"What Foods Help Prevent Breast Cancer or Reduce Your Risk?" Healthline. Diakses pada Oktober 2025
"Dietary patterns, nutrition, and risk of breast cancer: a case-control study in the west of Iran". Epidemiol Health. Diakses pada Oktober 2025
"How Diet Impacts Breast Cancer Risk and Outcomes". BCRF. Diakses pada Oktober 2025
"5 Breast Cancer Causing Foods to Avoid (and What to Eat More of!)". Her Scan. Diakses pada Oktober 2025
5 Makanan 'Sehat' yang Justru Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Banyak orang mulai memperhatikan pola makan dengan lebih serius, apalagi setelah mendengar bahwa nutrisi harian bisa memengaruhi risiko penyakit serius seperti kanker payudara. Pilihan makanan sehat kini semakin beragam dan mulai banyak dijual di kafe atau supermarket. Namun, tidak semua makanan dengan label sehat benar-benar memberi manfaat sesuai harapan. Kanker payudara sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk hormon, metabolisme tubuh, dan jenis nutrisi yang masuk setiap hari.
Mengandalkan klaim kemasan tanpa memahami kandungan di dalamnya bisa membuat seseorang terjebak dalam pola makan yang salah arah. Beberapa bahan tertentu dapat memengaruhi keseimbangan hormon estrogen, yang berperan penting dalam pertumbuhan sel payudara. Berikut beberapa contoh makanan yang sering dikira sehat, tetapi sebenarnya bisa meningkatkan risiko kanker payudara jika tidak dikontrol dengan baik.
1. Susu nabati dengan gula tambahan memicu ketidakseimbangan hormon

Susu nabati seperti almond milk, soy milk, atau oat milk kini populer karena dianggap lebih baik dan ramah bagi pencernaan. Namun, banyak produk komersial mengandung gula tambahan hingga 12 gram per porsi, hampir setara dengan 1 sendok makan gula pasir. Gula berlebih memicu peningkatan kadar insulin yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon estrogen, salah satu faktor risiko utama kanker payudara. Kondisi ini dapat memunculkan inflamasi halus yang sering kali tidak disadari dalam tubuh.
Selain itu, soy milk mengandung fitoestrogen atau senyawa alami yang meniru kerja hormon estrogen. Jika dikonsumsi secara berlebihan, senyawa ini bisa memperkuat efek hormon di dalam tubuh. Pilihlah susu nabati tanpa pemanis tambahan atau kamu bisa membuat sendiri di rumah dengan bahan sederhana seperti kacang kedelai atau oat utuh. Selain lebih aman, kamu juga bisa mengatur kadar rasa manisnya agar tetap seimbang untuk tubuh.
2. Granola kemasan menyimpan gula dan lemak yang memicu inflamasi

Granola sering disebut sebagai pilihan sarapan sehat, hal ini dikarenakan granola mengandung serat dari oat dan kacang. Namun, granola kemasan di pasaran biasanya sudah dilapisi madu, sirup jagung, atau bahkan minyak kelapa sawit agar terasa lebih renyah. Kombinasi bahan tersebut membuat kadar gula bisa mencapai lebih dari 20 gram per sajian kecil. Konsumsi berlebihan bisa menyebabkan inflamasi dalam tubuh dan mempercepat proses oksidasi sel.
Sebagai contoh, satu porsi granola dengan tambahan choco chips dan kismis yang tampak sehat sebenarnya mengandung lemak jenuh setara dengan dua sendok makan minyak goreng. Jika dikonsumsi setiap hari, kadar gula darah meningkat dan sistem imun tubuh bekerja lebih keras. Kondisi ini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan sel kanker. Lebih baik, buat granola sendiri dengan bahan sederhana seperti oat panggang, kacang almond, dan madu secukupnya.
3. Daging putih olahan tetap mengandung zat pengawet berisiko karsinogenik

Banyak orang mengganti daging merah dengan ayam atau kalkun karena dianggap lebih sehat, tapi produk olahan seperti sosis ayam, nugget, atau smoked chicken tetap berisiko tinggi. Proses pengawetan menggunakan nitrit dan pengasapan menghasilkan senyawa nitrosamin, zat yang dapat merusak DNA dan meningkatkan risiko kanker. Meskipun dagingnya putih, proses pengolahan inilah yang mengubah karakter nutrisinya.
Misalnya, sosis ayam siap saji yang dijual beku di supermarket biasanya mengandung penguat rasa dan bahan pengikat lemak. Ketika dipanggang pada suhu tinggi, zat ini berubah menjadi senyawa heterosiklik amina (HCA) yang berpotensi karsinogenik. Pilihan lebih aman adalah mengonsumsi ayam segar tanpa kulit dan dimasak dengan cara direbus atau dikukus. Selain rendah lemak, cara ini juga tidak menghasilkan senyawa berbahaya bagi jaringan tubuh.
4. Produk low fat menurunkan asupan lemak baik yang dibutuhkan tubuh

Label low fat sering dianggap jaminan sehat, padahal banyak produk seperti yoghurt, susu cair, atau dressing salad low fat justru ditambah gula dan pengental buatan agar rasanya tetap menarik. Lemak sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan hormon, terutama hormon estrogen pada perempuan. Saat lemak sehat dihilangkan, tubuh justru memproduksi lebih banyak hormon secara tidak stabil.
Sebagai contoh, low fat yogurt rasa stroberi mengandung hingga tiga kali lebih banyak gula dibanding plain yogurt. Gula berlebih ini mempercepat peningkatan kadar insulin dan mendorong ketidakseimbangan metabolik. Lemak sehat seperti dari ikan salmon, kacang kenari, atau minyak zaitun justru membantu menekan peradangan dan menjaga jaringan payudara tetap sehat. Jadi, tidak semua yang bebas lemak benar-benar lebih baik.
5. Cold pressed juice tinggi fruktosa mengganggu fungsi hati dan hormon

Cold pressed juice sering dianggap cara cepat untuk memenuhi kebutuhan vitamin harian. Namun, banyak jus yang dijual mengandung fruktosa alami dari buah dalam kadar tinggi tanpa serat yang cukup untuk menahannya. Misalnya, satu botol jus apel dan nanas ukuran 300 ml bisa mengandung lebih dari 30 gram fruktosa murni. Ketika dikonsumsi berlebihan, hati bekerja ekstra untuk memetabolisme gula tersebut, yang akhirnya mengganggu keseimbangan hormon.
Selain itu, kebiasaan detoks harian menggunakan jus sayur dan buah yang sama juga bisa membuat tubuh kehilangan elektrolit penting. Beberapa produk menambahkan bahan herbal seperti jahe atau spirulina tanpa memperhatikan interaksinya dengan sistem endokrin. Tubuh memang memiliki kemampuan detoks alami lewat hati dan ginjal, jadi terlalu sering melakukan detoks dengan jus justru bisa membuat sistem alami tubuh tidak optimal. Pilih jus dengan porsi kecil dan imbangi dengan buah utuh agar serat tetap terpenuhi.
Menjalani hidup sehat bukan hanya soal menghindari junk food semata, melainkan juga cermat dalam memilih makanan yang kita konsumsi. Risiko kanker payudara bisa meningkat bukan karena satu jenis makanan, tapi karena kebiasaan kecil yang tidak disadari setiap hari. Jadi, sudahkah kamu lebih kritis dalam memilih makanan dan membaca tulisan pada kemasan makanan yang akan kamu konsumsi?
Referensi


















