3 Obat Pencegah Kehamilan yang Bisa Jadi Kontrasepsi Darurat

Hanya bisa digunakan atas rekomendasi medis

Seks tanpa pelindung dapat mendatangkan risiko kehamilan yang tak direncanakan. Untuk itu, sangat penting mengantisipasinya dengan menggunakan kontrasepsi rutin seperti pil KB atau pelindung fisik. 

Lantas, bagaimana jika tidak menggunakan keduanya? Obat pencegah kehamilan ini bisa menjadi alternatif. Namun, ada aturan minum yang harus diikuti agar dapat bekerja maksimal. 

Obat pencegah kehamilan

Kontrasepsi diciptakan sebagai alat perlindungan saat berhubungan seks, tapi tidak ingin hamil. Kontrasepsi ini ada yang didapatkan secara rutin setiap bulan, ditanam dalam tubuh, hingga diminum sesaat setelah berhubungan seks sebagai antisipasi bilamana  kontrasepsi lain tak bekerja optimal.

Obat tersebut bisa dimanfaatkan sebagai alternatif ketika hendak mencegah kehamilan. Dengan catatan, kamu perlu mengunjungi ahli medis untuk mendapatkan resep atau pemasangan kontrasepsi darurat tersebut.

1. Levonorgestrel

3 Obat Pencegah Kehamilan yang Bisa Jadi Kontrasepsi Daruratilustrasi pil KB darurat (unsplash.com/Benjamin Moss)

Obat ini sejatinya merupakan pil KB darurat yang umum digunakan setelah kegagalan kontrasepsi lain atau melakukan seks tanpa perlindungan. Oleh karena sifatnya yang darurat, Levonorgestrel tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi harian. 

Sebelum menggunakannya, baca terlebih dahulu panduan dalam kemasannya. Umumnya, pil mesti diminum satu buah dengan atau tanpa makanan sesegera mungkin setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom. Pil akan bekerja efektif apabila diminum setidaknya 72 jam (3 hari) setelah berhubungan badan, melansir WebMD.

Meski demikian, obat ini punya kelemahan. Levonorgestrel tidak akan menggagalkan kehamilan yang sudah terjadi. Selain itu, tidak memberikan proteksi dari risiko penyakit menular seksual seperti HIV, klamidia, dan lain sebagainya.

Efektivitasan obat Levonorgestrel dapat terpengaruh apabila kamu sedang mengonsumsi obat lain alias terjadi interaksi obat. Selain itu, bisa juga karena individu dengan berat badan lebih dari 164 pound atau 74 kg.

Setelah mengonsumsi obat ini, umumnya haid akan segera tiba. Volume pendarahan bisa seperti biasa atau jauh meningkat. Kunjungi dokter atau melakukan pengecekan kehamilan dengan testpack apabila menstruasi tidak kunjung datang setelah lewat 7 hari.

Baca Juga: Pil Biru, Obat Disfungsi Ereksi yang Sering Dikira Obat Kuat

2. Ulipristal acetate (Ella)

3 Obat Pencegah Kehamilan yang Bisa Jadi Kontrasepsi Daruratilustrasi pil KB darurat (pexels.com/Sophia Moss)

Berbeda dengan Levonorgestrel yang bisa didapatkan secara bebas, Ulipristal acetate (Ella) merupakan pil KB darurat yang memerlukan resep dokter. 

Pil ini dapat mencegah kehamilan bahkan sesaat sebelum ovulasi dimulai. Alasan tersebut juga didukung ulasan dalam Clinical Obstetrics and Gynecology yang mengungkapkan bahwa Ella lebih efektif daripada Levonogestrel.

Ulipristal acetate adalah antagonis progesteron sintetik yang bekerja sebagai antiprogestin. Zat tersebut menekan produksi progesteron yang merupakan hormon reproduksi perempuan. Ketika diminum sebelum ovulasi, obat ini bisa menunda ruptur folikel yang menghambat atau menunda ovulasi.

Untuk mengonsumsinya, ambil satu tablet dengan atau tanpa makanan sesaat setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom atau kegagalan kontrasepsi. Obat ini bekerja paling baik bila diminum dalam kurun waktu 120 jam atau 5 hari. 

Setelah mendapatkan obat pencegah kehamilan ulipristal acetate (Ella), gunakan kondom selama berhubungan seks hingga datang menstruasi. Jika ingin menggunakan KB hormonal, tunggu setidaknya 5 hari setelah meminum obat ini. 

3. IUD

3 Obat Pencegah Kehamilan yang Bisa Jadi Kontrasepsi Daruratilustrasi IUD (wikimedia.org/Robin Marty)

Ini mungkin bukan obat minum seperti yang lain, tetapi cukup efektif mencegah kehamilan jika digunakan dalam kurun waktu tertentu. Kamu perlu datang ke layanan kesehatan untuk mendapatkan kontrasepsi darurat IUD.

IUD merupakan alat yang dimasukkan ke tubuh dan melepaskan hormon untuk mencegah kehamilan. Dibanding yang lain, efektivitas IUD hampir 99,9 persen jika dipasang dengan benar dan waktu yang tepat (setidaknya 5 hari setelah berhubungan seks tanpa pelindung), melansir Planned Parenthood.

Berbeda dengan kontrasepsi darurat oral, IUD tidak terpengaruh oleh berat badan seseorang. Bukan hanya pencegahan satu dua hari, IUD mampu memberikan perlindungan 8-12 tahun setelah pemasangannya.

Jika kamu tidak bisa mendapatkan IUD dalam waktu 5 hari setelah seks, setidaknya ambil pil KB darurat terlebih dahulu. Memang tidak seefektif IUD, tetapi bisa membantu mencegah ovulasi dan lebih baik daripada tidak sama sekali.

Dokter akan memasangkan IUD pada rahim secara langsung. Setelahnya, kamu mungkin diminta tetap menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks selama beberapa waktu hingga obat pencegah kehamilan ini berfungsi secara optimal.

Jika kamu mencari obat pencegah kehamilan yang dijual bebas, maka Levonorgestrel adalah pilihan yang tersedia. Namun, akan lebih baik jika engonsultasikannya dengan dokter sebelum mendapatkan obat-obatan tertentu, termasuk kontrasepsi darurat.

Baca Juga: 5 Alasan Menstruasi Terlambat Saat Minum Pil KB, Belum Tentu Hamil

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana
  • Bayu Nur Seto
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya