi, temui dokter untuk mengendalikannya. Hindari merokok dan kendalikan diabetes karena bisa meningkatkan risiko stroke. Jaga pola makan sehat seimbang dan rutin olahraga.
Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia. Beban disabilitas setelah stroke juga besar, dan meningkat lebih cepat di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah dibandingkan di negara-negara berpendapatan tinggi. Yang mengkhawatirkan, kejadian stroke meningkat pada kelompok usia muda dan setengah baya (usia <55 tahun) secara global.
6. Pola makan tidak sehat

Kurangi atau hindari makan makanan yang tidak memberikan tubuh jumlah nutrisi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Misalnya makanan olahan, makanan cepat saji, dan lain-lain.
Makanan yang kaya akan nutrisi yang tepat dan asam lemak esensial akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan bentuk pertahanan terbaik untuk melawan penyakit. Makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, ikan, dan sayuran akan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.
Kalau ingin tubuh sehat, pastikan untuk menghindari terlalu banyak (maupun terlalu sedikit) kalori. Asupan tinggi kalori dapat menyebabkan kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan lain-lain.
Makanan olahan yang tinggi gula, natrium, dan lemak jenuh juga dapat menyebabkan sejumlah kondisi kesehatan kronis.
Global Burden of Disease Study melihat konsumsi makanan antara tahun 1990 dan 2017 di 195 negara, dengan fokus pada 15 jenis makanan atau nutrisi. Diterbitkan dalam jurnal The Lancet tahun 2019, para peneliti menyimpulkan bahwa, karena kontribusinya terhadap penyakit tidak menular, pola makan yang buruk menyebabkan 1 dari 5, atau 11 juta, kematian orang dewasa pada tahun 2017.
Sebagian besar dari kematian tersebut, sekitar 10 juta, berasal dari penyakit kardiovaskular. Sisanya dari kanker dan diabetes tipe 2.
7. Diabetes
Diabetes dapat disebut sebagai sekelompok penyakit metabolik yang menyebabkan tubuh mengembangkan glukosa darah tinggi.
Pada tahun 2014, 8,5 persen orang dewasa berusia 18 tahun ke atas mengidap diabetes. Pada tahun 2019, diabetes menjadi penyebab langsung dari 1,5 juta kematian dan 48 persen dari seluruh kematian akibat diabetes terjadi sebelum usia 70 tahun. Sebanyak 460.000 kematian akibat penyakit ginjal lainnya disebabkan oleh diabetes, dan peningkatan glukosa darah menyebabkan sekitar 20 persen kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Diabetes bertanggung jawab atas 6,7 juta kematian pada tahun 2021—1 kematian setiap 5 detik.
Ada tiga jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 (terjadi ketika tubuh tidak memproduksi insulin), diabetes tipe 2 (tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup untuk berfungsi dengan baik), dan diabetes gestasional (memengaruhi perempuan hamil).
Gejala diabetes yang paling umum termasuk sering buang air kecil, dehidrasi, lapar, penurunan berat badan yang tidak biasa, kelelahan, impotensi pada pria, luka yang tidak sembuh dan banyak lagi.
8. Kecelakaan

Kecelakaan dapat dikategorikan sebagai cedera yang tidak disengaja yang menimpa orang-orang yang kebanyakan berusia 1 hingga 45 tahun. Ini meliputi kecelakaan motor, kecelakaan yang terjadi di air, udara, jatuh, keracunan yang tidak disengaja, dan masih banyak lagi.
Kecelakaan telah menyebabkan begitu banyak luka bagi para korban dan orang yang mereka cintai. Penggunaan sabuk pengaman dan kesadaran akan bahaya mengemudi dalam keadaan mabuk maupun mengantuk dapat membantu mengurangi kecelakaan di jalan raya.
9. Pneumonia
Pneumonia adalah salah satu bentuk infeksi saluran pernafasan akut. Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada alveoli di paru-paru. Alveoli adalah kantung udara kecil di paru-paru tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi.
Infeksi pneumonia sebagian besar disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Ini dapat diobati dengan antibiotik dan obat antivirus, serta bisa dicegah dengan vaksin polisakarida pneumokokus.
Gejala pneumonia mulai dari pilek, flu, demam tinggi, menggigil, batuk, sesak napas, nyeri dada, kelelahan, mual, sakit kepala dan lain-lain.
Penyakit ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mengancam jiwa pada orang-orang dari segala usia, tetapi penyakit ini merupakan penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.
10. Bunuh diri
.jpg)
Bunuh diri juga merupakan salah satu penyebab mati muda di seluruh dunia. Ini adalah tindakan menyakiti diri sendiri yang disengaja, yang kebanyakan terjadi di antara orang dewasa usia 18 tahun ke atas.
Menurut WHO, setiap tahun 703.000 orang bunuh diri dan masih banyak lagi orang yang mencoba bunuh diri. Setiap bunuh diri adalah tragedi yang memengaruhi keluarga, komunitas, dan seluruh negara serta berdampak jangka panjang bagi orang-orang yang ditinggalkan.
Bunuh diri terjadi sepanjang umur dan merupakan penyebab utama kematian keempat di antara usia 15–29 tahun secara global pada tahun 2019.
Bunuh diri tidak hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi, tetapi merupakan fenomena global di seluruh wilayah dunia. Lebih dari 77 persen kasus bunuh diri global terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah pada tahun 2019.
Beberapa penyebab penting bunuh diri termasuk gangguan mental, depresi, penyalahgunaan obat, riwayat bunuh diri dalam keluarga, upaya bunuh diri sebelumnya, pelecehan seksual, dan masih banyak lagi.
Banyak potensi penyebab kematian pada usia berapa pun berada di luar kendali kamu. Namun, dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mempraktikkan langkah-langkah keamanan, banyak penyebab kematian pada usia muda bisa dicegah.
Bahkan jika tidak dapat mencegah suatu penyakit, kamu sering kali bisa mengurangi risiko komplikasinya, termasuk kematian dini. Bicarakan dengan dokter tentang risiko kamu dan bekerja samalah untuk menurunkannya.
Referensi
Dr. Koop. Diakses pada Juli 2024. Top 10 Causes Of Early Death In The World.
WHO. Diakses pada Juli 2024. Cancer.
Devarbhavi, Harshad, Sumeet K. Asrani, dkk. “Global burden of liver disease: 2023 update.” Journal of Hepatology 79, no. 2 (August 1, 2023): 516–37.
Feigin, Valery L, Mayowa O Owolabi, dkk. “Pragmatic solutions to reduce the global burden of stroke: a World Stroke Organization–Lancet Neurology Commission.” Lancet Neurology 22, no. 12 (December 1, 2023): 1160–1206.
Afshin, Ashkan, Patrick John Sur, dkk. “Health effects of dietary risks in 195 countries, 1990–2017: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2017.” Lancet 393, no. 10184 (May 1, 2019): 1958–72.
WHO. Diakses pada Juli 2024. Diabetes.
IDF Diabetes Atlas 10th edition. Diakses pada Juli 2024.
WHO. Diakses pada Juli 2024. Pneumonia.
WHO. Diakses pada Juli 2024. Suicide.